I Gusti Ayu Made Wahyu Widyatmika
Politeknik Transportasi Darat Bali

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENERAPAN ELECTRONIC TRAFFIC LAW ENFORCEMENT (ETLE) DI KOTA DENPASAR Kadek Saskia Amelia Deviana; I Gede Wirawan; I Gusti Ayu Made Wahyu Widyatmika; Aditya Saputra; Putu Eka Suartawan
Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi Vol. 1 No. 2 (2023): Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember dan Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

So far, the city of Denpasar is considered to have had many traffic violations. For this reason, the police installed CCTV at Buagan Crossroad to monitor road users, and the police used it to assist the ETLE system. This research was conducted to determine the public's perception of the implementation of ETLE, and also the government's efforts to increase public awareness of traffic. Researchers describe and solve problems by looking for various data from many sources and conducting surveys of the community. From the survey, it is known that 63% of respondents do not know that in Buagan Crossroad there is an application of ETLE, even though as many as 82% of respondents have passed it. This lack of knowledge of the drivers who commit traffic violations. They felt unsupervised because there were no police on duty at the location. So, they get a ticket, but as many as 69.7% of respondents do not know the process and the cost of the ticket. From all this, the researcher concluded that the police did not socialize the ETLE system to the public, because 67% of respondents felt they had not received the socialization. ABSTRAK Kota Denpasar sejauh ini dinilai banyak terjadi pelanggaran lalu lintasnya. Untuk itu kepolisian memasang CCTV pada Simpang Buagan untuk mengawasi pengguna jalan, serta digunakan kepolisian untuk membantu sistem ETLE. Adanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap penerapan ETLE, dan juga usaha pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat berlalu lintas. Peneliti mendeskripsikan dan memecahkan masalah dengan mencari berbagai data dari banyak sumber dan melakukan survei terhadap masyarakat. Dari survei tersebut, diketahui bahwa 63% responden tidak mengetahui bahwa di Simpang Buagan terdapat penerapan ETLE, padahal sebanyak 82% responden pernah melewatinya. Kurangnya pengetahuan tersebut para pengendara banyak yang melakukan pelanggaran lalu lintas. Mereka merasa tidak terawasi karena tidak ada polisi yang berjaga di lokasi itu. Sehingga mereka mendapatkan surat tilang, tetapi sebanyak 69,7% responden tidak mengetahui proses dan biaya tilang. Dari semua ini peneliti menyimpulkan bahwa kepolisian kurang mensosialisasikan sistem ETLE kepada masyarakat, karena 67% responden merasa belum mendapat sosialisasi tersebut.
Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Metode Equivalent Accident Number dan Upper Control Limit (Studi Kasus: Ruas Jalan Batas Kota Negara-Pekutatan) I Gusti Ayu Made Wahyu Widyatmika; Kadek Risma Setianingtyas; Luh Ade Arya Prasanthi Dewi Wiguna; Putu Eka Suartawan
Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi Vol. 2 No. 3 (2024): Berkala Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember dan Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/berkalafstpt.v2i3.1282

Abstract

The Negara-Pekutatan City Boundary Road, which connects Jembrana Regency and Tabanan Regency in Bali Province, experiences a high level of accident vulnerability. This study aims to evaluate the number of accidents and identify accident-prone areas (black sites) on the Negara-Pekutatan City Limits road at kilometers 90-110 in Jembrana Regency. Data regarding traffic accident victims from 2019 to 2021 was obtained from the Jembrana Regency Police Traffic Unit. Based on this data, the number of accidents can be calculated using the EAN method (Equivalent Accident Number), and an analysis can then be carried out to determine accident-prone areas using the BKA (Upper Control Limit) and UCL (Upper Control Limit). The analysis results show that the KM 93-94 road segment (with an EAN value = 69) is identified as a black site because it exceeds the control limits of BKA = 23 and UCL = 22. ABSTRAK Jalan Batas Kota Negara-Pekutatan, yang menghubungkan Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Tabanan di Provinsi Bali, mengalami tingkat kerawanan kecelakaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jumlah kecelakaan dan mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan (black site) di ruas jalan Batas Kota Negara-Pekutatan pada kilometer 90-110 di Kabupaten Jembrana. Data mengenai korban kecelakaan lalu lintas dari tahun 2019 hingga 2021 diperoleh dari Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kabupaten Jembrana. Berdasarkan data ini, dapat dihitung angka kecelakaan menggunakan metode EAN (Equivalent Accident Number) dan kemudian melakukan analisis untuk menentukan daerah rawan kecelakaan dengan menggunakan metode BKA (Batas Kontrol Atas) dan UCL (Upper Control Limit). Hasil analisis menunjukkan bahwa segmen jalan KM 93-94 (dengan nilai EAN = 69) teridentifikasi sebagai black site karena melebihi batas kontrol BKA = 23 dan UCL = 22.