Nurul Hasanah
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

INVENTARISASI POTENSI DAN KERAGAMAN HUTAN GAMBUT SEKUNDER PADA BEBERAPA TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN DI HUTAN LINDUNG LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Nurul Hasanah; Mufidah Asy'ari; Suyanto Suyanto
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 6 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 6 Edisi Desember 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i6.11026

Abstract

Liang Anggang Protection Forest is dominated by peat soils. Peat is a very rich natural resource with biodiversity, dry peat is flammable and can disrupt the function of the land ecosystem. Drying peatlands can increase the chances of peatland fires because dry peat will find it difficult to absorb water due to the repeated forest and land fires. The Liang Anggang Protection Forest is thought to have the potential and diversity of regeneration. This study aims to analyze the composition and potential of youth at several levels of fire hazard classes and to analyze the diversity of youth in fire hazard classes. Sampling was determined by purposive sampling with plotted paths according to fire hazard classes, i.e. moderately prone to fire, prone to fire, and not prone to fire. The Liang Anggang protection forest in the city of Banjarbaru has diversity and potential for regeneration. There are 2 types of plants, namely acacia (Acacia mangium) and galam (Melaleuca leucadendra), according to the fire vulnerability class. The highest average plant potential was in the fire-prone class at the seedling level, namely, galam with a value of 9,000 stems/ha and the lowest average potential was in the fire-prone class at the acacia tree level with a value of 1.28 stems/ha. The diversity index (H') of plants in the Liang Anggang Protection Forest of the 3 fire vulnerability classes has a low type because the value is less than 1.Gambut pada umumnya merupakan sumber daya alam yang kaya dengan keanekaragaman hayati, keringnya gambut memiliki sifat yang mudah terbakar dan mengganggu fungsi ekosistem lahan tersebut. Keringnya lahan gambut dapat memperbesar peluang terjadinya kebakaran lahan gambut karena gambut yang telah kering akan sulit menyerap air akibat kejadian kebakaran hutan dan lahan yang berulang-ulang, Hutan Lindung Liang Anggang diduga memiliki keragaman jenis permudaan dan potensi bervariasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis komposisi dan potensi permudaan pada beberapa tingkatan klas kerawanan kebakaran dan menganalisis keragaman permudaan pada klas kerawanan kebakaran.Penetuan sampel dilakukan dengan purfosif sampling dengan jalur berpetak sesuai klas kerawanan kebakaran, yaitu agak rawan kebakaran, rawan kebakaran dan tidak rawan kebakaran. Hutan lindung liang anggang kota banjarbaru mempunyai keragaman dan potensi permudaan terdapat 2 jenis tumbuhan yaitu akasia (Accacia mangium) dan galam (Melaleuca leucadendra), sesuai dengan klas kerawanan kebakaran. Rata-rata potensi tumbuhan tertinggi di klas rawan kebakaran pada tingkat semai yaitu galam dengan nilai 9.000btg/ha dan rata-rata potensi terendah ada di klas rawan kebakaran pada tingkat pohon jenis tumbuhan akasia dengan nilai 1,28 btg/ha. Indeks keragaman (H’) tumbuhan pada Hutan Lindung Lindung Liang Anggang dari 3 klas kerawanan kebakaran jenis keanekargamannya tergolong rendah karena nilainya kurang dari 1.