Tayangan tinju selebriti yang semakin populer di kalangan remaja menghadirkan konten yang penuh dengan adegan kekerasan fisik dan verbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku imitasi peserta didik terhadap kekerasan yang ditampilkan dalam tayangan tinju selebriti melalui perspektif Teori Pembelajaran Sosial. Studi kasus dilakukan pada peserta didik SMP Negeri 222 Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, melibatkan 8 peserta didik yang aktif menonton tayangan tinju selebriti dan 1 guru Bimbingan Konseling sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik tayangan tinju selebriti memicu perilaku imitasi kekerasan pada peserta didik melalui empat tahap dalam proses pembelajaran sosial: pada tahap perhatian, peserta didik tertarik oleh drama, sensasi, dan aksi pertarungan tinju yang seru dan menegangkan yang ditampilkan serta kehadiran selebriti idola mereka. Ketertarikan ini mendorong mereka untuk mengingat adegan kekerasan (proses penyimpanan), yang kemudian ditiru dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti 1) Terinspirasi dari tayangan tinju yang menggunakan kekerasan sebagai penyelesaian masalah laki-laki, 2) Dorongan untuk menunjukkan keberanian dan kekuatan, 3) Keinginan untuk meniru perilaku yang di lihat di teman sebaya (proses reproduksi tindakan), serta individu termotivasi untuk menampilkan perilaku ketika terdapat nilai penguatan. Penguatan berbentuk ganjaran internal seperti stereotif gender, kepuasan setelah melampiaskan emosi, dan keinginan untuk terlihat keren atau berani di hadapan teman sebaya. Kemudian ganjaran eksternal seperti pujian dan dukungan dari teman sebaya (proses motivasi). Penelitian ini menyoroti pentingnya kesadaran akan dampak negatif dari tayangan kekerasan dalam tinju selebriti dan perlunya pengawasan serta edukasi yang tepat untuk mencegah perilaku imitasi kekerasan pada peserta didik.