Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG KEBERADAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA TANGERANG Veny Anisa; Christine Wulandari; Indra Gumay Febryano; Rudi Hilmanto
Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 11, No 2 (2021): Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jt.v11i2.44862

Abstract

Ruang terbuka hijau menjadi bagian yang sangat penting di kota besar. Keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mendukung keberadaan RTH di Kota Tangerang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dan kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan masing-masing SKPD telah memahami tupoksi dan SOP yang harus dijalankan, komunikasi antar pihak pun telah berjalan cukup baik. Dalam rangka pemenuhan kapasitas SDM, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang melakukan kegiatan pelatihan bagi polisi taman dalam kurun waktu tertentu. Namun demikian, pada masa pandemi terjadi penundaan pembangunan RTH oleh karena adanya pemotongan anggaran sebesar 50% dari pemerintah. Pengurangan anggaran ini juga berdampak pada beberapa fasilitas RTH yang rusak dan kurang terawat. Hingga kini, belum ada aturan bagi para perusak fasilitas RTH seperti kegiatan vandalism. Oleh sebab itu, sosialisasi perlu dilakukan kepada masyarakat guna mewujudkan kesadaran bersama akan pentingnya menjaga lingkungan RTH di Kota Tangerang.
PERSEPSI WISATAWAN DI TAMAN WISATA BUKIT SAKURA BANDAR LAMPUNG Redi Mutama; Gunardi Djoko Winarno; Bainah Sari Dewi; Rudi Hilmanto
JOURNAL OF PEOPLE, FOREST AND ENVIRONMENT Vol 3, No 1 (2023): Mei
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jopfe.v3i1.5571

Abstract

Pengembangan pariwisata berkelanjutan perlu melibatkan penetapan kebijakan pembangunan yang bertujuan untuk mengelola kelestarian lingkungan. Indikator pengembangan objek wisata erat kaitannya dengan persepsi pihak yang terlibat dalam pengembangan wisata. Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi wisatawan di Taman Bukit Sakura. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2021 di objek Taman Wisata Bukit Sakura, Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Metode pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dan kunjungan lapangan. Metode pengambilan sampel responden menggunakan metode probability sampling. Analisis deskriptif dilakukan dengan mengubah bilangan skala likert ke dalam arti kualitatif masing-masing nilai scoring. Hasil yang didapatkan ialah persepsi wisatawan terkait aspek alam dan lingkungan, sebesar 3.82 dan masuk kategori baik. Penilaian keindahan alami, kenyamanan dan kebersihan lingkungan asing-masing mendapatkan nilai sebesar 3,61 dan masuk dalam kategori baik. Serta penilaian persepsi wisatawan terhadap infrastruktur jalan utama, jalan setapak, jaringan komunikasi, parkir dan tempat sampah mencapai nilai akhir 3,45 atau masuk dalam kategori cukup baik.
Coffee Agro forestry Performance in Pulau Panggung Sub-district, Tanggamus, Lampung, Indonesia Fitriani Fitriani; Bustanul Arifin; Wan Abbas Zakaria; Hanung Ismono; Rudi Hilmanto
Pelita Perkebunan (a Coffee and Cocoa Research Journal) Vol 34 No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iccri.jur.pelitaperkebunan.v34i2.300

Abstract

Coffee production system in Tanggamus was mostly cultivated around forest and Sekampung watersheds.  Upstream Sekampung watersheds had been threatened by land degradation and deforestation.  Trade-off have revealed between coffee production and ecological services in water catchment area.  Enhancing the coffee productivity must be concern with environment conditions.  Coffee agro forestry is well known as a great solution to improve the land productivity.   Environment services form natural resources will be assertion and sustainable. This study is concern to explore how the coffee agro forestry in land ownership performs.  Study taken place in Pulau Panggung sub district, Tanggamus.  Respondents choose randomly amount 408 coffee farmers.  Statistic descriptive used to tabulate and compile the coffee agro forestry perform criteria.  Then the relationship between land ownership and coffee agro forestry criteria related with farmer incomes, labor availability, level of education, and experiences in coffee production were analyzed by multiple regression.  Based on the analysis was revealed that coffee plant density amount 1.774 coffee trees.ha-1 while growth with shade trees (MPTS) attain to 187 trees.ha-1. MPTS based on wood represented by 8 kind of tress, while MPTS based on non-wood trees 5 type of trees.  Multi cropping plants also appear such as pepper, cocoa, banana, and rubber.  Adoption of Coffee agro forestry in Pulau Panggung sub district, Tanggamus was well performed. Farmer income was noted amount IDR 14.449.854,-.year-1 or IDR 1.204.155,-.month-1.  The coffee farmer income was significantly influenced by shade trees (MPTS), land ownership, and land area.