Baiti Rahmi
Universitas Lambung Mangkurat

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tradisi Bapalas Bidan ( Makna Kain Tapung Sasirangan Dalam Konteks Sosial Masyarakat Mandala Murung Mesjid) Baiti Rahmi; Yuli Apriati; Laila Azkia
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 3, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtamps.v3i2.10670

Abstract

Kepercayaan masyarakat terhadap kain tapung sasirangan dalam tradisi bapalas bidan yaitu sebagai ajaran dari nenek moyang sehingga tetap selalu dijaga dan dilakukan terus-menerus sampai keanak cucu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Makna terhadap kain tapung sasirangan dalam tradisi bapalas bidan (2) Konteks sosial masyarakat yang mempercayai kain tapung sasirangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dipilih secara Snowball Sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dala penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan (1) Ada 4 makna yakni : (a) makna motif kain tapung sasirangan, (b) Makna warna kain tapung sasirangan, (c) Makna benda dan alat yang digunakan (d) dan makna pada ucapan dan perilaku pada saat tradisi. (2) Ada 2 bentuk konteks sosial masyarakat yang mempercayai kain tapung sasirangan yaitu : (a) alasan masyarakat mempercayai yaitu adanya hal yang diluar nalar jika tidak menggunakan kain tapung sasirangan dalam tradisi bapalas bidan maka si bayi sering cerewet, dan sering sakit serta tidak bisa tidur dengan pulas, tidak bisa tidur dan takut melihat ayunan, dan gatal-gatal(b) Hal yang membuat masyarakat mempercayai yaitu jika berasal dari keturunan nenek moyang yang menggunakan kain tapung sasirangan dalam tradisi bapalas bidan. Keturunan dari nenek moyang ini berasal dari garis keturuan suami. Serta pengalaman pribadi dan sosial masyarakat yang dialami masyarakat jika tidak menggunakan kain tapung sasirangan dalam tradisi bapalas bidan yaitu si bayi akan sering sakit, cerewet, tidak bisa tidur, takut melihat ayunan dan bahkan gatal-gatal.