Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

5. Analisis Lingkungan Strategis Pulau Miangas, Pulau Terluar Indonesia Bagian Utara Ice Fahmi; Tri Soelistyo; Muhammad Maulani; Dessy Natalia; Nugroho Adi Sasongko; Donny Yoesgiantoro
TNI Angkatan Udara Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v1i3.6

Abstract

Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, pulau-pulau di perbatasan memiliki peran yang sangat penting. Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional (United Nations Convention on the Lawpof the Sea) 1982 pasal 47 ayat 1, negara kepulauan berhak menarik garis pangkal kepulauan (archipelagic baseline) sebagai dasar pengukuran wilayah perairannya dari titik-titik terluar pulau-pulau terluarnya. Dengan kata lain, pulau-pulau kecil ini turut menentukan batas-batas kedaulatan NKRI. Apabila Pulau Miangas lepas dari NKRI, maka Bangsa Indonesia akan kehilangan wilayah laut yang luas berikut sumber daya yang terkandung di dalamnya. Pemerintah juga telah melihat ancaman berupa kekhawatiran Indonesia akan perubahan orientasi warga Miangas, dan peluang berupa destinasi baru untuk pariwisata Indonesia. Oleh sebab itu Pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait pembangunan pulau terluar Indonesia sebagai beranda negara. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga melakukan pengembangan di wilayah perbatasan utara tersebut untuk melindungi dan menjaga lingkungan strategis Indonesia baik dalam aspek militer, politik, ekonomi dan sosial demi memenuhi kepentingan nasional Indonesia
6. Bahan Bakar Hayati Sebagai Pengganti Bahan Bakar Fosil (Biofuel : Biodiesel, Bioethanol, BioAvtur, Green Diesel, Green Gasoline, Green Avtur) Ice Fahmi; Tri Soelistyo; Muhammad Maulani; Nugroho Adi Sasongko; Donny Yoesgiantoro
TNI Angkatan Udara Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v1i3.7

Abstract

Pada saat ini kehidupan manusia tidak lepas dari penggunaan energi minyak bumi, dimana hampir setiap lini kehidupan tidak lepas dari penggunaan minyak bumi. Baik untuk sarana transportasi baik itu transportasi darat, laut maupun udara, namun kita telah menyadari bahwa ketersediaan bahan bakar dari bahan fosil semakin menipis, sehingga diperlukan bahan alternatif pengganti bahan bakar fosil, karena konsumsi bahan bakar minyak terus meningkat. meningkat dari waktu ke waktu. ketersediaan pasokan minyak dari fosil ketersediaan sisanya terbatas, kekurangan minyak Indonesia adalah kemungkinan nyata. Akibatnya, Indonesia harus mengimpor minyak mentah dan minyak bumi untuk bahan baku kilang. Produk yang memenuhi kebutuhan energi di masyarakat. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi yang besar. Kemungkinan biomassa atau sumber daya terbarukan digunakan sebagai bahan bakar nabati untuk biodiesel dan bioetanol (etanol) dimana bahan baku produk bahan bakar tersebut tersedia dan dapat diperbaharui. Oleh karena itu, diversifikasi energi Untuk mengurangi minyak, biofuel perlu diperkenalkan sebagai alternatif konsumsi minyak, terutama di sektor transportasi. Akibatnya, dibutuhkan lahan untuk menanam kelapa sawit untuk pasokan bahan baku biodiesel dan sekitarnya. Kami menanam singkong dan menyediakan bahan baku bioetanol. Tujuannya adalah untuk menantang penggunaan biofuel sebagai pelopor bahan energi alternatif. Sehingga ke depan dimungkinkan penggunaan biofuel sebagai bahan bakar utama karena selain tingkat polusi CO2 yang minimal, perkebunan kelapa sawit dengan siklus peremajaan tanaman 30 tahun merupakan paru-paru dunia yang dapat menyerap CO2, sehingga dapat dipastikan bahwa penggunaan bahan bakar biofuel alternatif ini adalah bahan bakar yang tepat.
7. Pengaruh Kebijakan DMO Batubara Terhadap Ketahanan Energi Nasional dalam Mendukung Pertahanan dan Keamanan Negara Ice Fahmi; Tri Soelistyo; Muhammad Maulani; Fajar Gunawan Afandi; Nugroho Adi Sasongko; Donny Yoesgiantoro
TNI Angkatan Udara Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v1i3.8

Abstract

Indonesia saat ini masih mengandalkan batubara sebagai bahan bakar utama pembangkit listrik pada skala nasional. Hal tersebut terjadi karena Indonesia masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai pembangkit listrik utama. Dengan begitu peran batubara menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas pasokan listrik di Indonesia. Listrik merupakan aspek penting mengingat hampir seluruh kegiatan manusia saat ini membutuhkan sumber daya listrik. Kekurangan pasokan listrik dapat berakibat fatal seperti pemadaman listrik di beberapa wilayah sehingga menghambat kegiatan perdagangan maupun produktivitas perusahaan di wilayah tersebut. Kebijakan DMO berpengaruh pada tingkat ketahanan energi nasional. Kebijakan DMO batubara juga mendukung pertahanan dan keamanan nasional melalui terjaminnya pasokan listrik melalui pemenuhan kebutuhan pasokan batubara di pasar domestik. Oleh sebab itu kebijakan DMO batubara merupakan langkah strategis untuk mendukung ketahanan energi nasional dan pertahanan dan keamanan negara.
8. Analisis Life Cycle Assessment Baterai pada Kendaraan Ice Fahmi; Tri Soelistyo; Muh Maulani; Fajar Gunawan Afandi; Nugroho Adi Sasongko; Donny Yoesgiantoro
TNI Angkatan Udara Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v1i3.9

Abstract

Baterai isi ulang diperlukan untuk dekarbonisasi sistem energi, tetapi penilaian dampak lingkungan siklus hidup belum mencapai konsensus tentang dampak lingkungan dari produksi baterai ini. Meskipun demikian, penilaian siklus hidup (LCA) adalah alat yang ampuh untuk menginformasikan pengembangan kinerja baterai dengan beban lingkungan yang berkurang. Ulasan ini mengeksplorasi praktik umum dalam LCA baterai lithium-ion dan membuat rekomendasi tentang bagaimana studi di masa depan dapat lebih dapat ditafsirkan, representatif, dan berdampak. Pertama, LCA harus memfokuskan analisis penipisan sumber daya pada tren jangka panjang menuju ekstraksi dan pemrosesan bahan yang lebih intensif energi dan sumber daya daripada memperlakukan cadangan yang diketahui sebagai jumlah tetap yang habis. Kedua, studi masa depan harus mempertimbangkan operasi ekstraksi dan pemrosesan yang menyimpang dari praktik terbaik industri dan mungkin bertanggung jawab atas sebagian besar dampak sektoral, seperti penambangan kobalt rakyat. Ketiga, LCA harus mengeksplorasi setidaknya 2-3 skala fasilitas manufaktur baterai untuk menangkap dampak yang bergantung pada ukuran dan throughput seperti pengkondisian ruang kering dan pemulihan pelarut. Terakhir, LCA masa depan harus beralih dari baterai kg massa sebagai unit fungsional dan sebagai gantinya memanfaatkan kWh kapasitas penyimpanan dan kWh throughput energi selama masa pakai.