Reza Prakoso Dwi Julianto
Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Tropical Architecture and Sustainable Urban Science

Perencanaan dan Pengembangan Desa Wisata Tani Aman dengan Pendekatan Sustainablity Enviromental Putri Nopianti; Anisah Azizah; Reza Prakoso Dwi Julianto; Hanny Aliyah F.; Mulyani; Lyanisa Kusuma; Intan Rahmayanti; Amelia Agusriulina
TRANSFORM: Journal of Tropical Architecture and Sustainable Urban Science Vol. 2 No. 2 (2023): TRANSFORM
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/transform.v2i2.1101

Abstract

Pengembangan desa menjadi sebuah Desa Wisata merupakan salah satu bentuk upaya dalam mengembangkan potensi-potensi lokal yang terdapat didalamnya. Desa Wisata dapat menjadi upaya untuk melestarikan dan memberdayakan potensi budaya lokal dan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) yang berada di masyarakat. Pengembangan Desa Wisata Tani Aman bertujuan mengoptimalkan potensi dan merencanakan tahapan pengembangan desa wisata berbasis sumber daya lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa evaluatif komponen 3A, yaitu Amenitas, Atraksi dan Aksesibilitas, kemudian dilanjutkan desain konsep kawasan Desa Wisata Tani Aman. Hasil penelitian komponen atraksi menunjukkan kondisi baik, komponen aksesibilitas menunjukkan kondisi cukup baik, dan komponen amenitas menunjukkan kondisi cukup mendukung. Arahan pengembangan difokuskan pada pengembangan kearifan lokal dari perekrutan tenaga kerja dan pengembangan potensi pertanian, peternakan dan pengelolaan sampah. Adapaun kegiatan dalam kawasan Desa Wisata Tani Aman antara lain wisata sawah, pembatikan, bank sampah dan rumah kompos serta budidaya maggot.
Kampung warna-warni jodipan Evaluasi Penataan Lanskap Riparian Sungai Pada Kawasan Kampung Warna-Warni Jodipan Berbasis Persepsi Dan Preferensi Masyarakat: Penambahan vegetasi Grafia Nathania; Rizki Alfian; Dian Kartika Santoso; Reza Prakoso Dwi Julianto
TRANSFORM: Journal of Tropical Architecture and Sustainable Urban Science Vol. 3 No. 1 (2024): TRANSFORM
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malang Colorful Village or also known as Jodipan Colorful Village (KWJ) is one of the first tourist villages in Malang City. Every corner of this village is decorated with various bright and bright colors that can attract attention. Not only with wall paint, various handicrafts and decorations also enliven the atmosphere of this Colorful Village. Interestingly, this place is always frequented by tourists who want to take photos or just see first hand the beauty of the former slums. Various potential conditions and problems cause problems for the environment and the stability of soil sedimentation around the Brantas river. To anticipate this, it is necessary to evaluate the river riparian landscape arrangement, so that appropriate landscape planning can be made. Interview techniques were used in this research to measure perceptions and preferences for five variables, namely knowledge, utilization, comfort, visuals and policy. Next, it was analyzed using a Likert Scale. The results of community perceptions and preferences aim to produce an integrated and sustainable form of landscape management. The desired achievements are maintaining ecological balance, increasing community welfare, and maintaining the socio-cultural conditions of the community. A management scheme based on a balance between the ecological environment, community welfare and socio-culture can be realized by knowing the perceptions and preferences of the community. At the level of comfort, it can be concluded that people feel more comfortable living close to the river, especially in Jodipan Colorful Village, the river is used as a tourist attraction with a glass bridge over it. The public's perception of the visuals and arrangement of vegetation can be concluded that the community needs additional vegetation by arranging it neatly. The addition of vegetation makes local people feel more comfortable. In general, people use rivers as their source of life. Rivers are considered important and are used as a source of life for local communities. policy can be concluded that the community understands that not all policies are fully implemented by the community.
Identifikasi Arsitektur Masjid Raya Darussalam di Samarinda Sebagai Usulan Cagar Budaya Nur Asriatul Kholifah; Anisah Azizah; Putri Nopianti; Reza Prakoso Dwi Julianto; Arina Aprilia Prasetyaningrum; Rizkya Shafa Najwan; Andika Muhroziannur; Nadia Adelia Putri; Ridho; Bayu Prasetyo Rahmanda Putra
TRANSFORM: Journal of Tropical Architecture and Sustainable Urban Science Vol. 3 No. 1 (2024): TRANSFORM
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cagar budaya merupakan warisan budaya yang berupa kebendaan berupa benda cagar budaya yang harus dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan. Masjid Raya Darussalam terletak di Samarinda Kalimantan Timur. Masjid ini berusia 99 tahun dan memiliki potensi yang besar untuk diakui sebagai cagar budaya. Karena nilai sejarah, arsitektur, dan sosialnya yang tinggi, masjid ini menjadi landmark penting bagi kota Samarinda dan seluruh Kalimantan Timur. Mengidentifikasi Masjid Raya Darussalam sebagai war isan budaya tidak hanya berarti mengakui nilai sejarah dan keindahannya, namun juga memastikan warisan budaya berharga tersebut tetap dilestarikan. Metode penelitian yang digunakan dalam mengidentifikasi gaya arsitektur Masjid Raya Darussalam sebagai usulan bangunan cagar budaya adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Berdasarkan kriteria cagar budaya menurut UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Masjid Raya Darussalam masuk kedalam kriteria tersebut. Konservasi merupakan salah satu cara yang tepat untuk melestarikan bangunan bersejarah seperti Masjid Raya Darussalam. Pendekatan konservasi mencakup tindakan seperti mempertahankan struktur asli, melakukan perbaikan yang sesuai dengan metode dan bahan tradisional, dan melakukan penelitian historis yang mendalam untuk memahami dan mempertahankan keaslian bangunan.