Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Kesulitan Belajar Siswa Berkebutuhan Khusus dengan Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia) pada Siswa Kelas III SDN 030 Bagan Jaya M. Rio Harits Ikhsandi; M. Jaya Adi Putra; Jesi Alexander Alim
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.7517

Abstract

Siswa berkesulitan belajar adalah siswa yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak, atau dalam psikologis dasar, sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya. Siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara umum ataupun khusus sepert disgrafia memerlukan layanan pendidikan khusus dalam proses pembelajarannya di sekolah. Penelitian ini dilakukan di SDN 030 Bagan Jaya dengan tujuan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa belajar menulis (disgrafia) pada siswa kelas III SDN 030 Bagan Jaya. Metode yang digunakan metode deskriptif menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan Teknik pengumpulan data berdasarkan hasil observasi dan wawancara. subjek penelitian terdiri dari kepala sekolah, dan guru kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat siswa berkebutuhan khusus terkategori disgrafia. Disgrafia adalah kesulitan khusus dimana anak – anak tidak bisa menuliskan atau mengekspresikan pikirannya kedalam bentuk tulisan, karena mereka tidak bisa menyusun kata dengan baik dan mengkoordinasikan motorik halusnya (tangan) untuk menulis Siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara umum ataupun khusus seperti disgrafia memerlukan layanan pendidikan khusus dalam proses pembelajarannya di sekolah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa kelas seperti kelas II,III,V dan VI dari sekolah ini masih menggunakan kurikulum 2013 dan masih minim penanganan untuk siswa berkebutuan khusus seperti disgrafia. Pada mekanisme pembelajaran pada disgrafia mendapatkan pelayanan khusus berupa pembelajaran tambahan di luar jam pelajaran umum. Siswa berkebutuhan khusus disleksia dan disgrafia diperlukan.
Analisis Problematika Penerapan Kurikulum Merdeka di SD Negeri 030 Bagan Jaya M. Rio Harits Ikhsandi; Erlisnawati Erlisnawati
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.7642

Abstract

Kurikulum di Indonesia mengalami banyak perkembangan. saat ini kurikulum merdeka merupakan kurikulum baru yang di terapkan di tahun 2022 Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh peserta didik dalam menerapkan kurikulum merdeka di SD Negeri 030 Bagan Jaya. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari guru kelas I dan IV. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diuji melalui Triangulasi Teknik. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru-guru menghadapi tantangan dan kendala yang signifikan dalam mengimplemntasikan Kurikulum Merdeka dalam tahap perencanaan, pelaksanaan di dalam kelas dan evaluasi. Kendala-kendala tersebut antara lain terkait dengan pemahaman dan keterampilan guru dalam mengaplikasikan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang tersedia