p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Bina Praja
Vivi Ukhwatul Khasanah Masbiran
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Bina Praja

Peningkatan Kualitas Layanan Penumpang Menggunakan Standar Penilaian Pelayanan Angkutan Perdesaan Tania Andari; Vivi Ukhwatul Khasanah Masbiran; Momon Momon; Evi Maya Savira; Elsa Yolarita; Worry Mambusy Manoby; Asriani Asriani
Jurnal Bina Praja Vol. 14 No. 1 (2022)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.14.2022.189-200

Abstract

Beberapa tahun belakangan ini pemerintah sedang gencar mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi umum bagi seluruh penduduk daerah di Indonesia. Mattson dkk. (2021) berpendapat sudah bahwa transportasi dan aksesibilitas di desa lebih luas dan kompleks persoalan transportasinya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengukur pelayanan jasa angkutan pedesaan dalam rangka meningkatkan kinerja transportasi umum di Kabupaten Pringsewu. Metode yang digunakan adalah mixed method, yakni menggabungkan data kuantitatif dan data kualitatif dalam satu waktu (Creswell, 2014). Yaitu data dianalisis secara kuantitatif dan selanjutnya dijelaskan berdasarkan kondisi existing serta dugaan sementara. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui survei lapangan pada empat trayek angkutan pedesaan yang ada di Kabupaten Pringsewu untuk mendapatkan data faktor beban, kecepatan kendaraan, waktu tunggu, waktu perjalanan, frekuensi/jam, dan jumlah kendaraan yang beroperasi dari tiap rute. Selanjutnya data tersebut dievaluasi dan diberikan penilaian berdasarkan kesesuaian indikator berdasarkan standar penilaian dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Data Sekunder diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik, dokumen resmi, situs web resmi pemerintah. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelayanan angkutan pedesaan di kabupaten Pringsewu, berada di bawah standar ideal (70%), dengan rata-rata faktor muat 40—50% yang termasuk dalam kategori buruk.  Hal ini diestimasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni tingkat rendahnya load factor dan headway. Rekomendasi yang diajukan adalah perlunya dilakukan upaya untuk penambahan headway dan peningkatan kecepatan waktu perjalanan serta mengurangi frekuensi perjalanan untuk meningkatkan kinerja angkutan.
Peluang Penerapan Subsidi Buy the Service (BTS) Bus Rapid Transit (BRT) untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Kota Padang Panjang Vivi Ukhwatul Khasanah Masbiran; Elsa Yolarita; Syapta Wiguna; Tania Andari; Afriyanni Afriyanni; Momon Momon
Jurnal Bina Praja Vol. 14 No. 3 (2022)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.14.2022.479-492

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya subsidi dan peluang implementasi Buy the Service (BTS) untuk Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Padang Panjang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data primer meliputi observasi dan penyebaran kuesioner kepada responden pengguna angkutan umum dan non angkutan umum. Informasi yang diperoleh dari penyebaran kuesioner adalah asal tujuan, karakteristik perilaku angkutan umum, dan kemauan membayar masyarakat terhadap moda angkutan umum yang mengikuti standar pelayanan angkutan umum. Biaya operasional kendaraan umum diperoleh dari hasil survey biaya pokok angkutan umum yang terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung. Hasil penelitian ini merumuskan 3 (tiga) skenario lintasan jalur utama dan analisis biaya penyelenggaraan BTS yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Estimasi biaya subsidi untuk implementasi BTS di tiga koridor utama adalah 10,09 miliar, dengan biaya subsidi tertinggi berada di koridor 1 yaitu sebesar 4,41 miliar namun memiliki headway yang lebih kecil dibandingkan dua koridor lainnya. Hasil penelitian ini juga merekomendasikan perlunya sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat terkait kemudahan dan kenyamanan penggunaan BRT serta penyamaan persepsi antara pemerintah daerah dan operator terkait mekanisme pemberian subsidi BRT.