Muhammad Afrizal Fadilah
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KOTA BANJARBARU Muhammad Afrizal Fadilah; Mariani Mariani; Luthfi Fatah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9427

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanapersepsi petani terhadap kinerja penyuluh pertanian di kotaBanjabaru dan mengetahui permasalahan yang dihadapi petanidalam pekerjaan penyuluh. Penelitian dilaksanakan dari Septemberhingga Desember 2022 di mulai dari persiapan, pengumpulan datasampai dengan tahap penyusunan laporan. Pemilihan jumlah sampelpetani wilayah binaan BPP Cempaka dengan proportionatesampling method. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 petani.Penentuan sampel terpilih pada GAPOKTAN menggunakan simplerandom sampling (acak sederhana). Data primer diperoleh dengancara wawancara langsung kepada masyarakat yang terpilih denganbantuan kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini bersumberdari Badan Pusat Statistik, Balai Penyuluh Pertanian, jurnal sertabahan bacaan pendukung. Analisis data yang digunakanmenggunakan metode Skala Likert dan deskriptif. Berdasarkan hasilpenelitian, dari persepsi petani mengenai hasil kinerja penyuluhpertanian Kota Banjarbaru tergolong, kategori sangat baik yaitujumlah skor 6.021 dengan persentase 89,2%. Dimana 8 dari 9indikator menyatakan bahwa kinerja petani kategorinya sangat baik.Hanya 1 indikator yang memiliki penilaian kinerja dengan kategoribaik yaitu akses pasar, teknologi, sarana-prasarana sertapembiayaan. Permasalahan yang dialami petani selama kegiatanpenyuluhan yaitu penyuluh kurang memberikan informasi mengenaikemitraan dan akses pemasaran sehingga petani memiliki kesulitandalam memasarkan produknya. Selain itu, penyuluh berupayameminimalisir biaya produksi petani namun hal tersebut belumterealisasi dengan baik karena petani mendapatkan modal sendiridan bantuan yang diberikan hanya bibit sedangkan petanimengharapkan adanya bantuan pupuk. Sehingga meminimalisirbiaya produksi sulit untuk dilakukan.