Abdussamad Abdussamad
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERAN KETUA KELOMPOK TANI DAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIVE KELOMPOK DAN RENCANA DEFINITIVE KEBUTUHAN KELOMPOK DI KECAMATAN KARANG INTAN Khairiana Khairiana; Abdussamad Abdussamad; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7817

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ketua kelompoktani dan peran Penyuluh Pertanian Lapangan dalam penyusunanRencana Definitive Kelompok (RDK) dan penyusunan RencanaDefinitive Kebutuhan Kelompok (RDKK). Penelitian inimenggunakan metode survei, metode penarikan contoh yangdigunakan adalah Teknik stratified proposional randomsampling, dengan jumlah sampel yang diambil dari ketuakelompok tani sebanyak 20 orang dan Penyuluh PertanianLapangan sebanyak 20 orang sehingga total responden yang diambil 40 orang. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasilperan ketua kelompok tani dalam penyusunan RDK dan RDKKdengan kriteria cukup berperan dan peran Penyuluh PertaniananLapangan sangat berperan dalam penyusunan RDK dan RDKK.Berdasarkan hasil uji t diperoleh t hitung untuk peran PenyuluhPertanian Lapangan dalam perencanaan RDK Ho ditolak dan Hiditerima, untuk pelaksanaan RDK sebesar 3,484 dan diperoleh t(95 %: 20) sebesar 1,729 Karena t hitung lebih besardari t tabel, makaHo ditolak dan Hi diterima dan untuk evaluasi RDK sebesar11,543 dan diperoleh t (95 %: 20) sebesar 1,729 Karena t hitung lebihbesar dari t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima dan untukperan Penyuluh Pertanian Lapangan dalam perencanaan RDKKsebesar 32,013 dan diperoleh t (95 %: 20) sebesar 1,729 Karena thitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak dan Hi iterima,untuk pelaksanaan RDKK sebesar –15,103 dan diperoleh t (95 %:20) sebesar 1,729 Karena t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Hoditerima dan Hi ditolak dan untuk evaluasi RDKK sebesar29,388 dan diperoleh t (95 %: 20) sebesar 1,729 Karena t hitung lebihbesar dari t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima.
MANAJEMEN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL DI KECAMATAN KURAU KABUPATEN TANAH LAUT Daniel Destian S; Abdussamad Abdussamad; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i2.776

Abstract

Usaha jasa penggilingan padi umumnya tidak berjalan terus sepanjang tahun bisa disebut bersifat musiman, sebab gabah tidak tersedia sepanjang tahun. Kegiatan usaha jasa penggilingan padi berjalan hanya pada musim panen dan beberapa bulan setelahnya, tergantung pada besarnya hasil panen di wilayah sekitar penggilingan padi berada. Di Kecamatan Kurau ada 18 penggilingan padi yang melakukan aktivitas jasa dan penjualan ada juga yang hanya melakukan aktivitas jasa saja, penggilingan padi yang ada di Kecamatan Kurau merupakan Penggilingan padi skala kecil. Tujuan dari penelitian ini mendiskripsikan manajemen dan aktivitas usaha penggilingan, menganalisis keuntungan pengusaha penggilingan dan hambatan apa saja yang dihadapi oleh pelaku usaha penggilingan padi yang ada di Kecamatan Kurau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juli 2017 dimulai dari persiapan, pengumpulan data sampai pembuatan laporan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian. Maka dari itu dari jumlah populasi sebanyak 18 penggilingan padi, diambil 6 penggilingan padi sebagai sampel berdasarkan aktivitas dan kapasitas penggilingan padi.Aktivitas yang dilakukan dalam  melakukan  usaha  penggilingan padi yang ada di Kecamatan kurau meliputi pengadaan input,penjemuran,penggilingan,pengolahan beras dan manajemen usaha penggilingan padi yang ada di Kecamatan Kurau meliputi perencanaan, Pengorganisasian,pengarahan,pengawasan. Biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan padi (jasa dan jual) lebih besar terutama untuk membeli gabah, sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan padi (jasa) relatif kecil karena tidak ada aktivitas pembelian gabah. Penggilingan padi memperoleh keuntungan sebesar Rp 35.519.859,- dari penjulan beras Sedangkan dari jasa penggilingan keuntungan   sebesar Rp 880.932,-.dalam satu minggu. Untuk penggilingan padi mengeluarkan biaya terbesar pada pembelian gabah. Dan untuk penggilingan padi (jasa) memperoleh keuntungan yang sangat minim, namun para pemilik memiliki pekerjaan lain yaitu sebagai petani.Kata kunci: manajemen, penggilingan padi, aktivitas, keuntungan, kecil
TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI KACANG TANAH DI DESA MARTADAH BARU KECAMATAN TAMBANG ULANG Endra Yuliagung Saputro; Suprijanto Suprijanto; Abdussamad Abdussamad
Frontier Agribisnis Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i1.578

Abstract

Usahatani palawija adalah sumber penghasilan pokok maupun penghasilan tambahan sebagai usaha yang cukup menjanjikan untuk memperbaiki kondisi ekonomi petani. Tanaman palawija juga merupakan tanaman yang cukup potensial dalam penyediaan vitamin dan mineral masyarakat, salah satu di antaranya adalah kacang tanah. Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang merupakan penghasil produksi kacang tanah terbesar kedua yaitu 28,00 ton dan produktivitasnya adalah 14,0 ku/ha, sehingga menarik untuk dijadikan lokasi yang akan diteliti. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi usahatani kacang tanah di Desa Martadah Baru Kecamatan Tambang Ulang. Penelitian ini mengunakan metode survei dan teknik non probability sampling. Untuk mengumpulkan data dan pemilihan lokasi penelitian menggunakan Sampling Jenuh dan purposive sampling. 30 responden telah dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Untuk mendapatkan hasil penelitian, peneliti juga menggunakan analisis skoring. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat penerapan usahatani kacang tanah di Desa Martadah Baru tergolong sedang (70,74%), karena intensitas penyuluhan pertanian masih relatif rendah.Kata kunci: kacang tanah, penerapan teknologi
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS DI DESA MALUKA BAULIN KECAMATAN KURAU KABUPATEN TANAH LAUT Suprianto Suprianto; Abdussamad Abdussamad; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i1.583

Abstract

Produksi padi sawah di Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2005 sampai dengan 2015 cenderung mengalami peningkatan.Kabupaten Tanah Laut merupakan kabupaten yang turut andil dalam menyumbang produksi padi di Kalimantan Selatan.Sekarang ini, petani-petani padi sawah di Kalimantan Selatan khususnya di Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut, cenderung menggunakan metode budidaya padi sawah secara konvensional. Hal ini sedikit berbeda pada dua kelompok tani pada salah satu desa yang ada di Kecamatan Kurau, yakni Desa Maluka Baulin. Kelompok tani tersebut yakni kelompok tani Sumber Hidup dan Ruhui Rahayu, menggunakan metode budidaya padi dengan system of rice intensification (SRI).Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan teknologi SRI, mengetahui hubungan penerapan teknologi SRI dengan produktivitas, serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi petani dalam penerapan teknologi SRI di Desa Maluka Baulin Kecamatan Kurau. Analisis data yang digunakan adalah analisis tingkat penerapan teknologi, analisis korelasi tri serial dan analisis deskriptif.Berdasarkan hasil perhitungan tingkat penerapan teknologi budidaya padi sawah dengan metode SRI bahwa ; (a) Jumlah petani yang berada pada kategori sesuai (55,56% < TPT < 77,78%), yakni sebanyak 50,00% ; (b) Jumlah petani yang berada pada kategori kurang sesuai masih sebanyak 26,67%; (c) Jumlah petani yang berada pada kategori sangat sesuai hanya sebesar 23,33%. Penerapan teknologi memiliki hubungan yang nyata (signifikan) dengan produktivitas usahatani padi dengan metode SRI.Tenaga yang dikeluarkan petani ekstra lebih besar dibandingkan dengan usahatani dengan metode konvensional pada umumnya.Kata kunci: penerapan teknologi, padi sawah, system of rice intensification, produktivitas