Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Fishing Job Sumur “RM” Pada Lapangan Panas Bumi M.Raja Maulana; Fidya Varayesi; Dahrul Effendi; Rian Cahya Rohmana
English Vol 1 No 2 (2023): Volume 1 - Nomor 2 - Oktober 2023
Publisher : Fakultas Teknik dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/jttt.v1i2.486

Abstract

Fishing Job merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil kembali alat-alat yang terjatuh kedalam sumur. Alat yang terjatuh ini harus secepatnya diangkat kepermukaan karena semakin lama akan sulit untuk diangkat kepermukaan dan juga akan menghambat proses pemboran maupun produksi. Suatu sumur akan segera dilakukan Well Completion dan akan segera diproduksikan. Namun, dikarenakan didalam sumur tersebut masih ada peralatan yang tertinggal pada kedalaman 1852,51 mMD maka akan dilakukan pekerjaan Fishing Job terlebih dahulu. Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan Fishing ini yaitu Cable Spear 4-7/8” Peralatan yang tertinggal didalam sumur tersebut diantaranya Slickline sepanjang -/+ 780 M dan Pressure Temperature Spinner Tools (PTS Tools) sepanjang 280 Cm dan berat 35,4 Kg. Pekerjaan Fishing Job ini dilakukan sebanyak tiga kali pekerjaan yang diantaranya mampu mengangkan Fish (Slickline) sepanjang ± 64,7 M dan berat 2.2 Kg. Sehingga fish yang masih tertinggal didalam sumur yaitu Slickline sepanjang 503,3 M dan PTS Tools. Peralatan tersebut tentunya tidak akan dibiarkan begitu saja berada didalam sumur, maka dilakukan pekerjaan pendorongan Fish kebawah Feed Zone (dibawah zona perforasi). Pada pekerjaan fishing ini dilakukan juga perhitungan keekonomisan untuk mendapatkan perhitungan yang efektif pada pekerjaan fishing job 1, 2 dan 3. Hasil yang didapatkan dari perhitungan program fishing time yaitu sebanyak 11.3 hari dan perhitungan real time fishing job mendapatkan hasil 6.9 hari. Sehingga pekerjaan fishing job pada sumur RM menghemat waktu selama 4.4 hari. Maka pekerjaan fishing job pada sumur RM tidak mengalami kerugian waktu dan biaya.
Pengukuran pH dan Pengaruh Gas Terlarut di Dalam Air terhadap Laju Korosi pada Air Injeksi untuk Keperluan Water Flooding Dahrul Effendi; Adeguna Ridlo Pramurti
Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi Vol. 1 No. 1 (2019): Prosiding TAU SNAR-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi 2019
Publisher : Fakultas Teknik dan Teknologi - TANRI ABENG UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water flooding adalah upaya menginjeksikan air melalui sumur injeksi untuk meningkatkan produktivitas dan faktor perolehan minyak pada suatu sumur. Salah satu faktor yang mempengaruhi water flooding adalah kualitas dari air injeksi. Air injeksi harus diuji secara kualitas. Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas air injeksi adalah faktor laju korosi. Pada penelitian ini, faktor laju korosi diuji terhadap pengukuran pH dan kandungan gas terlarut (DO, H2S, CO2) di dalam air. Hasil penelitian melalui pengukuran pH telah menunjukkan bahwa tiga sampel air (air injeksi Iw-1 dan Iw-2 serta air formasi Fw) mempunyai nilai pH > 7 dan bersifat basa. Selanjutnya, penentuan nilai laju korosi menggunakan metode elektrokimia alat Potentiostat telah menunjukkan bahwa ketiga sampel memperlihatkan nilai laju korosi yang mengandung gas oxygen terlarut (DO) lebih tinggi dari nilai laju korosi yang mengandung gas H2S dan gas CO2 di dalam air. Jadi, sampel air injeksi Iw-1, air injeksi Iw-2, dan air formasi masih bersifat korosif. Water flooding is an effort to increase productivity and factors that support oil wells by injecting air through injection wells. One of the factors that influence flooding is the quality of air injection. Therefore, air injection must be approved by a quality. One important factor that determines injection water quality is the corrosion rate factor. In this research, the corrosion rate factor to the measurement of pH and dissolved gas (DO, H2S, CO2) in the air. The results of pH measurements have shown that three water samples (Iw-1 injection water, Iw-2 injection water, and formation water) have a pH value>7 and are alkaline. Furthermore, determining the corrosion rate using the electrochemical method of the Potentiostat device has shown that the three samples show that the corrosion rate containing dissolved oxygen gas (DO) is higher than the corrosion rate containing H2S gas and CO2 gas in water. Thus, samples of Iw-1 injection water, Iw-2 injection water, and formation water are still corrosive.
EFEKTFITAS PENAMBAHAN DISPERSANT, RETARDER DAN FLUID LOSS PADA UJI PROPERTIES SEMENT KELAS G DENGAN DENSITAS 13.5 DAN 15.80 Dahrul Effendi; Rafly Ramadhan
Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi 2023
Publisher : Fakultas Teknik dan Teknologi - TANRI ABENG UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/snarstek.v2i1.502

Abstract

Penyemenan atau cementing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rangkaian industri hulu migas. Salah satu faktor yang terpenting dalam penyelesaian sumur adalah bagaimana mendapatkan hasil penyemenan yang memuaskan. Metode ini diawali dengan melakukan tahap uji properti terhadap bubur semen pada skala laboratorium sebelum di aplikasikan di lapangan. Hasil dari uji properti yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa metode yang sesuai untuk proses primary cementing adalah hasil slurry yang nilai viskositasnya bagus dan thickening time yang tepat. Kegiatan uji properties dilakukan terhadap 2 sampel densitas yang berbeda yaitu densitas 13,50 ppg dan 15,80 ppg. Dari hasil uji viskositas, fluid loss dan thickening time pada bubur semen (slurry), maka dipilih sampel densitas 15,80 ppg dengan hasil viskositas, fluid loss dan thickening time yang sesuai untuk proses primary cementing. Pada uji properties, penelitian ini menggunakan bahan additif dispersant, retarder, fluid loss control agent, gas block, antifoam, fresh water dan semen portland. Uji properti dilakukan secara 4 tahap dengan berurutan pada setiap sampel, yaitu tahap pertama timbang semen,air dan additif lalu di mixing, uji viskositas dengan kecepatan 300 rpm pada suhu ruangan dan suhu atmosfer, dilanjutkan dengan uji fluid loss pada tekanan 1000 psi pada skala laboratorium dan yang terakhir uji thickening time untuk mendapatkan waktu pengerasan pada suspensi semen dengan temperature 130° F. Dari hasil kegiatan uji properti pada sampel densitas 15,80 ppg didapat viskositas 57 cp di 300 rpm pada suhu ruangan dan 98 cp di 300 rpm pada suhu atmosfer, fluid loss sebesar 20 cc pada tekanan 1000 psi dan thickening time 230 menit pada temperature 130° F.