This Author published in this journals
All Journal Sajaratun
Paula Heleonora Beatrix Tas
Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

LOCE: MEDIUM PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM MERAWAT MEMORI KOLEKTIF Paula Heleonora Beatrix Tas
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 Tahun 2021 (November 2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v6i2.1466

Abstract

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (a) Apa tantangan kaum perempuan di Desa Golo Ros dalam merawat memori kolektif? (b) Apa makna kultur tikar (loce) dalam sistem pengetahuan masyarakat di Desa Golo Ros?. Tujuan penelitian ini adalah (a) Mengetahui tantangan kaumĀ  Perempuan dalam merawat memori Kolektif di Desa Golo Ros Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur (b) Mengetahui makna kultur tikar (Loce) dalam sistem pengetahuan masyarakat di Desa Golo Ros Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan kualitatif serta teknik pengumpulan data berupa, (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi. Teknik analisis data digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifkasi atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tantangan yang dihadapi oleh kaum perempuan dalam merawat memori kolektif dalam budaya menganyam tikar (rojok loce) yakni: kemajuan Iptek, ketersediaan bahan baku, dan pengalaman dalam melakukan aktivitas menganyam. Selanjutnya, makna kultur tikar (loce) merupakan bagian dari pengetahuan kultural yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi pendahulu ke generasi berikutnya. Ditemukan pula bahwa skill mengayam tikar (loce), diperoleh melalui jalan pengamatan, bertanya pada pengayam yang lebuh tua usianya, dan mempratekannya secara intens. Maka dari itu dapat dijelaskan tradisi di daerah Manggarai mengharuskan masyarakat untuk memiliki tikar (loce). Dari pokok pikiran di atas dapat dijelaskan bahwa setiap masyarakat dapat belajar dengan cara berlatih atau bertanya kepada para penganyam tikar (rojok loce)