Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendidikan Moderasi Beragama dan Implikasinya terhadap Sikap Sosial Peserta Didik Hayatun Najmi
Jurnal Ilmiah Al-Muttaqin Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Al-Muttaqin
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammaad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/al-muttaqin.v9i1.2067

Abstract

Pendidikan Islam berperan penting dalam menjawab problematika yang terjadi di masyarakat terutama yang bersinggungan dengan nuansa paham keagamaan. Untuk itu, moderasi beragama dalam kajian ini hadir sebagai narasi penyeimbang untuk menjembatani kemunculan wacana-wacana paham keagamaan yang membawa paham radikal, ekstrem dan intoleran terutama dalam menanggulangi sikap peserta didik di dunia Pendidikan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bentuk dan proses pendidikan moderasi beragama dalam pembelajaran dan implikasi pendidikan moderasi beragama terhadap sikap sosial peseta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriftif, Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat menggunakan metode studi literatur dan dilengkapi dengan observasi, wawancara, atau dokumentasi di MAN Insan Cendekia Padang Pariaman. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menanamkan nilai-nilai dan prinsip yang terkandung dalam moderasi beragama, dalam materi, metode dan aktivitasnya mengandung nilai moderat seperti, musyawarah, adil, toleran, damai, keteladanan dan lain sebagainya. Pendidikan moderasi terhadap sikap sosial peserta didik memiliki pengaruh besar dan sejalan dengan nilai, norma, adab, dan akhlak yang harus ada dalam diri peserta didik. Beberapa implikasi yang ada seperti suka menolong, tidak membeda-bedakan teman, menjadi suri tauladan, bersikap adil, menerima pendapat teman, dan mencintai tanah air dengan keberagamannya.
The Hayatun Najmi
At-Tadris: Journal of Islamic Education Vol 2 No 2 (2023): At-Tadris: Journal of Islamic Education
Publisher : Ikatan Da'i Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56672/attadris.v2i2.189

Abstract

Non-Directive learning strategies are learning strategies that direct students to be more active and think critically in learning. Emphasizes efforts to facilitate learning, achieve personal integration and maximize students' thinking power by providing support for the spirit of religious learning. Students are trained to think across disciplines, solve every problem according to their abilities and desires and must be accountable. This way students have more space. to be creative and increase the spirit of learning. The role of the teacher as a facilitator. The research method used is descriptive qualitative research and the technique used uses interview techniques. Qualitative descriptive research produces information in the form of quality and reliable data whose authenticity can be accounted for. It can be concluded that one of the benefits of discovery learning is helping students develop their critical thinking skills. Another benefit is encouraging students' interest and curiosity in creating alternatives and solving problems as well as encouraging creativity and the development of better interpersonal skills and abilities if teachers can effectively explain how to manage, and directing students, then existing deficiencies can be corrected. Non-directive learning, the teacher only provides the main points of the assignment, which have been arranged so that with this assignment, students can carry out observations on the lesson object, analyze the facts encountered, draw conclusions about the results of their own observations, explain what has been found and compare it with other facts. Therefore, to use this non-directive learning technique successfully and efficiently, teachers must first understand the basic principles Keywords: Strategy; Non-Directive Learning, Moral Creeds Strategi pembelajaran Non Directive yang merupakan strategi pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk lebih aktif dan berpikir kritis dalam pembelajaran. Menekankan pada upaya memfasilitasi belajar, mencapai integrasi pribadi dan memaksimalkan daya pikir yang yang dimiliki siswa dengan memberikan dukungan semangat belajar keagamaan. Siswa dilatih berpikir lintas disiplin, menyelesaikan setiap masalah sesuai dengan kemampuan dan keinginannya serta harus bisa dipertanggung jawabkan. Dengan demikian siswa lebih memiliki ruang yang luas untuk berkreatifitas dan meningkatkan semangat belajarmya. Peran guru sebagai fasilitator. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dan teknik yang digunakan menggunakan teknik wawancara. Penelitian deskriptif kualitatif menghasilkan informasi berupa data-data yang berkualitas dan terpercaya serta dapat ditanggungjawabkan keasliannya. Dapat disimpulkan bahwa Salah satu manfaat dari discovery learning adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka. Manfaat lainnya adalah mendorong ketertarikan dan keingintahuan peserta didik, menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah serta mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan yang lebih baik. jika guru dapat secara efektif menjelaskan, mengelola, dan mengarahkan murid, maka kekurangan yang ada dapat diperbaiki. Pembelajaran non directive guru hanya memberikan pokok-pokok tugas, yang telah tersusun sehingga dengan tugas tersebut siswa dapat melaksanakan observasi pada objek pelajaran, menganalisa fakta yang dihadapi, menyimpulkan sendiri hasil pengamatannya, menjelaskan apa yang telah ditemukan dan membendingkan dengan fakta yang lain. Oleh karena itu, untuk menggunakan teknik pembelajaran non directive ini dengan sukses dan efisien, guru harus terlebih dahulu memahami prinsip-prinsip dasarnya. Kata kunci: Strategi; Pembelajaran Non Directive; Akidah Akhlak.