Ekawati Wasis Wijayati
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EMPOWERMENT OF KARANG TARUNA SARDULO SETO IN THE PRODUCTION OF ORGANIC LIQUID FERTILIZER FROM FOOD WASTE AND TOFU LIQUID WASTE AND ITS EFFECT ON THE GROWTH OF CHILI PLANTS Fery Eko Pujiono; Tri Ana Mulyati; Deny Luvi Jayanto; Ekawati Wasis Wijayati
International Journal of Engagement and Empowerment Vol. 3 No. 2 (2023): International Journal of Engagement and Empowerment
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/ije2.v3i2.107

Abstract

Food waste and tofu liquid waste have great potential to be used as raw materials for organic liquid fertilizer. Food waste contains essential nutrients, such as nitrogen, phosphorus, and potassium, which plants need for optimal growth. Besides that, tofu liquid waste contains nutrients 1.24% N, 5.54% P2O5, 1.34% K2O, and 5.803% C-Organic which plants need so that tofu production wastewater potential to make organic fertilizer. The potential for tofu liquid waste and food waste around the Sardulo Seto youth group interested the PkM team in training on making organic liquid waste from food waste and tofu liquid waste. In this activity, several stages were carried out, namely (1) Training on Making Organic Liquid Fertilizer, (2) Assistance in the production of Liquid Organic Fertilizer, (3) Testing the Quality of Liquid Organic Fertilizer, and Testing the Growth of Chili Plants. The results show partners can improve partner understanding of utilizing waste and producing organic liquid fertilizer for food waste and tofu liquid waste very well. In addition, the results of the quality test of liquid fertilizer (PCT-14) showed pH 5, C-Organic contain 8.46%, N 4.71%, P2O5 5.78%, and K2O 2.13%. The results showed that chilies that had been treated with PCT-14 were taller than untreatted
Tinjauan Pengetahuan Dokter Dalam Pengelolaan Penyakit Degeneratif Nita Damayanti; Ekawati Wasis Wijayati
Jenggala : Jurnal Riset Pengembangan dan Pelayanan Kesehatan Vol 2 No 01 (2023): JUNI 2023
Publisher : Fakultas Teknologi dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit degeneratif merupakan penyakit tidak menular (PTM) yang berkaitan dengan lansia. Prevalensi PTM di Indonesia selalu mengalami peningkatan prevalensi PTM. Dalam menjalankan tugasnya, dokter perlu memiliki pengetahuan dan kompetensi sesuai standar terhadap berbagai jenis penyakit dan permasalahan kesehatan yang berkembang di masyarakat. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran terkait kemampuan dan pengetahuan dokter dalam pengelolaan penyakit degeneratif dengan desain penelitian survei deskripsi dan sampel dokter di wilayah kota dan kabupaten Kediri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kasus penyakit degeneratif sering menemukan pasien dengan penyakit degeneratif pada praktek sehari-hari. Sebanyak 52,2% memiliki pengetahuan yang baik terhadap penegakan diagnosis penyakit degeneratif, sebanyak 45,6% memiliki pengetahun cukup terhadap upaya kuratif (penatalaksanaan) penyakit degeneratif, sebanyak 54,3% memiliki pengetahuan baik terhadap upaya preventif (pencegahan) penyakit degeneratif, sebanyak 50% memiliki pengetahuan baik terhadap upaya promotif (promosi dan edukasi) penyakit degeneratif dan sebanyak 41,3% memiliki pengetahuan baik terhadap upaya rehabilitatif (meningkatkan kualitas hidup) penyakit degeneratif. Sedangkan sebanyak 76,1% berpendapat sangat penting bagi dokter memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pengelolaan penyakit degeneratif dan sebanyak 73,9% berpendapat bahwa sangat penting bagi seorang dokter memiliki kemampuan bidang preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (promosi dan edukasi) dalam pengelolaan penyakit degeneratif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah responden memiliki pengetahuan yang baik dalam pengelolaan penyakit degeneratif, namun memiliki kemampuan yang cukup dalam pengelolaan penyakit degeneratif serta berpendapat bahwa sangat penting bagi dokter memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pengelolaan penyakit degeneratif.