Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Studi Formulasi Sediaan Hair Tonic dari Ekstrak Etanol Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.) rinaldi; fauziah; Febi Andani
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman waru (Hibiscus tiliaceus L) merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak khasiat. Kandungan yang terdapat pada daunnya seperti saponin, flavonoid, polifenol, Vitamin A, Vitamin B, Natrium, Zat besi dan Kalsium. Kandungan tersebut dapat merangsang pertumbuhan rambut menjadi lebih cepat dan menjaga kesuburan pada rambut. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisasi sediaan Hair Tonic yang diformulasikan dari ekstrak etanol daun waru (Hibiscus tiliaceus L) pada variasi konsentarasi ekstrak 2% (F1), 3% (F2) dan 4% (F3). Parameter uji meliputi organoleptis, pH dan uji iritasi pada hari ke-0; ke-1; ke-7; ke-14; ke-21 dan ke-28 pada penyimpanan suhu kamar. Penelitian ini bersifat ekperimental dengan memformulasikan ekstrak etanol daun waru (Hibiscus tiliaceus L) kedalam bentuk sediaan hair tonic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan hair tonic berupa larutan jernih, berwarna kecoklatan sampai coklat kehijauan, aroma khas ektstrak. Nilai pH 5 – 6. Sediaan tidak mengiritasi kulit setelah penggunaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun waru (Hibiscus tiliaceus L) dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan Hair tonic
Studi formulasi sediaan gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Randle) dengan basis HPMC rinaldi; Fauziah Fauziah; Nurmalia Zakaria
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Randle) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan masyarakat untuk pengobatan seperti bisul dan jerawat. Serai wangi mengandung senyawa saponin, flavonoid, minyak atsiri dan senyawa lainnya yang berkhasiat sebagai antibakteri dan antiinflamasi. Pemanfaatan serai wangi agar lebih bermanfaat dibuat dalam bentuk sediaan seperti gel. Sediaan gel merupakan salah satu sediaan topikal yang mudah digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol serai wangi dengan basis HPMC. Penelitian ini bersifat eksperimental untuk memformulasikan sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol serai wangi. Formulasi sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol serai wangi dengan basis HPMC pada konsentrasi ekstrak 1% (F1) dan 5% (F2). Parameter evaluasi sediaan gel selama 14 hari penyimpanan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan sediaan gel ekstrak etanol serai wangi secara organoleptis memiliki bentuk semi padat, berbau khas serai wangi dan berwarna hijau pucat (F1) dan kuning kecoklatan (F2). Sediaan gel dengan nilai pH, daya sebar dan viskositas masing-masingnya F1 (6,1; 5,0 cm; dan 2680 cp), F2 (6,5; 6,15 cm dan 3980 cp). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Randle) dengan basis HPMC memenuhi persyaratan sebagai sediaan gel.
STUDI FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN SINGKONG (Manihot utillissima) Rinaldi; Yuni Dewi Safrida; Fauziah
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v2i1.39

Abstract

Daun singkong (Manihot utillissima) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin, steroid, alkaloid, dan terpenoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Daun singkong dapat dimanfaatkan sebagai obat. Penelitian ini bersifat eksperimental untuk untuk mengetahui karakteristik formula salep ekstrak etanol daun singkong dan Formula salep yang memenuhi syarat sebagai sediaan salep. Penyarian ekstrak daun singkong dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Salep ekstrak etanol daun singkong dibuat sebanyak 3 konsentrasi ekstrak yaitu 12,5% (F1), 25% (F2) dan 50% (F3). Pembuatan sediaan salep menggunakan metode peleburan. Evaluasi sediaan salep dilakukan dengan uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH dan uji daya sebar. Hasil: Sediaan salap ekstrak etanol daun singkong terhadap parameter uji organoleptis pada formula F1, F2, dan F3 berbentuk setengah padat, berwarna coklat sampai coklat kehitaman dan berbau khas ekstrak daun singkong, homogen. Nilai pH 5. Daya sebar formula F1, F2, dan F3 secara berurutan adalah 3,1 cm; 3,4 cm dan 3,9 cm. Kesimpulan: sediaan salep ekstrak etanol daun singkong (Manihot utillissima) pada formulasi memenuhi syarat pada parameter organoleptis, homogenitas dan pH, tetapi tidak memenuhi syarat pada parameter daya sebar.
UJI CEMARAN COLIFORM PADA AIR MINUM ISI ULANG (AMIU) YANG DIJUAL DI DESA PEUNITI KOTA BANDA ACEH Rinaldi; Hardiana; Nurmalia Zakaria
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v2i2.66

Abstract

Air minum isi ulang (AMIU) aman dan layak untuk diminum apabila telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Permenkes/No.492/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, salah satunya adalah persyaratan mikrobiologi dimana kadar maksimum bakteri Coliform di dalam air minum adalah 0 MPN/100 ml. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran bakteri Coliform pada air minum isi ulang yang dijual di desa Peuniti Kota Banda Aceh berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Most Probable Number (MPN). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2021 di Laboratorium AKAFARMA Banda Aceh. Sampel yang digunakan yaitu air minum isi ulang dari penjual yang berada di desa Peuniti Kota Banda Aceh sebanyak tujuh tempat yang berbeda secara metode Total Sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari ke-tujuh sampel terdapat tiga sampel tercemar bakteri Coliform. Angka cemaran masing-masingnya yaitu 15 MPN/100 ml, 7 MPN/100 ml dan 4 MPN/100 ml. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel air minum isi ulang (AMIU) tersebut tidak aman dan tidak layak untuk dikonsumsi serta tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Permenkes/No.492/Per/IV/2010. Kata kunci : Coliform, Air Minum Isi Ulang, Most Probable Number (MPN)
STUDI FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT EKSTRAK ETANOL TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera L) DENGAN PENAMBAHAN BASIS MINYAK ZAITUN (Olea Euroaea) Rinaldi; Azmalina Adriani; Irma Zarwinda; Desi Milanda
Journal of Science and Health Darussalam Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Sains dan Kesehatan Darussalam
Publisher : Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56690/jskd.v3i1.81

Abstract

Lidah buaya (Aloe vera L.) dikenal sebagai tanaman hias dan banyak digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan dan kosmetik. Lidah buaya memiliki fungsi sebagai antiseptik, menghaluskan dan melembabkan kulit. Lidah buaya mengandung senyawa lignin atau selulosa, vitamin A, B1, B2, C, D, E, K dan mineral seperti kalsium, zat besi, sodium dan potasium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sabun mandi padat ekstrak etanol lidah buaya dan minyak zaitun. Sabun mandi padat diformulasikan dengan ekstrak etanol lidah buaya pada konsentrasi 0% (F0), 3% (F1), 6% (F2) dan 9% (F3). Uji mutu sediaan sabun mandi padat meliputi uji organoleptik, uji pH, uji stabilitas busa, uji alkali bebas dan uji iritasi selama 14 hari penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan sediaan sabun mandi padat ekstrak etanol lidah buaya memiliki bau lemon, berbentuk padat, warna kream dengan pH 10, dengan stabilitas busa pada hari ke-3 F0:17,4%, F1:57,9%, F2:80,5% dan F3:87,0% dan pada hari ke-14 F0:87,2%, F1:80%, F2:82,5%, dan F3:85% dan kadar alkali bebas F0:0,0008%, F1:0,0038%, F2:0,00096% dan F3:0,0024%. Hasil dari uji iritasi meliputi kulit gatal dan kulit kemerahan sehingga dapat disimpulkan bahwa formula sabun mandi padat F0, F1, F2 dan F3 memenuhi syarat SNI pada parameter organoleptik, pH, stabilitas busa dan kadar alkali