Ari Ganjar Herdiansah
FISIP UNPAD

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PROPAGANDA ALIANSI MAHASISWA PAPUA (AMP) MELALUI MEDIA SOSIAL PADA KERUSUHAN DEMONSTRASI ANTI RASIS TAHUN 2019 Firman Widya Pranata; Arry Bainus; Ari Ganjar Herdiansah
Aliansi Vol 1, No 2 (2022): Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v1i2.39586

Abstract

Tahun 2019 menjadi tahun yang cukup menegangkan bagi bangsa dan negara Indonesia, dipenghujung tahun 2019 tepatnya pada rentang bulan agustus sampai dengan Desember terjadi kerusuhan secara sistematis tentang unjuk rasa anti rasisme Papua, demonstrasi dan kerusuhan terjadi di berbagai kota di Indonesia seperti Surabaya, Malang, Jakarta, Bogor, bahkan demonstrasi di Papua disertai dengan kerusuhan seperti pembakaran gedung, fasilitas umum, dan lain sebagainya. Rangkain demonstrasi merupakan Aksi ini menjadi respons masyarakat Papua terhadap tindakan rasisme yang menimpa mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Strategi Propaganda Aliansi Mahasiswa Papua (Amp) Melalui Media Facebook Tahun 2019. Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis konten. Hasil penelitian ini menyimpulkan Pertama, AMP memberikan signal dukungan gerakan separatis, teroris Papua melalui gerakan demonstrasi dengan menggunakan simbol-simbol Papua merdeka (bendera bintang kejora). Selain itu pusat komunikasi AMP terintegrasi dengan kelompok kepentingan elit pro-demokrasi Papua secara masif, hal ini dapat dilihat terjadi proses pembiaran gerakan AMP di setiap kota, sebagai contoh Asrama mahasiswa Papua dibiayai oleh anggaran daerah namun pada prakteknya asrama tersebut dijadikan sebagai sentral pergerakan Papua merdeka. Kontrol dari Pemerintah daerah Papua yang berkerja sama dengan Pemerintah daerah setempat serta pihak Universitas/Kampus tempat mahasiswa Papua belajar harus benar-benar dilakukan sehingga mencegah Gerakan Pro-demokrasi Papua Merdeka. Kedua, strategi propaganda AMP cukup sistematis dan terorganisir, mereka memanfaatkan jaringan media sosial untuk menyebarkan dan mengkampanyekan framing tentang kegagalan otonomi khusus Papua dengan tujuan akhir adalah cipta opini dan cipta kondisi, sehingga bisa mendapatkan simpatik masyarakat baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri.
INTEROPERABILITAS DALAM PELAKSANAAN OPERASI MILITER SELAIN PERANG (OMSP) OLEH TNI AU DALAM MENANGANI PEMBAJAKAN DAN PEROMPAKAN BERSENJATA (Kajian Keamanan di Selat Malaka) Fierman Prihadi; Yusa Djuyandi; Ari Ganjar Herdiansah
Aliansi Vol 1, No 2 (2022): Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v1i2.39589

Abstract

Selat Malaka merupakan perairan dunia yang strategis dan hampir seluruh perdagangan serta kapal-kapal dari seluruh negara melewati perairan ini. Banyaknya kepentingan dari berbagai negara atas keberadaan Selat Malaka menjadikannya sebagai selat tersibuk dan memiliki peluang untuk menjadi target dari kejahatan transnasional terorganisir. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya angka pembajakan dan perompakan bersenjata di perairan tersebut. Dengan begitu, keamanan maritim Selat Malaka menarik perhatian dunia, terutama litorial states. Sebagai litorial states, Indonesia memiliki hak atas perairan tersebut sehingga Indonesia perlu mengadakan segala upaya untuk menjaga keamanan Selat Malaka. Indonesia dan litorial states lainnya, yaitu Singapura dan Malaysia melakukan kerjasama bernama Malacca Strait Patrol (MSP). MSP terdiri dari tiga kegiatan patroli utama, salah satunya Eye in the Sky (EiS). Dalam menjalankan EiS, Indonesia melakukan interoperabilitas yang dilakukan TNI AU guna mendukung keberhasilan kegiatan patroli lainnya, seperti Malacca Sea Strait Patrol. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Bahan kepustakaan sebagai sumber data melalui penelusuran literatur, jurnal buku, dokumen atau sumber data yang terkait dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interoperabilitas yang dilakukan Indonesia telah berjalan baik dan menguntungkan namun belum sepenuhnya maksimal dalam memberantas kejahatan armed robbery di Selat Malaka. Ditambah lagi, bila muncul ancaman baru maka Indonesia perlu beradaptasi dengan cepat sesuai perubahan dalam persyaratan operasional dalam suatu operasi tunggal matra darat dan operasi gabungan tri matra terpadu. Adaptasi yang cepat ini akan memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan interoperabilitas