Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengambilan Keputusan pada Laki-laki untuk Menjalin Hubungan Biseksual Simultan Oktawirawan, Dwi Hardani; Pratiwi, Ari
Mediapsi Vol 4, No 1 (2018): JUNE
Publisher : MEDIAPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1153.633 KB) | DOI: 10.21776/ub.mps.2018.004.01.4

Abstract

This study aimed to comprehend the decision making stages of men who practicing concurrent bisexual relationship and its contributing factors. This study used phenomenology approach by undertaking deep interview to four male subjects who are currently practicing concurrent bisexual relationship. The result of this study showed that on pre-editing stage, the subjects were faced with two choices whether having concurrent bisexual relationship or having relationship with one partner only and the four subjects chose the former one as a promising alternative. Furthermore, on the dominance testing stage, the subjects were worried if their relationship status were revealed. On the dominance structuring stage, the subjects were committed to keep their relationship secret. Moreover, decision making process was influenced by several contributing factors, such as circumstances, preferences, emotions, actions, and beliefs.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami tahap-tahap pengambilan keputusan pada laki-laki untuk menjalin hubungan biseksual simultan beserta faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode yang digunakan adalah studi fenomenologi melalui wawancara mendalam terhadap empat orang subjek laki-laki yang menjalani hubungan biseksual simultan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahap pertimbangan awal subjek dihadapkan pada dua pilihan antara menjalin hubungan biseksual simultan atau memilih salah satu pasangan saja dan keempat subjek memilih hubungan biseksual simultan sebagai suatu pilihan yang menjanjikan. Selanjutnya, pada tahap menguji hal dominan, yang ditemukan adalah kekhawatiran jika status hubungannya terbongkar. Akhirnya, pada tahap menata hal dominan, yang ditemukan adalah subjek berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan hubungan. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan, faktor keinginan atau harapan, faktor emosi, faktor tindakan, dan faktor keyakinan.
Faktor Pemicu Kecemasan Siswa dalam Melakukan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 Dwi Hardani Oktawirawan
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 20, No 2 (2020): Juli
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.937 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v20i2.932

Abstract

Students in Indonesia conduct online learning from home in an effort to socially distancing during the covid-19 pandemic. The purpose of this study is to determine the triggers of anxiety experienced by students and the efforts made to overcome these anxieties. This study involved 74 informants who were high school students in Indonesia. Informants were asked to fill in open questions related to research topics through online forms. The results showed that the triggers for students' anxiety during online learning are difficulty understanding the material, difficulty working on assignments, the availability and condition of the internet network, technical obstacles, and concerns about subsequent assignments. The efforts made to overcome these anxieties are self-study, immediate work on assignments, discussion with teachers and friends, praying, self-encouraging, and doing other activities such as watching movies, listening to music, playing games, sleeping, eating, and doing sports.
Welas Asih: Konsep Compassion dalam Kehidupan Masyarakat Jawa Dwi Hardani Oktawirawan; Taufik Akbar Rizqi Yunanto
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 6, No 2 (2021): ANTHROPOS JANUARI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v6i2.17326

Abstract

Welas asih is a Javanese behavior where one feels the pain of others which then arouse the desire to help. In its application, one can provide help to others even for those who are not relatives. This is inseparable from the various philosophies that exist in Javanese society that make welas asih as a way of life. This paper is made to review the concept of welas asih of the Javanese community which is then juxtaposed with the concept of psychology. The concept of psychology in question is compassion which also refers to the ability of someone to feel the suffering of others and the urge to alleviate or eliminate the suffering. So that an explanation of welas asih of the Javanese people will be revealed in a psychological perspective.
Analisis Dampak Sosial, Budaya, dan Psikologis Lajang di Indonesia Dwi Hardani Oktawirawan; Ananta Yudiarso
Jurnal Pamator : Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Vol 13, No 2: Oktober 2020
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pamator.v13i2.7872

Abstract

Jumlah lajang di Indonesia mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan terkait lajang baik dari sudut pandang sosial, budaya, maupun psikologis. Analisis dilakukan secara kualitatif terhadap data statistik kependudukan serta artikel ilmiah terkait lajang di Indonesia yang kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk narasi. Lajang di Indonesia mendapatkan berbagai pandangan dari masyarakat baik positif maupun negatif. Seorang lajang dianggap lebih bebas, modern, mandiri, dan berfokus pada karir. Secara negatif lajang juga dianggap kesepian, tidak menarik, dan kurang pandai bersosialisasi. Pandangan negatif serta kurangnya penerimaan membuat lajang merasa tertekan. Secara jangka panjang peningkatan jumlah lajang juga dapat memicu permasalahan baru. Meningkatnya jumlah lajang berpotensi menurunkan angka kelahiran yang kemudian mengakibatkan rendahnya presentase penduduk usia produktif di masa mendatang.
Stigma terhadap Pemuda dengan Status Lajang (Studi Kualitatif) Dwi Hardani Oktawirawan
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol 22, No 1 (2020): Juni
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.222 KB) | DOI: 10.26623/jdsb.v22i1.2064

Abstract

Seseorang dengan status lajang tidak terlepas dari adanya stigma negatif seperti dianggap kesepian dan gagal menjalin hubungan romantis. Penelitian ini bertujuan untuk memahami stigma yang dialami oleh lajang dan dampaknya. Selain itu juga digali mengenai kondisi nyata dari seseorang yang berstatus lajang. Metode kualitatif digunakan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap subyek yang merupakan seorang lajang yang menerima stigma negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subyek sering mendapatkan pertanyaan mengenai status lajangnya, dibanding-bandingkan dengan orang lain, dan dianggap tidak laku. Kondisi tersebut membuat subyek merasa terganggu dan tidak nyaman hingga akhirnya subyek menjadi sering menghindari orang-orang yang memberikan stigma. Pada kenyataannya subyek tidak merasa kesepian karena menurutnya kebahagiaan tidak hanya diukur dari kondisi relasi romantis.
Mendekatkan yang Jauh: Peluang dan Tantangan Kencan Online Dwi Hardani Oktawirawan; Zanwar Yoga Pamungkas
PROPAGANDA Vol 3 No 1 (2023): PROPAGANDA: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/prop.v3i1.1131

Abstract

Kencan dapat dilakukan melalui media internet yang biasa disebut dengan kencan daring. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas realita tentang kencan daring seperti motivasi pengguna, proses hubungan, dan bahaya dalam kencan daring. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka dengan pendekatan naratif terhadap artikel-artikel yang membahas mengenai penggunaan aplikasi kencan daring. Seseorang melakukan kencan daring untuk mendapatkan teman, pasangan, partner seksual, atau sekedar karena penasaran. Sebelum menjalin komunikasi dengan orang lain, pengguna terlebih dahulu mempersiapkan profil mengenai dirinya sesuai dengan keinginannya. Perkenalan dimulai dengan memilih calon pasangan sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Hubungan kemudian dapat berlanjut di aplikasi lain yang lebih pribadi bahkan bisa berlanjut pada pertemuan tatap muka. Pada beberapa kasus hubungan yang terjalin dalam kencan daring dapat berlanjut pada hubungan yang lebih serius di dunia nyata. Terdapat beberapa bahaya yang dapat terjadi dalam kencan daring seperti penipuan, pemerasan, dan pelecehan seksual. Upaya menghindari dampak negatif tersebut dapat dilakukan dengan melakuan pencarian informasi baik secara pasif, interaktif, maupun aktif.