Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Bahasa Bima dalam Perspektif Filsafat Bahasa Hans-Georg Gadamer Bil’ Ibadirrahman; M. Sukri
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA Vol 12 No 2 (2022): JURNAL PENDIDIKAN BAHASA
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpb.v12i2.1374

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan esensi bahasa Bima dari pespektif filsafat bahasa Hans-Georg Gadamer. Di Indonesia, ada beragam bahasa daerah, termasuk Bahasa Bima (Nggahi Mbojo), yang mencerminkan kekayaan budaya yang menjadi cerminan nilai-nilai dalam masyarakat. Dalam konteks ini, gagasan filsafat bahasa Gadamer digunakan untuk menggali kedalaman Bahasa Bima, memahami peran serta nilai budaya di dalamnya, dan membuka wawasan tentang bagaimana bahasa ini membentuk identitas budaya serta mempertahankan nilai-nilai warisan. Dalam lingkungan masyarakat Bima, Bahasa Mbojo menjadi cerminan dan perwujudan solidaritas budaya masyarakat Bima, hal tersebut terlihat dalam banyak kegitan yang dilakukan seperti, musyawarah persiapan kegiatan (Mbolo Rasa), selamatan 7 bulan kehamilan (Kiri Loko), dan sebagainya. Dalam aktifitas tersebut terlihat masyarakat Bima masih menggunakan budaya dan bahasa Bima dalam berinteraksi. Gadamer (200:535) berpendapat berbeda dengan habitat yang terkait dengan kelompok sosialnya, dunia bagi Gadamer pada hakikatnya bersifat linguistik sehingga sebuah pandangan bahasa adalah sebuah pandangan dunia. Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat pandangan Gadamer terhadap masyarakat Bima memiliki keterkaitan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan. Studi pustaka mendasari penelitiannya pada literatur sebagai data yang diolah untuk mencapai tujuan penelitian.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan esensi bahasa Bima dari pespektif filsafat bahasa Hans-Georg Gadamer. Di Indonesia, ada beragam bahasa daerah, termasuk Bahasa Bima (Nggahi Mbojo), yang mencerminkan kekayaan budaya yang menjadi cerminan nilai-nilai dalam masyarakat. Dalam konteks ini, gagasan filsafat bahasa Gadamer digunakan untuk menggali kedalaman Bahasa Bima, memahami peran serta nilai budaya di dalamnya, dan membuka wawasan tentang bagaimana bahasa ini membentuk identitas budaya serta mempertahankan nilai-nilai warisan. Dalam lingkungan masyarakat Bima, Bahasa Mbojo menjadi cerminan dan perwujudan solidaritas budaya masyarakat Bima, hal tersebut terlihat dalam banyak kegitan yang dilakukan seperti, musyawarah persiapan kegiatan (Mbolo Rasa), selamatan 7 bulan kehamilan (Kiri Loko), dan sebagainya. Dalam aktifitas tersebut terlihat masyarakat Bima masih menggunakan budaya dan bahasa Bima dalam berinteraksi. Gadamer (200:535) berpendapat berbeda dengan habitat yang terkait dengan kelompok sosialnya, dunia bagi Gadamer pada hakikatnya bersifat linguistik sehingga sebuah pandangan bahasa adalah sebuah pandangan dunia. Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat pandangan Gadamer terhadap masyarakat Bima memiliki keterkaitan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan. Studi pustaka mendasari penelitiannya pada literatur sebagai data yang diolah untuk mencapai tujuan penelitian.