p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sajaratun
Yosef Tomi Roe
Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Sajaratun

BIOGRAFI PARA WANITA YANG MENCINTAI DAN DICINTAI OLEH SOEKARNO SANG PUTERA FAJAR Tahun 1921-1970 Yosef Tomi Roe
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 5 No 1 (2020): Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 ( Juni 2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v5i1.1338

Abstract

Diskursus mengenai biografi Soekarno selalu berkelindan dengan sejumlah wanita idamannya, baik yang berposisi sebagai ibu yakni Ida Ayu Nyoman Rai maupun kesembilan isteri-isterinya. Kecantikan seorang wanita adalah besi berani yang tak pernah berhenti memikat Soekarno hingga masa senja hidupnya. Soekarno memiliki julukan pencinta wanita.Meskipun demikian, ada fakta yang cukup kuat bahwa banyak juga wanita yang memuja Soekarno, jadi mereka saling mencintai. Memang tidak heran jika Presiden pertama Indonesia ini dari kecil-pun telah terinspirasi oleh kesabaran dan ketabahan seorang wanita Ibunda Ida Ayu Nyoman Rai yang kerap mendekap Sang buah hati dan dengan suara lembut Ibunda berkata, “ Nak, kelak kau akan menjadi pemimpin rakyat. Anak yang lahir saat matahari terbit itu nasibnya telah ditakdirkan menjadi pemimpin. Jangan lupa ucapan Ibunda bahwa Engkau adalah Putra Sang Fajar. Kisah cinta pertama dengan Sitti Utari bermula Soekarno melanjutkan studi di HBS surabaya dan Kos di rumah orang tua Utari. Berbagai cara dilakukan pemuda cerdas ini untuk memikat hati Utari, akhirnya keduanya saling mengutarakan kalimat aku mencintaimu“. Namun hidup bersama berlangsung singkat hanya 3 tahun, sesudah itu cerai. Sewaktu berada di Bandung untuk melanjutkan studi di THS (Technidche Hooge Scool ), “nasib” dipertemukan dengan seorang ibu cantik Inggit Garnasih yang 12 tahun lebih tua dari Soekarno. Biar bagaimanapun Inggit adalah wanita pendamping setia, penuh cinta kasih selama 20 tahun dari bilik politik PNI yang sarat dengan penjara hingga ke tanah merah, Ende Flores. Menurut Soekarno, Inggit Garnasih adalah Ibu, Kekasih, dan kawan yang memberi tanpa menerima. Kekurangan Inggit hanyalah karena ia tidak mampu melahirkan anak bagi Soekarno. Tidak disangka, Soekarno telah menyimpan hati untuk Fatmawati yang tidak lain adalah anak angkatnya sewaktu di Bengkulu. Kondisi makin memanas sewaktu Soekarno meminta menikah dengan Fatma, panggilan akrab Soekarno untuk Fatmawati. Dengan tegas Inggit mengatakan “saya tidak mau dimadu “, akhirnya Inggit dikembalikan ke Bandung tahun 1943 dan menjadi janda sedang Fatmawati menjadi First Lady atau ibu negara. Tidak berhenti sampai disini, Soekarno jatuh cinta dengan Hartini sehingga Fatmawati meninggalkan istana tinggal sendiri di luar. Ternyata Hartini bukanlah yang terakhir, masih ada Kartini Manopo seorang pramugari garuda, Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi,orang Jepang, Haryati, penari Istana, Yurike Sanger, dan Heldy Djafar semuanya dinikahi oleh Soekarno.
CUT NYAK DIEN : RATU PERANG ACEH DALAM MELAWAN PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA TAHUN 1878-1908 Siti Khaidah Soraya; Samingan Samingan; Yosef Tomi Roe
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 Tahun 2021 (November 2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v6i2.1475

Abstract

Perang Aceh merupakan Perang Sabil yang dilakukan oleh rakyat Aceh untuk membelah tanah air tercinta karena kolonial Belanda dianggap kafir dan harus diperangi. Peang Aceh merupakan perang terlama dalam sejarah Indonesia yang bersifat kedaerahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis empat permasalahan yaitu (1) bagaimana Biografi Cut Nyak Dien (2) bagaimana latar belakang Perang Aceh, (3) bagaimana proses perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh, (4) bagaimana dampak perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh. dalam penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui biografi Cut Nyak Dien, (2) mengetahui latar belakang Perang Aceh, (2) mengetahui biografi Cut Nyak Dien, (3) mengetahui proses perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh dan (4) dampak dari perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh. Dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah yang meliputi empat tahap penelitian yaitu pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (verifikasi), interpretasi, dan penulisan sejarah (historiografi). Hasil penelitian ini menunjukan Perang Aceh merupakan perang terlama dalam sejarah Indonesia yang terjadi sekitar tahun 1873-1904. Perang ini terjadi karena Belanda melanggar perjanjian Traktak Sumatera dan Sultan Aceh diminta mengakui kedaulatan Belanda. Hal ini merupakan penghinaan terhadap sultan Aceh. Terjadilah perang antara rakyat Aceh dengan Pasukan Belanda. Perang Aceh ini melibatkan semua golongan baik bangsawan, kaum ulama maupun rakyat biasa. Perang Aceh dipimpin oleh seorang perempuan, yaitu Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien merupakan anak seorang uleebalang yang memiliki jiwa kesatria dan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsanya. Taktik perang yang dilakukan oleh Cut Nyak Dien adalah berperang di dalam hutan dengan berpindah-pindah tempat untuk membingungkan pasukan Belanda. Taktik dan strategi ini berhasil dan membuat Belanda kewalahan dan sulit menemukan keberadaan Cut Nyak Dien beserta pasukannya. Akhir perang ini berujung pada penghianatan dari laskar anggota perang yang berujung pada penangkapan Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien ditangkap oleh Belanda kemudian diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat pada tahun 1907 dan meninggal pada tahun 1908. Identitas Cut Nyak Dien selama berada dipengasingan disembunyikan oleh Belanda agar tidak ada pergolakan yang terjadi. Perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh memberikan pengaruh atau dampak yang begitu besar baik dalam bidang agama, sosial budaya maupun bidang politik. Cut Nyak Dien kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional atas perjuangannya dalam mempertahankan tanah airnya dari cengkaraman penjajah.