Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Usaha Ternak Babi Peranakan Landrace Fase Starter Yang Diberi Tepung Limbah Kubis (Brassica oleraceae) Terfermentasi Dalam Ransum Basal: Business Analysis Of Landrace Starter Pig Fed Fermented Cabbage Waste Flour (Brassica oleraceae) In Basal Ration Heny Suek; Sabarta Sembiring; Matheos Filipus Lalus; Ulrikus Romsen Lole
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 5 No. 4 (2023): Desember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A study on starter phase landrace crossbreed pigs fed with fermented cabbage waste flour (Brassica oleraceae) in basal rations was to determine the income obtained, changes in costs, changes in profits and business feasibility of using this technology.The material used was 12 landrace crossbreed pigs aged 8 weeks with a body weight of 9-15kg (CV=15.33%). The study used a randomized block design (RBD) which consisted of 4 treatments and 3 replications. The four treatments were: R0: 100% basal ration, R1: 5% fermented cabbage waste flour + 95% basal ration, R2: 10% fermented cabbage waste flour + 90% basal ration, R3: 15% fermented cabbage waste flour + 85 % basal ration.The parameters analyzed are revenue, cost and profit gross margin and business feasibility.The data analysis method used is analysis of variance, partial budgetanalysis and business feasibility.analysis i.e. analysis of break-even point, payback period and revenues – costs ratio.The results showed that the treatment had no significant effect (P>0.05) on revenues. The biggest incremental profit was IDR 304,771 at 5% level. The break-even point was obtained from the sale of 8 pigs with a price break-even point of IDR1,310,977 and R/C of 1.54. In summary, the use of fermented cabbage waste flour in the basal ration is financially feasible. Suatu penelitian pada ternak babi peranakan landrace fase starter yang diberi tepung limbah kubis (Brassica oleraceae) terfermentasi dalam ransum basal adalah untuk mengetahui penerimaan yang diperoleh, perubahan biaya, perubahan keuntungan serta kelayakanusaha dari penggunaan teknologi  tersebut. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace yang berumur 8 minggu dengan bobot badan 9-15kg (KV=15,33%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 4 perlakuan 3 ulangan. Empat perlakuan tersebut adalah: R0: ransum basal 100%, R1: 5% tepung limbah kubis terfermentasi + 95% ransum basal, R2: 10% tepung limbah kubisterfermentasi + 90% ransum basal, R3: 15% tepung limbah kubis terfermentasi + 85% ransum basal. Parameter yang dianalisis adalah penerimaan, marjin kotor biaya dan keuntungan serta kelayakan usaha. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis varians, analisis anggaran parsial dan analisis kelayakan usaha melalui perhitungan titik impas, waktu pengembalian modal dan ratio penerimaan dan biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap penerimaan. Keuntungan tambahan terbesar adalah Rp304.771 pada level 5%. Titik impas diperoleh pada penjualan ternak babi sebanyak 8 ekor dengan titik impas harga sebesar Rp1.310.977 dan rasio pendapatan dan biaya sebesar 1,54. Secara ringkas, pemanfaatan tepung limbah kubis terfermentasi dalam ransum basal dikatakan layak secara finansial.