Mariani Mariani
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 51 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DALAM PENANGANAN LIMBAH MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN Maironah Maironah; Darni Subari; Mariani Mariani; Efansyah Noor
EnviroScienteae Vol 7, No 2 (2011): EnviroScienteae Volume 7 Nomor 2, Agustus 2011
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v7i2.465

Abstract

Hospital waste is an invaluable, unusable and expelled material, which is divided into medical and non medical waste. It is also categorized as radiology, infectious and common solid or domestic waste. (Health Department of Indonesia, 1992). As a public health service, hospital always produces medical or non-medical waste such as clinic, pathology and radioactive waste. It has been organized well according to the rules on health law. Remember that these are dangerous and causing infections, pollution of water, air and soil, accident factor and aesthetics problem. It is purposed to mark the knowledge, attitude and act of health officers on solving medical waste problem in order to know the relation between the predisposition factors (education, year of work, knowledge and attitude), motivating factors (hospital policy, employers motivation) and supporting factors (facilities, information) with the health officers’ attitude on solving medical waste problem, as advices for RSUD Ulin, Banjarmasin, in order to develop the quality on giving services. Those things are profitable to compare the medical waste problem solving with the law. Knowledge, attitude and act of the RSUD Ulin health officers are appraised well.-            There is significant relation between variable (education, knowledge, attitude and facilities providing) with an action of health officer on solving medical waste problem.-            There is no significant relation between the year of work variable, hospital policy, motivation and information with the attitude of health officers on solving medical waste problem.The RSUD Ulin organizers have to relocate and rearrange the place to throw away the medical waste according to the standard health requirements, organizing standard code, standard procedures, socializing the health officers, patient and their family, visitor and people around the hospital trough available media networks.
PERSEPSI PETANI HIDROPONIK TERHADAP POLA KEMITRAAN DENGAN HYDROGARDEN BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Aisyah Helda Wati; Mariani Mariani; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 7, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i4.11557

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola kemitraan yangterjalin antara petani hidroponik dengan Hydrogarden Banjarbaru danmenganalisis persepsi petani hidroponik terhadap pola kemitraandengan Hydrogarden Banjarbaru. Penelitian dilakukan pada bulanApril sampai Juli 2023. Penelitian ini menggunakan metode sensusdan dianalisis secara deskriptif yang bersifat kualitatif yaitu denganwawancara terbuka dan menggunakan metode evaluasi programkemitraan yaitu CIPP (context, input, prosess, dan product) yangkemudian jawaban dari petani disinkronkan dan di intervalkanmenggunakan skala likert. Berdasarkan hasil penelitian, polakemitraan yang terjalin antara petani dengan HydrogardenBanjarbaru ialah pola dagang umum. Persepsi petani terhadap polakemitraan dengan Hydrogarden Banjarbaru termasuk dalam kategoribaik dengan rata-rata skor yaitu 4,10.
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG PURUN KELURAHAN PALAM Raeno Rahmat Koestanto; Mariani Mariani; Yusuf Azis
Frontier Agribisnis Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i3.2925

Abstract

Usaha kerajinan purun dilakukan oleh masyarakat dalam skala rumah tangga, dilihat dari tingkat produksi dan produktifitasnya yang cukup potensial maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat pengrajin purun di Kelurahan Palam tersebut yang belum banyak diketahui serta bagaimana permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin purun dalam kegiatan usahanya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat dan permasalahan- permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat pengrajin purun dalam mengelola usahanya serta alternatif pemecahnya. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan November 2018 sampai dengan Oktober 2019 di Kelurahan Palam. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Responden sebanyak 30 orang pengrajin purun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kampung Purun adalah pengrajin anyaman purun yang didominasi oleh orang tua, umurnya sudah mencapai umur lansia, sangat jarang bahkan hampir tidak ada yang anak muda. Pendidikan pengrajin hampir semua memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD). Masyarakat kebanyakannya mengerjakan anyaman purun sebagai kerja sampingan dan dominan pekerjaan utama sebagai Ibu rumah tangga dan Petani. Permasalahan yang sering dihadapi oleh para pengrajin anyaman purun adalah faktor cuaca yang selalu berubah-ubah, kurangnya modal usaha,kurangnya tenaga kerja dan cara memasarkan produk/promosi.
INTERAKSI SOSIAL ANGGOTA KELOMPOK TANI DAN PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KELURAHAN LANDASAN ULIN UTARA KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Veronica Silalahi Sidebang; Mariani Mariani; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.6029

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui yang terjadi dalam kegiatan penyuluhan dan interaksi sosial antar anggota kelompok tani, (2) mengetahui tingkat partisipasi petani, dalam kegiatan penyuluhan, dan (3) mengetahui permasalahan interaksi dan partisipasi dalam kegiatan penyuluhan di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru. Penelitian ini laksanakan di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan. Penelitian ini lakukan dengan metode survey. Data primer didapat langsung melalui wawancara dengan ketua kelompok tani dan anggota kelompok tani dan memakai pertanyaan kuesioner yang sudah disiapkan sebelumnya. Data sekunder dikumpulkan dari daftar pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia petani rata-rata tergolong produktif. Sebagian besar petani di Kelurahan Landasan Ulin Utara berjenis kelamin laki-laki. Selain bertani, petani juga memiliki pekerjaan sampingan dan sebagian besar pekerjaan sampingan petani berwiraswasta. Tingkat pendidikan petani dengan persentasi tinggi yaitu tingkat pendidikan SMP/Sederajat. Tingkat interaksi sosial dalam kontak sosial dan komunikasi tergolong tinggi. Dalam berinteraksi kontak sosial dan komunikasi tergolong tinggi dengan demikian hubungan antar anggota kelompok tani memiliki hubungan yang kondusif. Tingkat partisipasi penyuluhan dalam perencanaan, pelaksaan dan evaluasi keseluruhan tergolong tinggi. Ada beberapa permasalahan atau kendala yang dialami oleh petani dalam kontak sosial kesibukan petani yang tinggi dan tidak punya waktu, kurang terjalinnya komunikasi saat pertemuan, kurang aktif dalam kegiatan penyuluhan kurangnya penilaian, atau petani kurang ikut praktek didalam penyuluhan. Dalam evaluasi penyuluhan
TINGKAT PENGETAHUAN PESERTA PELATIHAN CABAI DI KECAMATAN CINTAPURI DARUSSALAM Ayu Wulandari; Eka Radiah; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i2.13057

Abstract

Cabai merupakan produk dari komoditas pertanian yang fluktuatif.Pada saat musim tertentu, harganya bisa naik berkali-kali lipat, padamomen lain bisa turun drastis yang mengakibatkan petani merugi.Hal ini menjadikan tantangan tersendiri bagi para petani, disamping fluktuasi harga, budidaya sangat rentan dengan kondisicuaca juga terserang hama dan penyakit. Untuk meminimalisirsemua risiko tersebut, biaya untuk budidaya cabai tidaklah sedikityang artinya petani berani mengambil risiko besar. Diimbangidengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan usaha petani dalammengelola usaha tersebut mendapatkan keuntungan besar. Akantetapi rendahnya tingkat pengetahuan menyebabkan kemampuandalam menyerap informasi dan menerima teknologi relatif terbatasdan berakibat pada rendahnya kemampuan dalam mengelolausahatani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkatpengetahuan peserta pelatihan cabai di Kecamatan CintapuriDarussalam dan permasalahan yang dihadapi peserta pelatihan.Metode yang digunakan adalah sensus dimana semua pesertapelatihan sebanyak 30 orang menjadi responden. Berdasarkan hasilpenelitian rata-rata tingkat pengetahuan peserta pelatihan cabaiberada pada tahapan ‘Memahami’ dengan nilai 49,44% padakategori Taksonomi Bloom’s. Permasalahan yang dihadapi antaralain terkendala pada kurangnya atau terbatasnya modal untukmemulai ataupun mengembangkan usaha, pupuk yang terbatas danmahal, fluktuasi harga cabai, cuaca dan kondisi alam, seranganhama dan penyakit pada tanaman cabai.
PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TERHADAP USAHA TANI PADI Siti Fatimah; Eka Radiah; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10321

Abstract

Tujuan dari penelitian ini mengetahui persepsi mahasiswa FakultasPertanian Universitas Lambung Mangkurat terhadap usaha tani padidan mengetahui permasalahan yang dihadapi jika bekerja pada usahatani padi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 78 orangdiambil menggunakan metode simple random sampling, dimanapengambilan sampel secara acak. Berdasarkan hasil penelitian,bahwa persepsi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas LambungMangkurat terhadap usaha tani padi menjanjikan dengan nilaipresentase (69,23%). Hal ini dilihat dari faktor-faktor penentupersepsi kepemilikan lahan orang tua (25,64%), mempunyaipengetahuan dan keterampilan (19,23%), pekerjaan orang tua(15,38%, serta keberlanjutan usaha tani padi (8,97%). Adapunpermasalahan yang dihadapi mahasiswa jika bekerja pada usaha tanipadi adalah cuaca atau iklim yang berubah-ubah (37%),permasalahan kedua mengenai teknologi yang tidak memadai (alatpertanian usahatani padi yang mahal) (21%), harga hasil panen yangtidak menentu dengan presentase (19%), besarnya modal untukberusaha tani dengan presentase (18%), serta kurangnya kesuburanlahan sebanyak (5%).
ANALISIS KOMPARATIF KEUNTUNGAN USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING ANTARA POLA KEMITRAAN DENGAN POLA MANDIRI DI KABUPATEN BANJAR Alif Wahyuning Tyas; Yudi Ferrianta; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i1.2635

Abstract

Krisis protein hewani dapat membahayakan kemajuan bangsa sehingga perlu peningkatan ketersediaan sumber gizi terutama protein hewani. Salah satu hewan ternak yang dapat menghasilkan daging ialah ayam ras pedaging. Usaha ternak ayam ras pedaging di Kabupaten Banjar dimulai dengan usaha mandiri dalam skala usaha kecil guna memenuhi kebutuhan keluarga. Keterbatasan mendorong peternak untuk melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Kemitraan ialah suatu strategi bisnis dengan tujuan untuk saling menguntungkan dan memberikan manfaat antara pihak yang bermitra. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan keuntungan yang diperoleh peternak ayam ras pedaging dengan pola kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar dan mengetahui permasalahan yang dihadapi peternak ayam ras pedaging dengan pola kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar. Penelitian dilaksanakan di dua tempat peternakan, yaitu dengan pola kemitraan (bermitra dengan PT Ciomas Adisatwa) dan pola mandiri. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan rata-rata biaya total peternak pola kemitraan adalah sebesar Rp223.597.362,50 per periode, sedangkan rata-rata biaya total peternak pola mandiri adalah sebesar Rp210.665.777,79 per periode. Rata-rata penerimaan peternak pola kemitraan adalah sebesar  Rp289.575.153,84 per periode, sedangkan rata-rata penerimaan peternak mandiri adalah sebesar  Rp260.535.666,67 per periode. Rata-rata keuntungan peternak pola kemitraan yaitu  Rp65.977.791,34 per periode, sedangkan rata-rata keuntungan peternak mandiri adalah sebesar Rp49.869.888,88 per periode. Berdasarkan analisis statistik uji t menunjukkan bahwa t hitung (1.183) ≠ t tabel (1.740). Artinya H0 diterima dan H1 ditolak, bearti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata keuntungan usaha ternak ayam ras pedaging pola kemitraan dengan pola mandiri. Permasalahan yang dihadapi peternak pola kemitraan dan mandiri yaitu heat stress pada musim kemarau, anak ayam yang mudah kedinginan pada musim hujan, pakan yang menjadi lembab pada musim hujan, kurangnya pengetahuan peternak mandiri dalam pengaplikasian vaksin dan vitamin, kurangnya frekuensi bimbingan teknis penyuluh perusahaan kepada peternak plasma dan sulit mendapatkan bibit ayam (Day Old Chick) unggul yang dialami peternak mandiri yang menyebabkan tingginya tingkat mortalitas ternak sebesar 57,31%.  Kata kunci: perbandingan keuntungan, pola kemitraan, pola mandiri, ternak ayam ras pedaging 
HUBUNGAN LUAS LAHAN DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PETANI PADI (Oryza sativa L) DI DESA SUMBER SARI KECAMATAN PULAU LAUT BARAT KABUPATEN KOTABARU Akhmad Yani; Eka Radiah; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i4.7849

Abstract

Kesejahteraan keluarga petani sangatlah penting. tinggi rendahnyakesejahteraan petani diduga berhubungan dengan luas lahangarapan yang dimiliki petani. Sehingga tujuan penelitian untukmengetahui tingkat kesejahteraan keluarga petani padi, mengetahuihubungan antara luas lahan dengan tingkat kesejahteraan keluargapetani padi dan untuk mengetahui permasalahan yang dialami olehpetani padi di Desa Sumber Sari. Pengambilan sampelmenggunakan probability random sampling dengan populasi petanipadi sebesar 139 orang dengan sampel terpilih sebesar 44 orang.Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kesejahteraan keluarga petanipadi di Desa Sumber Sari dilihat dari luas lahan garapan keluargapetani yang paling tinggi berada pada kategori KS I denganpersentase sebesar 85,8% yang terdiri dari petani di lahan sempit,sedang maupun luas. Selanjutnya terdapat hubungan yangsignifikan antara luas lahan dengan tingkat kesejahteraan keluargapetani di desa Sumber Sari Kecamatan Pulau Laut Barat. Haltersebut dibuktikan dengan hasil uji t yaitu jika thitung (2,159) > ttabel(1,682) maka hipotesis nol (H0) ditolak dengan kata lain hipotesisalternatif (H1) Diterima. hal ini berarti bahwa luas lahan memilikihubungan dimana jika luas lahan yang dimiliki petani semakin luasmaka semakin baik pula tingkat kesejahteraan keluarga petani.Permasalahan yang dihadapi petani ada 3 yaitu lahan yang dimilikioleh petani lebih dari 1 ha masih sedikit yaitu sebesar 20,46%,jumlah tanggungan keluarga yang tidak sesuai dengan pendapatan,dan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang tidak terkendali.Hal tersebut tentunya dapat menjadi masalah bagi petani dalammemenuhi indikator-indikator tingkat kesejahteraan petani.
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) HARAPAN MASA DI DESA PASAR LAMA KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR Dea Edna Adinda; Masyhudah Rosni; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.5961

Abstract

Desa memiliki potensi sebagai pembangunan nasional yang ditinjau dari segi sumberdaya alamnya. Sumberdaya yang dikelola dengan baik membuat perekonomian desa mejadi meningkat dan membawa kesejahteraan pada masyarakat desa. Pembangunan desa bisa dilakukan dengan pemberdayaan yang mengacu pada partisipasi. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yaitu lembaga yang membawahi unit usaha pedesaan serta berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. BUMDes dengan jenis usaha terbanyak terdapat di Desa Pasar Lama dengan nama BUMDes Harapan Masa. BUMDes yang memiliki jenis usaha terbanyak juga memerlukan adanya partisipasi yang mendukung dari semua pihak termasuk pemerintah desa dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap BUMDes, mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat partisipasi masyarakat dengan karakterisktik responden serta permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan BUMDes. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan kuesioner, metode penarikan contoh menggunakan simple random sampling, diperoleh 30 KK sebagai responden. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis tingkat partisipasi, hubungan tingkat partisipasi dengan karakteristik responden dengan uji Rank Spearman dan Chi Square. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan BUMDes dengan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, partisipasi masyarakat Desa Pasar Lama terhadap BUMDes Harapan Masa tergolong kategori sedang (67,58%). Partisipasi dalam perencanaan tergolong sedang (65%), partisipasi dalam pelaksanaan tergolong rendah (53%), partisipasi dalam pemanfaatan hasil tergolong tinggi (80%) dan partisipasi dalam evaluasi tergolong sedang (72%). Terdapat hubungan yang positif yang nyata seperti pendidikan responden (ρhitung 0,206), hubungan negatif yang nyata seperti umur (ρhitung-0,264); pendapatan (ρhitung -0,150); lama tinggal (ρhitung-0,124) responden, tidak terdapat hubungan yang nyata seperti pekerjaan (x2hitung1,188) responden dengan partisipasi masyarakat terhadap BUMDes. Tinggi rendahnya umur, pendidikan, pendapatan dan lama tinggal responden diikuti oleh tinggi rendahnya partisipasi masyarakat sedangkan pekerjaan responden tidak diikuti oleh tinggi rendahnya partisipasi masyarakat. Permasalahan yang terjadi dalam pengembangan BUMDes yaitu pemasaran jasa atau produk yang masih kurang serta kurangnya pelatihan lebih lanjut yang diadakan BUMDes.
PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TERAPUNG DI DESA LOKBAINTAN KECAMATAN SUNGAI TABUK, KABUPATEN BANJAR Timbul Prayitno; Abdurrahman Abdurrahman; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i1.691

Abstract

Pasar Terapung Lokbaintan ini merupakan jenis wisata budaya yang terletak di pesisir sungai Martapura tepatnya di Desa Lokbaintan Kecamatan Sungai Tabuk. Pasar Terapung Lokbaintan ini merupakan jenis wisata yang memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan. Hal ini karena, melalui pengembangan potensi pariwisata Pasar Terapung Lokbaintan ini sektor-sektor usaha lain masyarakat juga akan ikut berkambang, mulai dari pertanian hingga transportasi dan perdagangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pedagang pasar terapung dengan analisis secara deskriptif; dan untuk mengetahui pendapatan pedagang pasar terapung di Desa Lokbaintan Kecamatan Sungai Tabuk dengan menggunakan analisis I=P-C. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lokbaintan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Barito Kuala. Jumlah sampel sebanyak 10 orang pedagang pasar terapung yang menjual hasil pertanian dengan pengamatan selama 8 hari. Hasil penelitian diperoleh karakteristik pedagang pasar terapung di Desa Lokbaintan Kecamatan Sungai Tabuk, yaitu  rata-rata umur 41 tahun, sehingga pedagang responden sebagai sampel peneltian ini adalah termasuk usia produktif, rata-rata jumlah tanggungan keluarga sebesar 3 orang, mayoritas tingkat pendidikan SD/sederajat sebesar 60% dan pendidikan tertinggi pedagang responden adalah tamat SLTP/sederajat sebesar 10%, rata-rata lama menetap selama 41 tahun dan rata-rata status kepemilikan tempat tinggal adalah mayoritas milik sendiri. Usaha pedagang pasar terapung memerlukan biaya rata-rata per hari sebesar Rp 176.374,89 dan memperoleh penerimaan rata-rata per hari sebesar Rp 249.925,63, sehingga pendapatan rata-rata yang diperoleh pedagang pasar terapung adalah sebesar Rp 73.554,74/hari.Kata kunci: pendapatan pedagang, pasar terapung.