Aditiya Puspanegara
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pengaruh Tingkat Ketergantungan Pasien Terhadap Beban Kerja Perawat RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Puspanegara, Aditiya
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol 9 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.109 KB) | DOI: 10.34305/jikbh.v9i1.72

Abstract

Latar belakang: Fenomena yang terjadi di Indonesia setelah ada kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jumlah kunjungan pasien di rumah sakit melonjak 70% sehingga dapat mempengaruhi beban kerja perawat dan berakibat langsung terhadap stress perawat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengabalisis pengaruh tingkat ketergantungan pasien, terhadap beban kerja perawat. Jenis penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan crossectional. Analisis: Sampel penelitian ini adalah perawat yang berdinas di ruang rawat inap dengan jenis ruangan yang berkarakteristik sama jengan jumlah sampel 36 perawat. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh tingkat ketergantungan pasien dengan beban kerja perawat (P = 0,000) dan perawat yang mendapatkan pasien yang memiliki ketergantungan parsial 0,3 kali berpeluang membuat beban kerja perawat menjadi produktif (OR=0,300). Kesimpulan dan saran: Diharapkan pihak rumah sakit membuat supervisi khusus untuk perawat agar dapat lebih meningkatkan produktifitas kerja, dengan supervisi keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta makin terbinanya hubungan antar perawat. Setiap ruang rawat melakukan pengukuran beban kerja perawat secara berkala minimal sekali dalam setahun agar terevaluasinya beban kerja perawat dan tercukupinya jumlah tenaga perawat di ruangan sehingga meminimalisir beban perawat.
PENGARUH USIA TERHADAP HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KECEMASAN KETIKA MENJALANI TERAPI HEMODIALISA BAGI PARA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI KABUPATEN KUNINGAN JAWABARAT Puspanegara, Aditiya
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol 10 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.7 KB) | DOI: 10.34305/jikbh.v10i2.102

Abstract

Para penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang menjalani terapi hemodialisa secara rutin, rata-rata sudah memahahami bahwa penyakit yang dideritanya bersifat ireversibel (ginjalnya tidak akan berfungsi seperti seperti dulu lagi), dan hal tersebut akan menimbulkan kecemasan pada pasien. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan analisis untuk mengetahu faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kecemasan pasien penderika GGK yang menjalani terapi hemodialisa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional, alat statistic yang digunakan dalam penelitan ini adalah Chi-Square Complex. Sampel didalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di rumah sakit yang berada di Kabupaten Kuningan Jawabarat yang berjumlah 89 pasien. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mekanisme koping, dan usia sebagai variabel  confounding. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pasien penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang menjalani terapi hemodialisa (0,000). Ada hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pasien pada usia kategori dewasa akhir (0,005), dan juga ada hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pasien pada usia kategori dewasa akhir (0,002). Menurut pendapat peneliti variabel  usia berhubungan dengan lamanya pasien berobat (menjalani terapi), pasien yang sudah berobat dalam jangka waktu lama, lebih bisa mengatasi kecemasanya dibandingkan pasien yang baru menjalani pengobatan. Perawat perlu memperhatikan (menganalisis) dampak fisiologis akibat terapi hemodialisa, edukasi berkesinambungan terhadap pasien dan keluarga pasien dengan mengunakan berbagai media, perlunya penerapan berbagai macam tehnik relaksasi terutama dengan menggunakan pendekatan spiritual agar kecemasan pasien dapat berkurang.
Pengaruh Tingkat Ketergantungan Pasien Terhadap Beban Kerja Perawat RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Aditiya Puspanegara
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v9i1.72

Abstract

Latar belakang: Fenomena yang terjadi di Indonesia setelah ada kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jumlah kunjungan pasien di rumah sakit melonjak 70% sehingga dapat mempengaruhi beban kerja perawat dan berakibat langsung terhadap stress perawat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengabalisis pengaruh tingkat ketergantungan pasien, terhadap beban kerja perawat. Jenis penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan crossectional. Analisis: Sampel penelitian ini adalah perawat yang berdinas di ruang rawat inap dengan jenis ruangan yang berkarakteristik sama jengan jumlah sampel 36 perawat. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh tingkat ketergantungan pasien dengan beban kerja perawat (P = 0,000) dan perawat yang mendapatkan pasien yang memiliki ketergantungan parsial 0,3 kali berpeluang membuat beban kerja perawat menjadi produktif (OR=0,300). Kesimpulan dan saran: Diharapkan pihak rumah sakit membuat supervisi khusus untuk perawat agar dapat lebih meningkatkan produktifitas kerja, dengan supervisi keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta makin terbinanya hubungan antar perawat. Setiap ruang rawat melakukan pengukuran beban kerja perawat secara berkala minimal sekali dalam setahun agar terevaluasinya beban kerja perawat dan tercukupinya jumlah tenaga perawat di ruangan sehingga meminimalisir beban perawat.
PENGARUH USIA TERHADAP HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KECEMASAN KETIKA MENJALANI TERAPI HEMODIALISA BAGI PARA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI KABUPATEN KUNINGAN JAWABARAT Aditiya Puspanegara
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v10i2.102

Abstract

Para penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang menjalani terapi hemodialisa secara rutin, rata-rata sudah memahahami bahwa penyakit yang dideritanya bersifat ireversibel (ginjalnya tidak akan berfungsi seperti seperti dulu lagi), dan hal tersebut akan menimbulkan kecemasan pada pasien. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan analisis untuk mengetahu faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kecemasan pasien penderika GGK yang menjalani terapi hemodialisa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional, alat statistic yang digunakan dalam penelitan ini adalah Chi-Square Complex. Sampel didalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di rumah sakit yang berada di Kabupaten Kuningan Jawabarat yang berjumlah 89 pasien. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mekanisme koping, dan usia sebagai variabel confounding. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pasien penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang menjalani terapi hemodialisa (0,000). Ada hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pasien pada usia kategori dewasa akhir (0,005), dan juga ada hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pasien pada usia kategori dewasa akhir (0,002). Menurut pendapat peneliti variabel usia berhubungan dengan lamanya pasien berobat (menjalani terapi), pasien yang sudah berobat dalam jangka waktu lama, lebih bisa mengatasi kecemasanya dibandingkan pasien yang baru menjalani pengobatan. Perawat perlu memperhatikan (menganalisis) dampak fisiologis akibat terapi hemodialisa, edukasi berkesinambungan terhadap pasien dan keluarga pasien dengan mengunakan berbagai media, perlunya penerapan berbagai macam tehnik relaksasi terutama dengan menggunakan pendekatan spiritual agar kecemasan pasien dapat berkurang.
KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN KESEHATAN TERDUGA TBC KE FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI JAWA BARAT Fitri Kurnia Rahim; Bibit Nasrokhatun Diniah; Lely Wahyuniar; Susianto Susianto; Aditiya Puspanegara; Hamdan Hamdan; Cecep Heriana
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v11i2.204

Abstract

Indonesia memiliki kasus terbanyak ke-2 didunia. Sebanyak 32% kasus TBC tercatat sebagai un-reach atau detected but un-notified. Berdasarkan kegiatan pemberdayaan investigasi kontak masih ada sekitar 54% terduga TBC yang tidak melakukan pemeriksaan TBC di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) setelah dirujuk. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pemeriksaan ke fasyankes adalah karakteristik individu terduga TBC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan karakteristik individu yang mempengaruhi perilaku pemeriksaan ke fasyankes pada terduga TBC. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 426 responden. Sampel dalam penelitian ini bersifat probability sampling. Dengan teknik pengambilan sampel proportional random sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner online dengan google form Analisis yang digunakan adalah analisis chi-square dan multiple logistik berganda dengan nilai siginifikansi 95 %. Hasil penelitian menunjukan terdapat 56,6 % terduga TBC yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan (fasyankes). Sebagian besar terduga yang tidak melakukan pemeriksaan yaitu memiliki latar belakang pendidikan SMP (30,3 %) dan tidak bekerja (47,7%). Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku pemeriksaan TBC ke fasyankes adalah pendidikan (OR: 1,981; 95 % CI: 1,181-3,325; p 0,010), pekerjaan (OR: 1,738; 95 % CI: 1,1140-2,681; p 0,010), dan suku (OR: 0,382; 95 % CI: 0,159-0,916; p 0,031). Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku pemeriksaan pada terduga TBC adalah pendidikan, pekerjaan dan suku. Oleh karena itu, dalam program penemuan kasus perlu difokuskan pada masyarakat yang berlatar belakang pendidikan rendah, masyarakat yang tidak bekerja dan masyarakat yang berasal dari suku jawa.
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS SDKI, SLKI DAN SIKI DI RUMAH SAKIT KUNINGAN MEDICAL CENTER KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2021 Anggita Maharani Agustina; Aria Pranatha; Aditiya Puspanegara
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v12i2.325

Abstract

Pelayanan keperawatan yang diberikan masih menjadi permasalahan, karena masyarakat merasakan ketidakpuasan dan beranggapan pelayanan yang diberikan belum optimal. Rumah Sakit di Kuningan khususnya Rumah Sakit KMC masih menggunakan Nanda Nic Noc. Pelaksanaan askep berbasis SDKI, SLKI dan SIKI berhubungan dengan pengetahuan, pendidikan, motivasi dan sikap perawat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan Pelaksanaan Askep Berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI di Rumah Sakit KMC Kabupaten Kuningan Tahun 2021.Jenis Penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap sebanyak 58 orang didapat menggunakan teknik total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Uji statistik menggunakan uji Chi-Square.Analisis univariat diperoleh faktor pengetahuan sebagian besar kurang (84,5%), pendidikan sebagian besar D3 (65,5%), sikap sebagian besar mendukung (53,4%), motivasi sebagian besar tinggi (39,7%) dan pelaksanaan askep berbasis SDKI, SLKI dan SIKI sebagian besar cukup (67,2%). Hasil uji Fisher’s Exact Test faktor pengetahuan diperoleh p = 0,000>0,05, hasil uji Chi-Square untuk faktor pendidikan diperoleh p = 0,000>0,05, faktor sikap diperoleh p = 0,001>0,05, faktor motivasi diperoleh p = 0,002>0,05.Terdapat hubungan antara faktor pengetahuan, pendidikan, sikap dan motivasi dengan pelaksanaan askep berbasis SDKI, SLKI dan SIKI di Rumah Sakit KMC Kabupaten Kuningan. Disarankan agar dapat memberikan pelatihan kepada para perawat khususnya di ruang rawat inap mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan berbasis SDKI, SLKI dan SIKI untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman perawat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN KERJA (BURNOUT) PERAWAT DI RSUD 45 KUNINGAN JAWA BARAT Muhammad Lutfi; Aditiya Puspanegara; Anggi Ulfah Mawaddah
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v12i2.332

Abstract

Pada saat ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan bagi semua golongan masyarakat, karena semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat sekarang, maka semakin meningkat pula tuntutan akan kualitas pelayanan kesehatan. Pekerjaan seorang perawat yang memiliki intensitas tinggi dan begitu kompleksnya tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab seorang perawat menyebabkan profesi keperawatan rentan mengalami kelelahan kerja (Burnout). maka dari itu peneliti bermaksud untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja (Burnout) perawat di RSUD 45 Kuningan. Jenis Penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan metode Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 83 orang. Pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan teknik Purposive Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan uji Rank-Spearman. Berdasarkan hasil analisis uji bivariat, diketahui bahwa terdapat 3 variabel independen yang berpengaruh dengan kelelahan kerja (Burnout) Pada perawat di RSUD 45 Kuningan yaitu masa kerja (p= 0,002 r = -0,339), Sikap Kerja (p= 0,000 r = 0,635) dan kesejahteraan psikologis (p= 0,000 r = 0,881), serta tidak ada pengaruh antara pendidikan dengan kelelahan kerja (Burnout) perawat (p= 0,835 r = -0,023). Perawat di RSUD 45 Kuningan yang tidak merasakan kelelahan sebanyak 36 orang (43,4%), sedangkan sebanyak 27 orang (32%) merasakan cukup lelah, yang merasa lelah sebanyak 17 orang (20,5%) dan yang merasa sangat lelah sebanyak 3 orang (3,6%). Bagi pihak RSUD 45 Kuningan diharapkan dapat memfasilitasi perawat dalam melaksanakan pelatihan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan kerja (Burnout), sehingga diharapkan perawat mampu mencegah dan mengendalikan kejadian kelelahan kerja (Burnout) yang dialaminya.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PENTAVALEN DI DESA WANGKELANG Nanang Saprudin; Aditia Puspa Negara; Buggy Guntara
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 4 No 2 (2016): Juli-Desember
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1420.299 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v4i2.11

Abstract

Pengantar : Imunisasi pentavalen bertujuan mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus dan hepatitis B. Capaian imunisasi pentavalen terendah terdapat di Desa Wangkelang sekitar 6,8 % pada tahun 2014. Kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi pentavalen dapat ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan berbasis health belief model. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan health belief model terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan imunisasi pentavalen di Desa Wangkelang Wilayah Kerja Puskesmas Cingambul tahun 2015. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-experimental design with one group pre-test post-test. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 18 bulan sebanyak 41 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Uji statistik menggunakan uji paired test. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan sikap ibu adalah quisioner. Hasil : Hasil penelitian menunjukan semua responden meningkat pengetahuannya serta hampir seluruhnya responden (95,1 %) meningkat pula sikapnya setelah diberikan pendidikan kesehatan. Hasil uji statistik menunjukan nilai p value tingkat pengetahuan = 0,0001 < α (0.05) serta nilai p value sikap = 0,0001 < α (0.05). Simpulan & Saran : Terdapat pengaruh antara pendidikan kesehatan health belief model dengan pengetahuan maupun dengan sikap ibu dalam pemberian imunisasi pentavalen pada anak di Desa Wangkelang Wilayah Kerja Puskesmas Cingambul tahun 2015. Saran bagi ibu untuk lebih aktif mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan dan tidak ragu untuk memberikan imunisasi pentavalen pada anak.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA KLIEN POST OPERASI BEDAH MAYOR DI RUANG BEDAH KELAS III RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2014 Dewi Laelatul Badriah; Aditiya Puspa Negara; Ayip Syarifudin Nur
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 5 No 1 (2017): Januari-Juni
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.04 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v5i1.24

Abstract

Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009, tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pertama pola penyakit di rumah sakit se-Indonesia dengan persentase 12,8%. Berdasarkan data rekam medik RSUD 45 Kuningan bulan Januari dan Februari 2014 jumlah klien tindakan bedah mayor di Ruang Bedah Kelas III sebanyak 164 klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur pada klien post operasi bedah mayor di Ruang Bedah Kelas III RSUD 45 Kuningan Tahun 2014. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Jumlah populasi sekitar 164 klien. Berdasarkan teknik purpossive sampling didapatkan jumlah responden 40 orang. Data primer melalui pengisian kuesioner oleh responden. Analisis statistik dilakukan secara univariat dan bivariat dengan metode Rank Spearman. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan 34 responden (85%) mengalami intensitas nyeri sedang, 35 responden (87,5%) mengalami tingkat kecemasan sedang, dan 30 responden (80%) mengalami kondisi lingkungan yang nyaman, serta 38 responden (95%) mengalami kualitas tidur buruk. Hasil analisis korelasi Rank Spearman didapatkan hubungan yang bermakna antara intensitas nyeri (p value = 0,000), tingkat kecemasan (p value = 0,000) dan faktor lingkungan (p value = 0,002) dengan kualitas tidur Simpulan: Disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas nyeri, tingkat kecemasan dan faktor lingkungan dengan kualitas tidur. Diharapkan perawat dapat memodifikasi asuhan keperawatan dan mengajarkan teknik untuk meningkatkan kualitas tidur klien post operasi mayor sehingga klien post operasi mayor dapat melakukan tindakan secara mandiri seperti teknik relaksasi dan murottal Al-Qur’an untuk dapat meningkatkan kualitas tidur. Introduction: Sleep is an essential requirement necessity for each person. Client post major surgical often experience pain, anxiety, and the treatment room conditions affecting sleep quality fulfillment. Based on data from medical records of RSUD 45 Kuningan in January and February of 2014 the number of clients mayor surgery in the Surgical Class III many as 164 clients. This research is aims to know the factors related to sleep quality on the client major post surgical in the surgical class III RSUD 45 Kuningan 2014. Method: The kind of the research is analytic with a design cross sectional. Number of client population approximately 80 client/month. Based on purposive sampling technique found the number of respondents were 40 people. Primary data through questionnaires by patients. Statistical analysis using univariat and bivariat spearman rank. Result : Results of univariate analysis showed 34 respondents (85%) had moderate pain intensity, 35 respondents (87,5%) had levels of anxiety being, and 30 respondents (80%) experienced a comfortable environment conditions, and 38 respondents (95%) experienced a bad quality of sleep. Results of Spearman Rank correlation analysis a significant association between pain intensity (p value = 0,000), the level of anxiety (p value = 0,000), and enviromental factors (p value = 0,002) with the qualities of sleep. Discusion: Concluded there is a meaningful relationship between pain intensity, anxiety levels, and environmental factors with sleep quality. It is expected that nurses can modify nursing care and teach techniques to improve sleep quality to clients post major surgery so expect major postoperative client can indepedently perform actions such as relaxation techniques and murottal Al-Qur’an to be able to improve the quality of sleep. Keywords : Sleep, quality, post surgery, major
PENGARUH WORKING PERIOD TERHADAP HUBUNGAN SELF CARE DEFICIT DENGAN ROLE STRESS PERAWAT RSPI PROF. DR SULIANTI SAROSO Aditiya Puspanegara
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 13 No. 01 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v13i1.412

Abstract

Banyaknya kunjungan pasien di rumah sakit membuat beban kerja perawat meningkat, tidak hanya itu saja tetapi hal tersebut dipengaruhi juga oleh tingkat ketergantungan pasien dan pengalaman kerja perawat sehingga mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan pengaruh Working Period terhadap hubungan Self Care Deficit dengan Role Stress Perawat RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah Self Care Deficit. Variabel terikat adalah Role Stress, dan Working Period sebagai variabel confounding. Jumlah populasi perawat adalah 196, data sampel yang berhasil dikumpulkan pada saat penelitian adalah 36 sampel. Penentuan sampel minimum dengan rumus slovin, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan pengambilan sub populasi menggunakan proportionate stratified random sampling. Hasil analisis Chi-square untuk variabel Self Care Deficit dengan Role Stress, dengan Working Period sebagai variabel kontrol, tidak ada pengaruh antara Self Care Deficit dengan Role Stress pada Working Period pada kategori perawat yang baru bekerja (0,386). Tetapi sebaliknya ada pengaruh antara Self Care Deficit dengan Role Stress pada Working Period pada kategori perawat yang sudah lama bekerja kurang lebih 3 tahun bekerja di bangsal (0,005). Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Self Care Deficit dengan Role Stress Perawat, hubungan ini juga dipengaruhi juga oleh lama kerja perawat. Tingkat ketergantungan mempengaruhi tingkat stres kerja perawat terutama pada perawat yang sudah bekerja lebih dari 3 tahun bekerja di Rumah Sakit. Diharapkan agar pihak manajemen RS membuat supervisi berjenjang khusus untuk perawat agar dapat lebih memahami kelebihan dan kekurangan secara periodik. Selain itu aspek kepuasan kerja, prestasi, penghargaan, dan tanggung jawab pekerjaan harus diperhatikan dan diukur berkala sehingga perawat bekerja dengan perasaan senang, tenang, nyaman sehingga stressnya menurun dan berimplikasi terhadap perbaikan layanan kepada pasien.