Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGGUNAAN BUBUK KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI LARU ALAMI NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA GULA KELAPA The Application of Mangosteen Rind Powder as Natural Preservation on Physochochemical Characteristic of Coconut Sugar , Karseno; Setyawati, Retno; Haryanti, Pepita
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gula kelapa merupakan bahan pangan yang terbuat dari nira kelapa. Nira mudah mengalami kerusakan karena kontaminasi mikroba. Kerusakan nira dapat dicegah dengan penambahan campuran bubuk kapur dengan bubuk kulit buah manggis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi antara persentase bubuk kulit buah manggis terhadap laru dengan jumlah pemberian laru dalam satu liter nira yang menghasilkan gula kelapa terbaik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang dikaji meliputi persentase bubuk kulit buah manggis terhadap laru (M) (b/b) yaitu 2,5%; 5%; 7,5%; dan 10%; jumlah pemberian laru ke dalam nira kelapa (P) yaitu 1 g/liter (P1) dan 2 g/liter (P2). Pengamatan dilakukan terhadap pH nira kelapa dan gula kelapa cetak yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar gula reduksi, total fenolik, total padatan terlarut, tekstur, warna, aroma khas gula, tingkatan rasa manis dan kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan yang menghasilkan gula kelapa dengan sifat fisik, kimia dan sensorik terbaik adalah perlakuan persentase bubuk kulit buah manggis terhadap laru; 7,5% (b/b) dengan jumlah pemberian laru ke dalam nira sebanyak 1 g/liter. Kombinasi tersebut menghasilkan nira dengan pH 5,78 dan gula kelapa dengan kadar gula reduksi 12,29 %bb; kadar air 8,32 %bb; total padatan terlarut 4,83oBrix; tekstur 0,0021 mm.det/g; kadar abu 2,28 %bb; total fenolik 0,928 mg/g; warna : coklat tua (1,91); aroma khas gula kelapa cetak : agak kuat (2,38); tingkatan rasa manis : manis (2,78); dan kesukaan : agak suka (2,45).
Aplikasi Pengawet Alami Nira Kelapa Bentuk Serbuk Berbahan Sirih Hijau Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia Gula Kelapa Haryanti, Pepita; , Karseno; Setyawati, Retno
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gula kelapa dihasilkan dengan cara memanaskan nira kelapa sampai memadat. Nira kelapa mudah mengalami kerusakan karena aktivitas mikroba. Kerusakan nira kelapa tersebut dapat dicegah dengan menggunakan beberapa bahan pengawet. Salah satunya adalah formula laru alami daun sirih hijau, yaitu campuran bubuk kapur dengan bubuk daun sirih hijau. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula laru alami daun sirih hijau yang paling tepat untuk menghasilkan sifat fisik dan kimia gula kelapa cetak terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kali ulangan. Faktor yang dicoba meliputi 1) proporsi bubuk daun sirih hijau terhadap laru alami yang terdiri dari (b/b) 0.25 : 9.75, 0.5 : 9.5, 0.75 : 9.25 dan 1 : 9, dan 2) jumlah penambahan laru alami ke dalam 1 liter nira kelapa yang terdiri dari 1 dan 2 gram. Variabel fisikokimia yang diamati, yaitu pH nira kelapa, kadar air, kadar gula reduksi, kadar abu dan tekstur gula kelapa cetak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan formula laru alami daun sirih hijau yang paling tepat untuk menghasilkan sifat fisik dan kimia gula kelapa cetak terbaik adalah konsentrasi daun sirih hijau terhadap laru alami 0.75 : 9.25 dan jumlah penambahan laru alami 1 g/L nira kelapa.
KARAKERITIK SELAI BUAH PALA: PENGARUH PROPORSI GULA PASIR, GULA KELAPA DAN NENAS , Karseno; Setyawati, Retno
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daging buah pala merupakan bagian terbesar dari buah pala segar yaitu 80%, namun baru sebagian kecil saja yang sudah dimanfaatkan. Selai pala merupakan alternatif pemanfaatan daging buah pala. Daya oles yang kurang merata dan selai yang tidak disukai merupakan kendala dalam pembuatan selai pala. Substitusi gula kelapa dan penambahan nenas bertujuan untuk memperbaiki daya oles dan rasa sehingga produk selai pala dapat disukai.Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menentukan proporsi yang tepat antara gula pasir dengan gula kelapa sehingga dihasilkan selai pala yang mudah dioleskan dan disukai; 2) menentukan proporsi yang tepat antara daging pala dengan nenas sehingga dihasilkan selai pala dengan warna coklat kekuningan dan disukai; 3) menentukan kombinasi perlakuan terbaik untuk menghasilkan selai pala dengan warna coklat kekuningan, aroma pala yang kuat, mudah dileskan dan disukai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penggunaan proporsi gula pasir dengan gula kelapa 25:75 menghasilkan selai pala dengan selai mudah dioleskan (3,17) dan tingkat kesukaan suka (3,33) .2) Penggunaan proporsi daging pala dengan nenas 7:3 menghasilkan selai pala dengan warna coklat tua (1,1) dan tingkat kesukaan suka. 3) Penggunaan proporsi gula pasir dengan gula kelapa 25:75 dan penambahan nenas dengan proporsi daging pala dengan nenas 7:3 merupakan kombinasi terbaik dengan warna coklat tua (1,1), aroma pala agak kuat (2,20), mudah dioleskan (3,17) dan tingkat kesukaan suka (3,33)
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI JELLY DRINK Yanto, Tri; Karseno, Karseno; Purnamasari, Maria M. D.
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.683 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12904

Abstract

IDENTIFIKASI PIGMEN FIKOBILIPROTEIN PADA KAPPAPHYCUS ALVAREZII DALAM PELARUT BUFFER FOSFAT DENGAN METODE FREEZE THAW CYCLE Mayasari, Noor Rohmah; Karseno, Karseno; Setyawati, Retno
Jurnal Mitra Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): JMK
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kappaphycus alvarezii mengandung pigmen fikobiliprotein yang terdiri dari fikoeritrin, fikosianin, dan alofikosianin. Pigmen tersebut telah banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, seperti sebagai fotosensitiser pada terapi kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut buffer fosfat dan waktu freeze thaw cycle pada jumlah fikobiliprotein dalam Kappaphycus alvarezii dan mengidentifikasi pigmen tersebut. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang diuji adalah konsentrasi pelarut yang terdiri dari 4 taraf konsentrasi dan waktu freeze thaw cycles yang terdiri dari 3 taraf sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan dengan 2 kali ulangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi buffer fosfat dan lama freeze thaw cycle tidak berpengaruh pada jumlah pigmen fikobiliprotein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pigmen fikobiliprotein berwarna merah muda; memiliki tiga puncak absorbansi maksimal pada 565, 545; dan 498 nm dan lebih stabil pada pH 7. Identifikasi pigmen fikobiliprotein pada penelitian ini menunjukkan bahwa Fikoeritrin adalah pigmen yang paling dominan.