p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Fakumi Medical Journal
Masita Fujiko M. Said
Departemen Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dan Waktu Pemberian MP-ASI terhadap Kejadian Stunting Adela Ainiyyah Calista Rahmat; Dahliah; Armanto Makmun; Masita Fujiko M. Said; Asrini Safitri
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 6 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i6.20

Abstract

Latar Belakang: pemberian ASI memiliki peran penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Selain pemberian ASI eksklusif, pemberian MP-ASI pada bayi berumur lebih dari 6 bulan perlu diperhatikan agar bayi tidak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang atau stunting. Tujuan: Mengetahui hubungan pemberian ASI ekslusif dan waktu pemberian MP-ASI terhadap kejadian stunting di Kecamatan Wara Timur Kota Palopo. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study. Sampel yang digunakan berjumlah 61 sampel yang diambil menggunakan metode total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang nantinya diolah dan dianalisis dengan menggunakan software pengolah data SPSS (Statistical Program for Society Science). Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif terhadap resiko kejadian stunting berdasarkan nilai p-value 0.000< 0.05. Hasil Perhitungan prevalence ratio (PR) menunjukan bahwa anak yang tidak diberikan ASI eksklusif beresiko 5.287 kali memiliki resiko terjadinya stunting pada anak (95%CI 2.236- 12.499). Selain itu, diketahui juga bahwa terdapat hubungan antara waktu pemberian MP- ASI terhadap resiko kejadian stunting berdasarkan nilai p-value 0.000< 0.05. Hasil Perhitungan prevalence ratio (PR) menunjukan bahwa waktu pemberian MP-ASI yang tidak sesuai/tidak tepat waktu beresiko 25.185 kali memiliki resiko kejadian stunting pada anak (95%CI 3.606-175.921). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan waktu pemberian MP-ASI terhadap kejadian stunting di Kecamatan Wara Timur Kota Palopo
Daya Hambat Ekstrak Kunyit (Curcucma domestica Val) Terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Wulan Apriliantisyah; Irmayanti Haidir; Rasfayanah; Yani Sodiqah; Masita Fujiko M. Said
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 10 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i10.127

Abstract

Staphylococcus aureus adalah patogen komensal manusia yang ditemukan terutama pada kulit, hidung dan selaput lender dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda yang khas, yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri normal yang ada pada usus manusia dan sering ditemukan pada kasus diare, infeksi saluran kencing, dan penyakit pada saluran nafas. Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Masyarakat menggunakan tanaman berkhasiat obat untuk pengobatan tradisional salah satunya adalah kunyit (Curcuma domestica Val) terutama pada bagian rimpangnya. Kandungan utama kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri yang dapat berfungsi sebagai antimikroba. Tujuan dari penelitian ini diketahuinya daya hambat ekstrak kunyit terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada medium agar. Jenis penelitian ini merupakan Literature Review dengan metode Narrative Review. Diketahui bahwa konsentrasi ekstrak kunyit 10% sudah dapat menghambat Staphylococcus aureus dan konsentrasi ekstrak kunyit 15% dapat menghambat Escherichia coli. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin tinggi pula zona hambat yang dihasilkan. Zona hambat ekstrak kunyit pada Staphylococcus aureus lebih besar dibanding pada Escherichia coli.