Aria Pranatha
Sekolah Tinggi ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2019 Lita Carvilanov; Aria Pranatha; Aditiya Puspanegara
National Nursing Conference Vol. 1 No. 1 (2020): National Nursing Conference
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/nnc.v1i1.108

Abstract

Perilaku pemimpin akan tercermin dari gaya kepemimpinannya yang muncul pada saat memimpin bawahannya. Kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif demi tercapainya tujuan dari organisasi. Rendahnya manajemen mutu pelayanan menjadi permasalahan terhadap mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap di RSUD 45 Kuningan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap di RSUD 45 Kuningan. Jenis penelitian ini adalah dengan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat instalasi rawat inap di RSUD 45 Kuningan yang berjumlah 113 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling sehingga diperoleh 88 perawat. Pengambilan data ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis secara univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat dengan menggunakan chi square dengan standar penelitian (0,05). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa gambaran gaya kepemimpinan Kepala Ruang di ruang rawat inap yaitu sebanyak 79 responden (89,8%), dan memiliki mutu pelayanan keperawatan tinggi yaitu sebanyak 47 responden (53,4%). Hasil analisis Chi Square menunjukkan Tidak ada Hubungan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kuningan (p value = 0,385). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan gaya kepemimpinan kepala ruang di Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kuningan. Tahun 2019. Dengan penelitian ini disarankan kepala ruangan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang otoriter, agar dapat terus meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT DALAM MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON Idah Faridah; Aria Pranatha; Aditiya Puspanegara
National Nursing Conference Vol. 1 No. 1 (2020): National Nursing Conference
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/nnc.v1i1.110

Abstract

Profesi kesehatan pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit yang paling rentan mengalami burnout adalah perawat. Faktor individu dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya Burnout. Faktor individu salah satunya adalah self efficacy sedang faktor lingkungan disebabkan stres kerja Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Self Efficacy dan stress kerja dengan Burnout pada perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik korelasional dan rancangan cross sectional yang menggunakan 70 orang sampel perawat dan yang termasuk ke kriteria inklusi sebanyak 58 orang sampel dengan teknik Total Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory, Self Efficacy dan stres kerja. Hasil penelitian menunjukkan 55,2% responden memiliki self efficacy sedang, 70,7% responden mengalami stres kerja ringan, 81% responden mengalami burnout sedang. Berdasarkan hasil uji statistik dengan Spearman Rank diperoleh dengan p = 0,278 dan p=0,120 (p > 0,05), hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang kuat antara self-efficacy dan stres kerja dengan burnout. Dari hasil penelitian ini diharapkan para perawat mampu menghindari dan memanajemen stress agar tidak terjadi Burnout serta tetap menunjukkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas. Implikasi utuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan mempertimbangkan faktor individu, faktor lingkungan, faktor organisasi yang dapat mempengaruhi burnout. Rumah sakit dapat melakukan kegiatan untuk meningkatkan self efficacy perawat melalui pelatihan kompetensi, menurunkan stres kerja dan burnout melalui kegiatan refreshing, dan rotasi kerja.
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA PUSKESMAS DENGAN KINERJA PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2018 Raynal Aldy Gunawan; Aria Pranatha; Asep Supyan Ramadhy
National Nursing Conference Vol. 1 No. 1 (2020): National Nursing Conference
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/nnc.v1i1.126

Abstract

Kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif demi tercapainya tujuan dari organisasi. Ketersediaan sumber daya manusia menjadi permasalahan terhadap kinerja Puskesmas rawat inap yang ada di Kabupaten Kuningan. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan kepala Puskesmas dengan kinerja Puskesmas rawat inap di Kabupaten Kuningan. Rancangan penelitian ini adalah Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 130 orang dengan teknik pengambilan sampel secara Proportionate Stratified Random Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi kemudian dianalisis secara univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat dengan menggunakan chi square dengan standar signifikan (0,05). Hasil analisis univariat menunjukan bahwa gambaran gaya kepemimpinan Kepala Puskesmas rawat inap yaitu gaya kepemimpinan demokratis sebanyak 105 responden (80,8%), kemudian kinerja Puskesmas yaitu kategori sedang sebanyak 66 responden (50,8%), sedangkan cakupan pelayanan yaitu kategori kurang sebanyak 80 responden (61,5%), dan manajemen pelayanan yaitu kategori baik sebanyak 117 responden (90,0%) serta mutu pelayanan yaitu kategori baik sebanyak 60 responden (46,2%). Hasil analisis Chi Square menunjukkan terdapat Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala Puskesmas dengan Kinerja Puskesmas dengan (p value = 0,000), kemudian cakupan pelayanan dengan (p value = 0,000), sedangkan mutu pelayanan dengan (p value = 0,000) dan tidak terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan manajemen pelayanan Puskesmas dengan (p value = 0,179). Hasil penelitian disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan kepala puskesmas rawat inap di kabupaten Kuningan adalah gaya kepemimpinan demokratis. Sedangkan untuk kinerja Puskesmas kategori sedang, kemudian cakupan pelayanan kategori kurang, serta manajemen pelayanan dan mutu pelayanan Puskesmas dalam kategori baik. Dengan hasil penelitian ini disarankan untuk kepala Puskesmas menerapkan gaya kepemimpinan yang otoriter, karena dalam melakukan pelayanan kesehatan pegawai/karyawan dituntut untuk lebih optimal dalam memberikan pelayanan. Karena sangatlah berpengaruh terhadap kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Sehingga para pemimpin mendesak para bawahannya agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.