Sastra lisan adalah karya sastra yang diwariskan secara turun temurun melalui mulut ke mulut. Saat ini sastra lisan sudah mulai hilang karena ketidaksadaran masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai luhur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Semiotika Ferdinand De Saussure pada Sastra Lisan Kabata Kora- Kora Desa Selamon Kecamatan Banda. Jenis penelitian ini berupa jenis penelitian kualitatif dan lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Selamon dari bulan Maret sampai April. Subjek penelitian ini terdiri dari 3 narasumber yaitu tetua adat yang ada di Desa Selamon. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks Kabata Kora- Kora Desa Selamon Kecamatan Banda. Data penelitian ini berupa kata dan kalimat yang mengandung semiotika Ferdinand De Saussure dalam Kabata Kora- Kora Desa Selamon Kecamatan Banda. Teknik pengumpulan data adalah menentukan narasumber, menyiapkan pertanyaan, melakukan wawancara, memeriksa dan membaca kembali hasil wawancara, mengidentifikasi atau menetapkan data sesuai dengan teori penelitian dan di analisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dalam semiotika Ferdinand De Saussure pada sastra lisan Kabata Kora-Kora Desa Selamon Kecamatan Banda terdiri dari 5 penanda dan 5 petanda, yakni 2 penanda dan petanda berasal dari aspek material dari bahasa yaitu apa yang dilihat dan didengar, 2 penanda dan petanda yang alamiah yaitu tampak hewan, dan 1 penanda dan petanda yang berasal dari hasil produksi manusia. Secara keseluruhan makna dari Kabata Kora-Kora Desa Selamon yaitu memberi petunjuk yang dihasilkan dari penanda dan petanda tersebut.