Martinus Joko Lelono
Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Plural(Is)Me: Mungkinkah Kita Bersaudara? Merangkai Gerakan Persaudaraan Sebagai Arena Bersama, Belajar dari Jaringan Gusdurian Christian Fritz Wibisono; Martinus Joko Lelono
Proceedings of The National Conference on Indonesian Philosophy and Theology Vol 2, No 1 (2024): Proceedings of The National Conference on Indonesian Philosophy and Theology
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/snf.v2i1.8493

Abstract

In the midst of inter-religious segregation, there are several inter-faith movements. Apparently, the movement developed over time. One of the interfaith movements currently present in implementing the values of fraternity is Jaringan Gusdurian. The presence of Jaringan Gusdurian gives a new color to the interfaith movement, because of this group move actively in fighting for justice, defending minority groups and carrying out peace campaigns. In its implementation, this group also prioritizes human values wrapped in interfaith movements.This article will specifically discuss the brotherhood movement as a common arena, learning from Jaringan Gudurian, using the perspective of Strategic Action Fields theory, where this theory explains the fields or arenas that gives a new possibility through the role of social actors. Through this theory, a guide will be founded to find out models of fraternal movements in Jaringan Gusdurian which are models of fraternal movements in living together.Abstrak Di tengah arus segregasi antar agama, terdapat beberapa gerakan lintas iman. Ternyata, gerakan tersebut berkembang seiring berjalannya waktu. Salah satu gerakan lintas iman yang hadir pada masa kini dalam mengimplementasi nilai persaudaraan adalah Jaringan Gusdurian. Hadirnya Jaringan Gusdurian memberikan warna baru bagi gerakan lintas iman, karena kelompok ini bergerak secara aktif dalam memperjuangkan keadilan, membela kelompok minoritas serta melakukan aksi kampanye perdamaian. Dalam pelaksanaannya, kelompok ini juga mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan yang dibalut dalam gerakan lintas iman. Tulisan ini akan secara khusus membahas mengenai gerakan persaudaraan sebagai arena bersama, belajar dari Jaringan Gusdurian dengan menggunakan perspektif teori Strategic Action Fields yang mana teori ini menjelaskan mengenai fields ataupun arena yang membentuk sebuah kemungkinan baru melalui peran aktor sosial. Melalui teori tersebut, ditemukan panduan untuk mengetahui model-model gerakan persaudaraan dalam Jaringan Gusdurian yang menjadi model gerakan persaudaraan dalam hidup bersama.
Pluralisme Agama Perspektif Raimundo Panikkar: Kontribusinya untuk Keberagaman Agama di Kota Kupang Heribertus Kurnia Taman; Martinus Joko Lelono
Proceedings of The National Conference on Indonesian Philosophy and Theology Vol 2, No 1 (2024): Proceedings of The National Conference on Indonesian Philosophy and Theology
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/snf.v2i1.8494

Abstract

The plurality of religions and cultures in Kupang City often creates challenges, such as the potential for conflict or misunderstanding between religious and cultural groups. This situation sometimes disrupts the tolerance of religious life in Kupang. In addition, this situation often leads to conflicts between small groups (Muslims) and large groups (Christians). In this context, the pluralist views of Raimundo Panikkar, a prominent theologian and philosopher of religion, provide a unique perspective on understanding religious diversity. Through an analysis of Panikkar’s key concepts, such as “Culture of Religious Encounter,” “Religious Dialogue,” and “Transcendental Unity,” this paper attempts to outline how Panikkar’s thinking can serve as a foundation for understanding interfaith dialogue in Kupang City. The study also presents findings using a literature review method to gain new insights into Panikkar’s contribution to religious diversity in the region. Through this study, it is hoped that an understanding of Panikkar’s view of religious pluralism can serve as a foundation for developing harmony within the rich and precious religious diversity.  Abstrak Pluralitas agama dan budaya di Kota Kupang, tidak jarang memunculkan tantangan, seperti potensi konflik atau ketidakpahaman antar kelompok agama dan budaya. Situasi ini terkadang mengganggu toleransi hidup beragama di kota Kupang. Di samping itu juga, situasi ini seringkali memunculkan konflik antara kelompok yang berjumlah sedikit (Muslim) dan kelompok yang berjumlah banyak (Kristen). Dalam konteks ini, pandangan Pluralisme Raimundo Panikkar, seorang teolog dan filsuf agama terkemuka, memberikan perspektif unik dalam memahami keberagaman agama. Melalui analisis konsep-konsep kunci Panikkar, seperti “Budaya Perjumpaan Religius,” “Dialog Agama,” dan “Kesatuan Transendental,” tulisan ini mencoba menguraikan bagaimana pemikiran Panikkar dapat menjadi landasan untuk memahami dialog antaragama di Kota Kupang. Studi ini juga menyajikan temuan dengan menggunakan metode kajian pustaka untuk mendapatkan pandangan yang baru tentang kontribusi Panikkar terhadap keberagaman agama di daerah ini. Melalui kajian ini, diharapkan pemahaman tentang pandangan pluralisme agama Panikkar dapat menjadi landasan untuk mengembangkan kerukunan dalam keragaman agama yang begitu kaya dan berharga