Sobirin, Mohamad
LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kiai Muhaimin and His Outreach Activity of Dakwah for Promoting Moderation and Preventing Conflict: Seeding Pluralism vis-a-vis Preaching Religion Sobirin, Mohamad
RELIGIA Vol 21 No 2: Oktober 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1020.357 KB) | DOI: 10.28918/religia.v21i2.1505

Abstract

Dakwah yang dilakukan oleh seorang Kiai biasanya dilangsungkan di Masjid, Pondok Pesantren, Majlis Taklim, atau forum keagamaan Islam lainnya. Kegiatan dakwahnya dalam banyak kasus dilakukan dengan menyerukan pengikut Islam supaya menjadi Muslim yang sempurna (Muslim Kaffah), dan membangkitkan mereka yang tidak menganut Islam agar tertarik masuk Islam demi keselamatan mereka di akhirat. Namun, dakwah semacam itu tidak berlaku jika kita melihat praktik dakwah yang ditunjukkan oleh seorang Kiai dari Yogyakarta, yang akrab dipanggil sebagai Kiai Muhaimin. Dia tidak hanya mengajarkan Islam di komunitasnya dan tempat-tempat lazimnya dakwah Islam, tetapi juga di gereja-gereja dan tempat ibadah lainnya. Dakwahnya telah menjangkau beberapa tempat ibadah selain Islam. Dia tidak mendakwahi non-Muslim agar tertarik melakukan konversi menjadi Muslim, tetapi justru mempromosikan toleransi dan pemahaman pluralisme. Demikian juga, pernyataan religiusnya tentang Islam di komunitas Muslim adalah untuk menumbuhkan pluralisme aktual di kalangan umat Islam. Dia telah merumuskan kerangka konseptual bagi dakwah moderat dalam Islam sebagai dasar filosofis untuk membangun toleransi dan koeksistensi dalam masyarakat multikultural dan kehidupan sosial keagamaan di Indonesia, seperti yang dilakukannya melalui organisasi yang ia dirikan, yaitu FPUB (Forum Persaudaraan Umat Beragama).
Portraying Peaceful Coexistence and Mutual Tolerance Between Santri and Chinese Community in Lasem Sobirin, Mohamad
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 25, No 2 (2017)
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.25.2.1860

Abstract

Coexistence and tolerance among the elite religious leaders in many cases seem not being considered as a problem, but at the grassroots level, the conflict often happened as an ironic phenomenon. This paper reveals and elaborates the socio-religious relations that existed between Santri and Chinese communities in Lasem—a small town located in the northern coastal part of the east end of the Central Java Province. The history recorded Lasem as one of the most important cities in Indonesia that bridged trading with China as early as the 14th century. It explains why Tionghoa villages (pecinan), as well as plenty of Konghucu’s religious worshipping sites (klenteng), could be found in the town and also legacy sites as a place of religious worshipping of Konghucu. On the other hand, Muslims with a strong religious level largely grew in this town. With the qualitative approach, this research found that there are some factors contributing to build six models of coexistence, tolerance, and respect for the socio-religious diversities among the societies as the attitudes toward plural societies which brought into socio-harmony of Lasem. The analyzed data obtained through observation and interviews with various parties which is the object of this research, such as Islamic masters (kyai) and students (santri) at Islamic boarding school (pesantren) in Lasem, community and religious leaders of Chinese-Confucianism, and also documents that describe the historicity of Muslims and Chinese in Lasem.Koeksistensi dan toleransi diantara kalangan elit pemuka agama dalam banyak kasus tampak tidak pernah ada permasalahan, namun pada kalangan grassroot tidak jarang konflik hadir sebagai fenomena yang ironis. Paper ini menampilkan hubungan sosial-keagamaan yang terjalin di antara komunitas santri dengan etnik Tionghoa beragama Konghucu di Lasem—kota kecil terletak di pantura bagian ujung timur provinsi Jawa Tengah. Sejarah mencatat bahwa Lasem adalah salah satu kota terpenting dalam peta pelayaran dan perdagangan China pada abad ke-16. Itulah mengapa di kota ini bisa ditemui tidak sedikit perkampungan orang Tioghoa dan juga situs-situs peninggalannya seperti tempat ibadah agama Konghucu. Disisi lain, di kota ini pula umat Muslim dengan tingkat keagamaan yang kuat tumbuh dan besar. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa ada faktor yang turut membentuk enam model koeksistensi, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan keyakinan diantara mereka. Pertama, integrasi sosial, kedua, asimilasi budaya, ketiga kooperasi bisnis, keempat selebrasi seremonial, kelima pelestarian budaya, dan keenam sinkritisme agama. Data yang dianalisis diperoleh melalui observasi dan interview dengan berbagai pihak yang merupakan objek penelitian ini, seperti kyai dan santri di empat pondok pesantren tertua di Lasem, tokoh dan masyarakat Tioghoa beragama Konghucu, dan juga dokumen-dokumen yang menerangkan historisitas Muslim dan Tionghoa di Lasem.
Sintesis Nanokomposit Stronsium Ferit-keramik Porselin Alumina sebagai Peningkat Struktur Dielektrik Kapasitor Berbahan Dasar Pasir Besi. Sobirin, Mohamad; Rosita, Nita; Fitriawan, Margi; Usriyah, Farida; Faizal, Reza; Yulianto, Agus
Journal of Creativity Student Vol 1, No 2 (2018): October 2018
Publisher : Journal of Creativity Student

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.387 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya mineral melimpah diantaranya adalah pasir besi, stronsium, dan keramik porselin. Bahanbahan tersebut sering digunakan sebagai bahan baku dalam komponen elektronik. Material keramik dari lempung dimanfaatkan sebagai dielektrik sedangkan stronsium dan pasir besi sebagai bahan ferit. Stronsium memiliki sifat yang ringan, tahan terhadap suhu tinggi, serta tidak mudah rapuh. Selain itu stronsium memiliki permitivitas listrik yang tinggi yang cocok digunakan sebagai bahan dielektrik pengisi kapasitor. Bahan dielektrik yang dapat menyimpan energi tinggi adalah bahan dielektrik berbentuk keramik. Keramik porselin alumina memiliki rumus kimia(Al2O3). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan struktur dielektrik pada kapasitor dengan komposit stronsium ferit-keramik porselin alumina. Untuk meningkatkan kualitas dari dielektrik maka dibuat komposit dari Sr ferit dan keramik alumina. Sehingga bahan dielektrik lebih ringan, tahan terhadap korosi, dapat menyimpan energi lebih banyak. Dielektrik dibuat dengan komposit stronsium ferit dan keramik porselin alumina dan perekat menggunakan PVA. Stronsium ferit disintesis dengan bahan baku utama stronsium oksida dan pasir besi. Bahan keramik diambil dari bahan-bahan alam lempung. Pembuatan komposit dengan variasi stronsium ferit dan keramik 0:20 gram, 5:15 gram, 10:10 gram, dan 15 : 5 gram. Pencetakan dilakukan menggunakan pompa hidraulik bertekanan 4 ton diameter cetakan 4 cm. Sintering dilakukan dengan menggunakan furnace pada temperatur 250oC. Karakterisai yang dilakukan adalah uji kuat tekan, uji kapasitansi, dan uji Microscopy dengan menggunakan SEM. Hasil uji kuat tekan menunjukkan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya stronsium ferit dan tertinggi dengan variasi stronsium ferit massa 15 gram adalah 34,7 x 102 kg. Uji kapasitansi menggunakan plat aluminium diperoleh nilai kapasitansi tertinggi pada variasi massa stronsium ferit 5 gram yaitu 11.5 nF yang dialiri arus AC 7 V. Struktur permukaan menunjukkan penambahan stronsium ferit pada komposit dielektrik adalah heterogen.