Kajian ini bertujuan mendemistifikasi roasting yang disampaikan komika terhadap orang lain dalam bentuk komedi atau lawakan. Roasting bisa tentang kebiasaan atau kejelekan seseorang. Roasting juga bisa disampaikan dalam rangka memuji seseorang dengan lawakan atau kelucuan. Secara spesifik, permasalahan kajian ini dirumuskan sebagai: (1) Strategi retorika dan stuktur teks apakah yang digunakan dalam membangun tema? (2) Kognisi sosial apakah yang dapat teridentifikasi melalui respons audiens terhadap roasting komika? (3) Konteks sosial apakah yang dapat dibangun sebagai respon atas Roasting komika ? Objek kajian yang berupa teks lisan transaksional yang disampaikan oleh komika video tik-tok Lapor Pak “Kiky Saputri Roasting Ganjar Pranowo”, dalam cuplikan acaranya, Lapor Pak! sang komika menyinggung soal kampanye politisi, diambil secara acak dan dianalisis dengan pendekatan studi wacana kritis oleh Teun A. Van Dijk, teknik bebas libat cakap, dan metode padan ekstralingual. Temuan kajian ini menunjukkan bahwa Kiky Saputri menggunakan retorika epideiktik berupa satu kesatuan dalam struktur teks (joke map), terdiri dari 13 sub-goal yang masing-masing memuat 3 fase, yaitu: premise, set-up dan punchline. Sementara itu, kognisi berupa alusi dan Roasting kerasnya komika terbukti berada dalam lingkup pengetahuan audiens melalui applause. Selanjutnya konteks sosial-Roasting komika dibangun untuk menjelaskan latar belakang budaya dan usaha-usaha komika untuk mereduksi Roasting tersebut. Dengan demikian kajian ini memiliki kontribusi signifikan terhadap penambahan khasanah kebahasaan terkait dengan aktivitas kebahasaan Roasting.