Ummu Harmain
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Spasial Kesesuaian Fungsi Kawasan Daerah Aliran Sungai Batang Toru Di Kecamatan Tarutung Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara Junalius; Simon H Sidabukke; Ummu Harmain
Jurnal Regional Planning Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/jrp.v6i1.1116

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru adalah salah satu DAS di Wilayah Sungai Sibundong Batang Toru. Lokasi penelitian ini berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru yang secara administrasi lokasi yang ditinjau berada di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Kecamatan Tarutung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada ketinggian antara 900 - 1200 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini menggunakan 2 jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengolahan data pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Daerah Resapan di DAS Batang Toru di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara dan juga untuk menganalisis tentang kesesuaian fungsi lahan DAS Batang Toru di Kecamatan Tarutung terhadap RTRW Kabupaten Tapanuli Utara 2017-2037 yang didapat melalui scoring dan analisis overlay, sedangkan teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan alat analsis software ArcGis 10.3. Kemiringan lahan pada DAS Batang Toru beragam, dari datar (0-8%) sampai dengan sangat curam (> 40 %), kemiringan lereng datar dengan 5370,18 Ha adalah yang terluas. Ketinggian lahan pada DAS Batang Toru di Kecamatan Tarutung. Dari hasil overlay peta infiltrasi alami dan peta penggunaan lahan akan menghasilkan peta daerah resapan yang akan dioverlay terhadap Peta Rencana Tata Ruang Kabupaten Tapanuli Utara sehingga menghasilkan tingkat kesesuaian fungsi kawasan yaitu: untuk kawasan pada eksisting ada yang tidak sesuai sebesar 1304,76 Ha (7,47 %), pada katagori tidak kritis, dan seluas 1215,70 Ha (6,96 %), pada kategori kritis. Dan kawasan eksisting yang sesuai adalah seluas 13909,10 Ha (79,67 %) pada kategori tidak kritis, dan seluas 1029,89 Ha (5,90 %) Ha pada katagori kritis.
Analisis Spasial Kesesuaian Fungsi Kawasan Daerah Aliran Sungai Tungka Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah Ronal Richard Haposan Sibuea; Ummu Harmain; Simon H Sidabukke
Jurnal Regional Planning Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/jrp.v6i1.1118

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi resapan kawasan DAS Tungka terhadap RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah dimana penggunaan lahan dan dinamika yang sangat pesat di Kecamatan Pandan dan Tukka mengindikasikan ketidaksesuaian penggunaan lahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang menggunakan pengumpulan data seperti wawancara, survey lapangan dan dan studi pustaka terkait kondisi umum lokasi penelitian. Hasil analisis identifikasi sebaran daerah resapan pada kawasan DAS Tungka Kabupaten Tapanuli Tengah deskripsi baik pada tahun 2014 sebesar 5.151,60 Ha sedangkan pada tahun 2021 sebesar 4.849,06 Ha, normal alami pada tahun 2014 sebesar 910,54 Ha sedangkan pada tahun 2021 sebesar 736,93 Ha, mulai kritis pada tahun 2014 sebesar 482,50 Ha sedangkan pada tahun 2021 sebesar 483,39 Ha, agak kritis pada tahun 2014 sebesar sebesar 390,36 Ha sedangkan pada tahun 2021 sebesar 573,60 Ha, kritis pada tahun 2014 sebesar249,90 sedangkan pada tahun 2021 sebesar 541,92 Ha dan sangat kritis pada tahun 2014 sebesar 0,00 Ha sedangkan pada tahun 2021 sebesar 0,00 Ha. Hasil analisis identifikasi tingkat kesesuaian fungsi kawasan eksisting terhadap RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah pada hutan lindung sebesar 971,54 Ha atau 91 %, perkebunan sebesar 79,90 Ha atau 21 %, permukiman sebesar 633,25 Ha atau 74 %, pertanian sebesar 131,45 Ha atau 22 %, hutan produksi sebesar 3.500,94 Ha atau 98 %, sempadan sungai sebesar 412,40 Ha atau 60 %, air sungai sebesar 21,76 Ha atau 59 %, tingkat kesesuaian terhadap semua pola ruang adalah 80 %
Analisis Spasial Kesesuaian Fungsi Kawasan Daerah Aliran Sungai Deli Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (Studi Kasus: Kecamatan Medan Maimun) Eko Fernando Agustinus Sitanggang; Benteng H Sihombing; Ummu Harmain
Jurnal Regional Planning Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/jrp.v6i1.1119

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut (1) untuk mengetahui kondisi daerah resapan di Kecamatan Medan Maimun, (2) Untuk menganalisis tingkat kesesuaian fungsi kawasan Daerah Aliran Sungai Deli di Kecamatan Medan Maimun terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah. Teknis analisis yang digunakan adalah analisis spasial dengan cara melakukan analisis tumpang susun (overlay) dan skoring. Analisis spasial potensi infiltrasi alami merupakan kondisi potensial, analisis ini dilakukan dengan cara melakukan tumpang susun (overlay) peta kelas kemiringan lereng, peta tingkat jenis tanah, peta curah hujan dan peta potensi air tanah dengan cara pemberian skor pada masing-masing atribut, penjumlahan skor dan pengkelasan skor potensi infiltrasi alami. Pembuatan dan pengolahan peta atau data spasial penutupan lahan kawasan daerah aliran sungai pada Kecamatan Medan Maimun dilakukan dengan cara melakukan klasifikasi penutupan lahan dan melakukan digitasi dengan menggunakan peta penginderaan jauh. Hasil analisis spasial reklasifikasi kelas kondisi daerah resapan aktual pada Kecamatan Medan Maimun diperoleh 2 kelas kekritisan lahan yaitu kategori resapan kritin (Rk) yang mempunyai luas 285,21 Ha dengan persentase luas 94,13 % dan kelas kekritisan lahan kategori resapan tidak kritis (Rt) seluas 17,79 Ha dengan persentase 5,87 %. Hasil analisis spasial kesesuaian antara penutupan lahan dengan rencana pola ruang RTRW Kota Medan diperoleh kesesuaian penutupan lahan seluas 285, 12 Ha dan ketidaksesuaian seluas 15,61 Ha
Analisis Spasial Kesesuaian Fungsi Kawasan Daerah Aliran Sungai Bangop Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah (Studi Kasus: Kecamatan Sarudik) Ahyar Abdi Nasution; Jef Rudiantho Saragih; Ummu Harmain
Jurnal Regional Planning Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Regional Planning
Publisher : Program Studi Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/jrp.v6i1.1120

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kesesuaian fungsi kawasan eksisting Daerah Aliran Sungai Bangop di Kecamatan Sarudik dengan rencana pola ruang RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah (2013-2033) serta mengetahui lokasi fungsi kawasan terbaik dalam kaitannya menghindari daerah rawan banjir di Kecamatan Sarudik. Penelitian dilakukan menggunakan metode analisis spasial berbasis sistem informasi geospasial. Teknik yang digunakan adalah teknik overlay dan scoring terhadap peta - peta yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi lokasi dan keterangan sesuai kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya. Fotometri dilakukan menggunakan drone yang hasil fotonya diolah untuk dapat dipergunakan sebagai peta dasar digitasi penggunaan lahan aktual di Kecamatan Sarudik. Penelitian mengenai sebaran dan kondisi daerah resapan Kecamatan Sarudik mendapatkan hasil bahwa terdapat kondisi daerah resapan tidak kritis 4.306,61 Ha (95,29%), dan kondisi daerah resapan kritis 212,75 Ha (4,71%). Tingkat kesesuaian fungsi kawasan di Kecamatan Sarudik dengan rencana pola ruang RTRW Kabupaten Tapanuli Tengah (2013-2033) adalah Hutan Lindung (99,90%), Hutan Produksi Konversi (91.34%), Kawasan Perikanan (99,99%), Pemukiman (99,99%), dan Sempadan Sungai (70,04%). Sebagai upaya menghindari dampak banjir, diperoleh lahan seluas 242,07 Ha yang berada diluar daerah kerawanan banjir dan memiliki kondisi daerah resapan yang baik
Ketahanan Pangan di Kabupaten Simalungun: Pendekatan Rasio Ketersediaan Beras Jef Rudiantho Saragih; Ratna Sahara; Ummu Harmain
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 28 No 3 (2021): Desember
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v28i3.1027

Abstract

Pangan merupakan kebutuhan paling utama bagi setiap manusia untuk dikonsumsi setiap harinya untuk aktif dan produktif secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh luas areal panen padi, jumlah penduduk, dan ketersediaan beras tahun sebelumnya terhadap ketahanan pangan. Ukuran ketahanan pangan dalam penelitian ini menggunakan rasio ketersediaan beras, yaitu Rasio Konsumsi Normatif per kapita terhadap Ketersediaan Beras. Penelitian dilakukan di Kabupaten Simalungun pada bulan Pebruari sampai bulan April tahun 2020. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Simalungun dan Provinsi Sumatera Utara; Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Simalungun dalam periode tahun 1988-2018. Data dianalisis secara deskriptif dan regresi linier berganda. Rasio ketersediaan beras rata-rata di Kabupaten Simalungun pada tahun1988-2018 adalah 0,41. Dengan surplus rata-rata 225.856 ton per tahun, ketahanan pangan (beras) Kabupaten Simalungun berada pada status surplus tinggi. Luas areal panen padi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketahanan pangan; yang berarti bahwa penambahan luas lahan areal panen padi akan menurunkan rasio ketersediaan beras. Penurunan rasio ketersediaan beras berarti meningkatkan ketahanan pangan. Jumlah penduduk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ketahanan pangan; dimana pertambahan penduduk akan menaikkan rasio ketersediaan beras. Meningkatnya rasio ketersediaan beras berarti menurunkan ketahanan pangan. Ketersediaan beras tahun sebelumnya berpengaruh negatif dan sangat signifikan terhadap ketahanan pangan; dimana peningkatan jumlah ketersediaan beras tahun sebelumnya akan menurunkan nilai rasio ketersediaan beras. Dengan kata lain, ketersediaan beras tahun sebelumnya berperan positif dan signifikan terhadap ketahanan pangan. Hasil penelitian ini memberikan implikasi sekaligus rekomendasi bahwa diperlukan pengendalian laju alihfungsi lahan sawah, peningkatan produktivitas padi sawah dan padi ladang; pengendalian jumlah penduduk, diversifikasi pangan pokok; yang pada gilirannya akan meningkatkan ketersediaan beras tahun sebelumnya dan meningkatkan rasio ketersediaan beras dan meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Simalungun.