Yusniaty Galingging
Universitas Kristen Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AN ANALYSIS OF CODE-MIXING AND CODE-SWITCHING IN HITAM PUTIH TALK SHOW “PARA PEMAIN 99 CAHAYA DILANGIT EROPA” Cendy Lupita Marbun; Yusniaty Galingging
DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA Vol. 6 No. 1 (2019): JUNI
Publisher : Prodi Sastra Inggris UKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/dia.v6i1.4751

Abstract

Penelitian ini berjudul An Analysis of Code-Mixing and Code-Switching In Hitam Putih Talk Show Episode of Para Pemain 99 Cahaya Dilangit Eropa, sebuah analisis tentang campur kode dan alih kode oleh tuan rumah dan tamu dalam percakapan di Hitam Putih Talk Show. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tipe dari alih kode apa saja yang digunakan pada percakapan ini demikian pula campur kode apa yang muncul. Disamping itu, penulis juga akan menjelaskan alasan melakukan hal tersebut dalam percakapan ini. Data-data yang ditemukan akan dianalisis menurut teori Ralph W Fasold, John J. Gumperz dan Dilkushi Senaratne (2009). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penulis pada penelitian ini menemukan 95 kasus campur kode, terdiri dari 30 kasus insertions, 45 kasus aliterasi, dan 20 kasus leksikalisasi kongruen. Kemudian ditemukan juga 30 kasus alih kode yang terdiri dari 12 kasus alih kode situasional dan 18 kasus alih kode metaforis. Adapun alas an penggunaannya adalah ketika membicarakan topik tertentu, mengutip orang lain, menunjukkan solidaritas, interjeksi, pengulangan untuk klarifikasi, mengklarifasi ujaran interlokutor, mengekspresikan identitas, memperhalus atau mempertegas sebuah permintaan dan disebabkan kebutuhan bentuk leksikal tertentu.
COMMISSIVE SPEECH ACT IN ADVERTISEMENT OF THE MAGAZINE NOW! JAKARTA Florensya Natalia; Yusniaty Galingging
DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA Vol. 6 No. 1 (2019): JUNI
Publisher : Prodi Sastra Inggris UKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/dia.v6i1.4752

Abstract

This writing is focused on the commissive speech act in the magazine NOW! Jakarta. The commissive speech act is one of many illocutionary speech acts which essentially involve the speaker committing himself to behave in some required ways, for instance promising and swearing. This study aims to find out and analyze the categories of commissive Speech Act of English Advertisements in Magazine Now! Jakarta. NOW! Jakarta Magazine, editions February and March 2016 will be the data used in this study. The writer analyzes the collected data descriptively by using the theory of Austin. The result shows that there are forms of illocutionary speech acts in every text of an advertisement; it is used to give information and emotional response. There is the commissive function of offering in every utterance and the other commissive function such as persuading, guaranteeing, undertaking, and promising which are found in advertisements of consumers. It is expected that this study may help the students or readers to comprehend the illocutionary act, particularly about the commissive speech act in the advertisement of consumers in the magazine NOW! Jakarta.
POLITENESS STRATEGY BY ELLEN DEGENERES IN ELLEN SHOW WITH SENATOR HILLARY CLINTON AND THE PRESIDENT OF THE UNITED STATES MR. BARRACK OBAMA Maria Skolastika; Yusniaty Galingging
DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA Vol. 6 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Prodi Sastra Inggris UKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/dia.v6i2.4758

Abstract

Politeness is used in many aspects of communication including mass media. This writing is focused on the pragmatic politeness of an interview on "The Ellen Show" tv talk show, between Ellen, the host, and her guests. According to www.broadwayworld.com, "The Ellen Show" is the best tv talk show in America. Because of it, the writer chooses "The Ellen Show" as the data source. The data in this research are positive and negative politeness strategies which are found in the transcripts of two episodes of "The Ellen Show". This is descriptive research. The theory that is used in this study is Brown and Levinson's politeness strategies. The writer analyzes what kind of positive and negative politeness Ellen used in interviewing her guests and why Ellen used those strategies. From this research, the writer finds that Ellen more uses positive politeness strategies and Ellen uses those strategies because of three reasons. First, she wants to avoid her guests' acts that might threaten her face. Second, Ellen wants to be approved by the guests so she can be intimate with them and their conversation can be interesting. Third, both of her guests are politicians that also compete in the American election. Ellen tries to be neutral and she does not want to be unimpeded. The writer suggests that students who want to analyze politeness strategies use more data and analyze other politeness strategies, so the readers can see clearly whether the object was polite or not, the research will be deeper, and the reader will be easier to understand politeness strategies.
A PORTRAYAL OF SUFFERING WOMEN AT WAR IN ZHANG YIMOU’S THE FLOWERS OF WAR Yunita Sulaiman; Yusniaty Galingging
DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA Vol. 6 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Prodi Sastra Inggris UKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/dia.v6i2.4760

Abstract

Analisa ini membahas potret penderitaan wanita pada masa perang serta perjuangan para wanita selama masa perang untuk tetap bertahan hidup sebagaimana direpresentasikan dalam sebuah karya sastra berupa film yang berjudul The Flowers of War. Film ini digarap oleh Zhang Yimou, William Kong, David Linde, Zhang Weiping, dan Brandt Andersen. Film ini juga didukung oleh sebuah rumah produksi yaitu EDKO Film, Beijing New Picture Film, and New Picture Company. Sutradara dalam film ini adalah Zhang Yimou dan diperankan oleh Christian Bale sebagai karakter pendeta palsu yang dikenal sebagai John, Ni Ni yang dianggap sebagai ketua dalam kelompok prostitusi dikenal sebagai Yu Mo dan Shu sebagai ketua dalam kelompok anak-anak kecil dalam film. Film ini bercerita tentang penggambaran keadaan wanita baik wanita dewasa ataupun anak kecil di Nanjing selama masa perang antara Jepang dengan Cina pada tahun 1937. Hasil dari analisa ini menunjukkan bahwa wanita sangat menderita pada masa perang dan wanita cenderung dijadikan sebagai pelampiasan nafsu oleh para penjajah dan/atau tentara yang menjajah daerah tersebut.
Kekurangan Aplikasi Grammarly dalam Mendeteksi Kesalahan pada Karya Tulis Mahasiswa Gunawan Tambunsaribu; Yusniaty Galingging
DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA Vol. 10 No. 1 (2023): JUNI
Publisher : Prodi Sastra Inggris UKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/dia.v10i1.4838

Abstract

Kehadiran aplikasi aplikasi hasil kecerdasan buatan (artificial inteligence) di jaman sekarang tidak akan bisa kita hindari. Dalam keseharian kita saat ini, kecerdasan buatan sangat membantu kita dalam menyelesaikan pekerjaan kita. Penelitian ini membahas tentang jenis kekurangan yang dimiliki oleh aplikasi Grammarly sebagai mesin pemeriksa kesalahan tulisan dalam sebuah naskah. Penelitian ini juga memberikan informasi mengenai langkah-langkah atau solusi yang dilakukan manusia, sebagai penulis, untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh aplikasi Grammarly. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian kualitatif berupa kata, frasa, klausa dan kalimat dalam tulisan ilmiah mahasiswa di jurusan Sastra Inggris, Universitas Kristen Indonesia. Analisis data didapatkan oleh peneliti dari hasil observasi peneliti terhadap uji coba penggunaan aplikasi Grammarly. Peneliti melakukan teknik analisis konten. Dalam hal ini peneliti menjelaskan setiap jenis contoh kesalahan penulisan yang dideteksi oleh Grammarly serta penjelasan mengenai langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam memperbaiki kesalahan tersebut. Dari penelitian ini dapat ditemukan bahwa ada beberapa kesalahan penulisan yang bisa dideteksi oleh aplikasi Grammarly yaitu: a. pengetikan huruf (typo); b. kekosongan tanda baca; c. pillihan kata tidak tepat; d. spasi tidak tepat atau berlebihan; e. kalimat bermakna tidak jelas atau ambigu; f. kalimat berstruktur tidak lengkap. Dari temuan ini, penulis menyimpulkan bahwa secanggih teknologi kecerdasan buatan manusia (artificial intelligence), manusia yang akan selalu melakukan penyempurnaan secara manual. Penulis berharap bahwa penelitian dengan topik pembahasan mesin pemeriksa kesalahan penulisan bisa dilanjutkan di kemudian hari oleh peneliti lainnya agar dapat memberikan perbandingan kualitas antara beberapa aplikasi sehingga memberikan banyak pilihan kepada penulis untuk memeriksa kesalahan dalamnaskah tulisannya. Kata kunci: aplikasi Grammarly, kesalahan penulisan, kecerdasan buatan