Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UJI TERATOGENIK EKSTRAK AIR DAUN KECUBUNG GUNUNG (Brugmansia suaveolens Bercht & Presl.) PADA TIKUS WISTAR Ita Nur Anisa; Ismi Muslimah; Afifah Bambang Sutjiatmo; Andreanus Soemardji
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.8

Abstract

Daun dan Bunga Kecubung gunung secara empiris telah digunakan sebagai anti asma atau bronkodilator. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan (Ita Nur Anisa,dkk) bahwa daun kecubung gunung memiliki efek bronkodilator pada dosis 25 mg/kg bb dan hasil uji toksisitas akut ekstrak air daun kecubung gunung menyebabkan 60% kematian pada hewan percobaan pada dosis 5000 mg/kg bb. Untuk memperoleh informasi lebih spesifik, maka dilakukan uji teratogenik untuk melihat abnormalitas fetus yang terjadi karena pemberian zat selama fase perkembangan embrio atau organogenesis, meliputi abnormalitas bagian tubuh luar, jaringan lunak serta kerangka fetus. Pengujian ini dilakukan secara in vivo pada hewan percobaan. Ekstrak air daun kecubung gunung (Brugmansia suaveolens Bercht & Presl.) diberikan pada tikus dewasa betina hamil pada dosis 23,77 mg/kg bb, 95,0 mg/kg bb dan 950,5 mg/kg bb selama fase organogenesis secara peroral pada hari ke-6 sampai hari ke-15 kehamilan, kemudian tikus dibedah pada hari ke-20 kehamilan. Pemberian dosis 950,5 mg/kg bb menyebabkan penurunan bobot rata-rata induk pada H-20 kehamilan dan menyebabkan penurunan jumlah fetus serta pemberian semua dosis uji menyebabkan penurunan bobot rata-rata fetus. Penurunan tersebut berbeda bermakna secara statistic antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis uji pada (p<0,05). Semua dosis yang digunakan tidak berpengaruh pada fisik fetus dan tidak menyebabkan kelainan pada jaringan lunak dan jumlah kerangka fetus.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL SIRIH MERAH TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS WISTAR JANTAN MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA Puspa Sari Dewi; Ita Nur Anisa
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i2.15

Abstract

Tanaman sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) secara empiris telah digunakan masyarakat Indonesia untuk menurunkan kadar lipid dan glukosa darah. Kandungan flavonoid dalam tanaman sirih merah dipercaya yang berkhasiat sebagai penurun lipid dan glukosa darah tersebut. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol sirih merah terhadap kadar glukosa darah pada tikus Wistar jantan model hiperkolesterolemia. Sebanyak 25 ekor tikus Wistar jantan dengan bobot rata-rata 180-200 gram dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok uji yang mendapat ekstrak etanol sirih merah dengan tiga dosis berbeda, kelompok atorvastatin sebagai pembanding dan kelompok kontrol. Ekstrak etanol sirih merah diberikan selama 14 hari bersama-sama dengan pemberian PTU dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi sebagai penginduksi kolesterol. Kadar glukosa dalam serum diukur pada hari ke-3, 7 dan 14 perlakuan. Hasil penelitian dianalisa secara statistik menggunakan uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol sirih merah dapat menghambat peningkatan kadar glukosa darah pada tikus jantan model hiperkolesterolemia dibandingkan dengan kelompok kontrol setelah 3 hari perlakuan walaupun tidak berbeda bermakna dibanding kelompok kontrol (p=0,05). Kelompok esktrak etanol sirih merah dosis 200 mg/kg bb menunjukkan hasil yang terbaik dibanding kelompok dosis 100 dan 50 mg/kg bb. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol sirih merah dosis 200 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus Wistar jantan model hiperkolesterolemia.