Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Estimasi Tinggi Gelombang Laut Menggunakan Citra Satelit Alos-Palsar, Studi Kasus Perairan Pulau Poteran, Sumenep Adlan Nadzir, Zulfikar; Jaelani, Lalu Muhamad; Sulaiman, Albertus
Jurnal Geosaintek Vol 2, No 3 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1336.218 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v2i3.2102

Abstract

Energi gelombang air laut adalah salah satu jenis ocean renewable energy (ORE) yang menjadi salah satu potensi kemaritiman dari Indonesia. Energi tersebut mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan energi fosil (minyak dan gas bumi) dan menjadi salah satu jenis energi terbarukan yang banyak diteliti dan dikembangkan oleh peneliti dari seluruh dunia. Salah satu upaya memetakan potensi energi gelombang laut adalah dengan menghitung tinggi gelombang air laut tersebut menggunakan berbagai metode pengamatan, salah satunya adalah Synthetic Aperture Radar (SAR). SAR adalah salah satu jenis sensor penginderaan jauh yang sedang berkembang dimana dapat memonitor dan memetakan tinggi gelombang air laut secara cepat dan efektif. Dalam penelitian ini, sebuah citra SAR diolah untuk mendapatkan tinggi gelombang di perairan Pulau Poteran, Madura. Pengolahan data citra SAR dilakukan dengan menggunakan metode Fast Fourier Transform (FFT) dan Band-Pass Filetring setelah mengalami proses pengolahan awal dengan perangkat lunak Matlab. Data SAR yang digunakan adalah citra satelit ALOS-PALSAR bertanggal 12 Mei 2009 dan diakuisisi dalam mode Full-Polarimetry. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa di perairan sekitar Pulau Poteran, Madura mempunyai panjang gelombang dominan sebesar 559,0170 dan 883,8835 m dan periode sebesar 56,579 dan  89,3609 sekon yang memenuhi syarat menjadi sebuah swell. Tinggi gelombang signifikan (H1/3) yang dihasilkan mencapai 3,713 meter dengan rerata dari semua indeks matriks (H1/2) sebesar 2,986 meter.
PENGEMBANGAN ALGORITMA IDENTIFIKASI SAWAH PADI BERDASARKAN SPEKTRA FASE PADI (STUDI KASUS: LAMPUNG SELATAN) (Paddy Field Identification Algorithm Development Using Spectral Value of Paddy Field (Case Study: South Lampung)) Zulfikar Adlan Nadzir; Nirmawana Simarmata; Aliffia Aliffia
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 3, No 1 (2020): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.675 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v3i1.537

Abstract

Padi merupakan salah satu sumber makanan utama bagi masyarakat Indonesia. Padi dalam siklus hidupnya mempunyai beberapa fase yang dalam konteks penginderaan jauh memiliki karakteristik kurva hamburan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan sebuah proses identifikasi dan pengembangan algoritma identifikasi padi yang memperhatikan kurva-kurva hamburan dari setiap fase padi yang ada. Penelitian ini menggunakan algoritma yang sudah umum dipakai oleh kalangan peneliti di bidang vegetasi penginderaan jauh yaitu NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), EVI (Enhanced Vegetation Index), SAVI (Soil Adjusted Vegetation Index) dan LAI (Leaf Area Index) sebagai penanda awal dari lokasi vegetasi di Lampung Selatan. Setelah itu lokasi tersebut di-verifikasi dengan survei lapangan untuk mendapatkan letak sebenarnya dari lahan sawah beserta umur/fase dari sawah tersebut. Dari informasi hasil algoritma dan fase padi di lapangan, dibangun sebuah algoritma awalan (preliminary algorithm) identifikasi lokasi sawah padi. Dengan adanya usaha proses pengembangan algoritma identifikasi padi ini, penelitian ini dapat menentukan lokasi-lokasi sawah padi berdasarkan fase-fasenya. Dari lokasi-lokasi ini didukung dan ditambah dengan proses validasi lapangan, didapatkan tingkat kebenaran dari identifikasi.
APPLICATION OF SPOT6/7 SATELLITE IMAGERY FOR RICE FIELD MAPPING BASED ON TRANSFORMATIVE VEGETATION INDICES Nirmawana Simarmata; Zulfikar Adlan Nadzir; Lea Kristi Agustina
JURNAL GEOGRAFI Vol 14, No 1 (2022): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v14i1.29036

Abstract

Agriculture plays an essential role in national economic development. This fact made agricultural land one of the main unique production factors irreplaceable due to its importance in the agricultural business processes. However, a persistent problem of arable land conversion and land degradation have become more massive throughout the years. Meanwhile, the continuation of existing agricultural land and transformation into new agricultural land is inherently small. This research aimed to map agricultural land in sustainable agricultural development. Several transformative vegetation indices: NDVI, SAVI, and TSAVI, applied SPOT 6/7 satellite imagery in Lampung Province. Results show that the TSAVI value is the highest, with a 1.80 value, which indicates that this index value is very dense vegetation. Meanwhile, the NDVI index, which has a minimum value of -1.02, suggests that this index value is a non-vegetation object. However, high or low value does not indicate the rigorousness and Accuracy of an index. All three indices’ results are then overlaid with the satellite imagery classification process result. The accuracy result shows that the agricultural land has a maximum of 100% producer accuracy while the user accuracy value is 87.87%. Overall, for NDVI, the Accuracy was valued at 90.25%, which could be classified as a reasonable classification result. SAVI has a PA value of 97.85%, UA 85.20% and OA 86.63%, while the TSAVI Index has a PA value of 98.23%, UA 86.16% and OA 87.63%. This accuracy value indicates that the map has good results but judging from the magnitude of the highest accuracy value obtained from NDVI, it can be concluded that NDVI is the best index to determine paddy fieldsKeywords: Agricultural Land, SPOT 6/7, NDVI, SAVI, TSAVI.
Studi Perubahan Garis Pantai Pesisir Kota Bandar Lampung Menggunakan Data Penginderaan Jauh Aulia Try Atmojo; Tri Kies Welly; Karti Simbolon; Zulfikar A N
Journal of Science, Technology, and Visual Culture Vol 1 No 3 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Garis pantai merupakan garis pertemuan antara daratan dan lautan. Garis pantai sangat dinamis dimana dapat berubah akibat abrasi dan akresi secara kontinu akibat faktor alam dan non alam. Garis pantai sangat penting dalam penentuan batas wilayah, baik antar negara maupun batas wilayah dalam lingkup internal suatu negara. Tujuan dari penelitian ini adalah memantau perubahan garis pantai Pesisir Kota Bandar Lampung dengan teknologi penginderaan jauh menggunakan data citra Landsat-MSS, Landsat-TM, Landsat-7 ETM+ dan Landsat-8 OLI selama 15 tahun. Pengolahan data citra Landsat dilakukan dengan metode Unsupervised Classification. Dengan melakukan digitasi dan tumpang susun data citra dapat diperoleh data perubahan garis pantai. Penelitian ini menggunakan data garis pantai RBI 1:150.000 dan ZEE-06 sebagai verifikasi hasil. Dari penelitian ini diperoleh hasil perbandingan hasil pengolahan citra penginderaan jauh dengan peta RBI skala 1:150.000 dimana menghasilkan nilai abrasi dan akresi dengan nilai abrasi maksimum yaitu 596,60 ha dan abrasi minimum 172,72 ha, akresi minimum senilai 52,29 ha, serta akresi maksimum senilai 151,61 ha. Perbandingan hasil pengolahan citra penginderaan jauh dengan peta ZEE-06 menghasilkan nilai abrasi maksimum yaitu 735,04 ha, dan abrasi minimum senilai 344,53 ha, akresi maksimum senilai 214,58 ha dan akresi minimumnya senilai 29,56 ha.
Smart Village Map: Peta Desa Way Huwi Berbasis Web Untuk Pembangunan Berkelanjutan Welly, Tri Kies; Nadzir, Zulfikar Adlan
TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2021): TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 1 Edisi 2
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/teknokreatif.v1i2.738

Abstract

Village development is a long-term sustainable project. Village development efforts have always been pursued by the government at various periods with various policies, namely in the form of aid funds, internet network development, infrastructure development, and so on. Way Huwi Village is one of the villages in the administrative area of South Lampung Regency near Bandar Lampung city, acts as its ‘satellite’, so it needs an integrated system to maximize potential by dissemination of geospatial information to the villagers. The Community Service aims to meet the need for web-based geospatial information in Way Huwi Village. The method used in data collection by mapping using photogrammetric methods by means of UAV and field surveys to obtain village map information. This community service is used for development planning using the smart village concept effectively and sustainably, as well as increasing awareness of the importance of the availability of geospatial information in community economic improvement activities to improve the standard of living of Way Huwi village.
Sosialisasi Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) di Dusun Sebalang, Lampung Selatan Anggara, Ongky; Nadzir, Zulfikar Adlan; Welly, Tri Kies; Julianto, Romi; Sari, Annisa Permata
TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): TEKNOKREATIF : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 3 Edisi 1
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/teknokreatif.v3i1.781

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perbandingan laut mencapai 2/3 wilayah yang merupakan lautan. Secara geografis Indonesia memiliki luas wilayah perairan yang sangat luas dengan potensi yang sangat besar untuk dieksplorasi terutama di wilayah Perairan Lampung. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan menjadi sebuah sarana khusus untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan dengan menganalisis sebaran Klorofil-a dan Suhu Permukaan Laut (SPL) dari Citra Aqua MODIS level 2. Kedua faktor tersebut mempengaruhi berbagai aktivitas ikan seperti pertumbuhan ikan, pemijahan dan metabolisme sehingga penggabungan identifikasi suhu permukaan laut dan sebaran Klorofil-a dapat dijadikan rujukan dalam penentuan daerah potensial ikan. Hasil Daerah Penangkapan Ikan (DPI) di wilayah Laut Selat Sunda diketahui titik yang terdeteksi sebagai daerah persebaran ikan terbanyak terdapat pada bulan Juli sedangkan persebaran ikan yang tidak terdeteksi di Perairan Selat Sunda terdapat pada bulan Januari dan Maret. Sosialisasi yang diberikan sebagai upaya dalam meningkatkan pengetahuan nelayan akan pentingnya faktor penentuan daerah tangkapan ikan bagi nelayan untuk meningkatkan tingkat keefisienan bahan bakar dan waktu dalam mencari lokasi tangkapan ikan sehingga akan meningkatkan hasil tangkapan ikan.
IDENTIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH DARI CITRA PLEIADES DENGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD CLASSIFICATION, OBIA DAN NEURAL NETWORK CLASSIFICATION DI BUMIWARAS, BANDAR LAMPUNG Zulfikar Adlan Nadzir; Nirmawana Simarmata; Lea Kristi Agustina; Tri Kies Welly
Geomatika Vol. 30 No. 1 (2024): JIG Vol 30 No 1 Tahun 2024
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permukiman kumuh telah menjadi masalah utama dalam perkembangan wilayah perkotaan, mengakibatkan dampak negatif pada kualitas hidup penduduk dan menghambat usaha pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Pentingnya pemetaan permukiman kumuh ini juga dapat digunakan sebagai alat untuk pemantauan dan evaluasi program intervensi yang sudah ada atau yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi area terbangun, menguji akurasi klasifikasi area terbangun dan mengidentifikasi permukiman kumuh di Kecamatan Bumiwaras Kota Bandar Lampung. Dalam penelitian ini, data citra resolusi sangat tinggi (CRST) yang digunakan adalah mozaik dari satelit Pleiades pada bulan Agustus 2018. Metode yang digunakan adalah Maximum Likelihood Classification (MLC), Object-Based Image Analysis (OBIA) dan Neural Network Classification (NNC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas permukiman pada Kecamatan Bumiwaras mencakup 18,34 % pada metode MLC, 63,80 % pada metode OBIA dan 32,06 % pada metode NNC dari total luas Kecamatan Bumiwaras sebesar 444,05 ha. Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa metode dengan nilai overall acccuracy terbesar adalah metode OBIA dengan nilai 92,00 %, sedangkan metode MLC memiliki nilai sebesar 78,00 % dan metode NNC sebesar 57,45 %. Hasil analisis spasial pemetaan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Bumiwaras didominasi oleh permukiman kumuh dengan kelas sedang dengan total luas yaitu 176,17 ha. Sementara permukiman kumuh kelas ringan berada pada angka 80,51 ha dan kelas berat yaitu 26,06 ha. Kombinasi OBIA dan survei lapangan ditemukan sebagai kombinasi yang paling baik dalam mengidentifikasi permukiman kumuh di Kecamatan Bumiwaras.
STUDI KOMPARASI UNTUK AS-BUILT SURVEY DAN PENGAWASAN DEFORMASI DARI GEDUNG: METODE TERESTRIS VS METODE SATELIT DI GEDUNG KULIAH UMUM (GKU) INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA Zulfikar Adlan Nadzir
Journal of Science and Applicative Technology Vol 8 No 1 (2024): Journal of Science and Applicative Technology June Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jsat.v8i1.1635

Abstract

Infrastructure development is one of the main points of the program by the Indonesian government, outlined in Nawacita. One of the manifestations of this program in 2019 was the construction of the Gedung Kuliah Umum (GKU) at the Institut Teknologi Sumatera (Itera). As an effort to realize sustainable development, Geodetic surveys named 'as-built surveys' and periodic deformation observations need to be conducted. Both surveys can be done by terrestrial method using total station and satellite method using GPS-RTK. In this article, an analysis of the accuracy, precision and efficiency of the terrestrial method and satellite method for as-built survey and deformation observation at GKU Itera is reported along with a comparison between deformation calculation and direct observation. It was found that the terrestrial method produced better accuracy and precision level (19,5 cm compared to 43,3 cm) than the satellite method with 95% confidence level. In addition, the terrestrial method produces 3 times more data than the satellite method, although on the other hand, the total observation time of the terrestrial method is 100% longer than the satellite method. These results show that periodic monitoring is important for detecting the degree of deformation and realizing sustainable development. In addition, the terrestrial method is more suitable for accurate and precise periodic surveillance of a building than the satellite method. These findings could act as a contribution towards better sustainable deformation monitiring of a building and to underline the importance of having such periodic observations.