Titiek Islami
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 31 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search
Journal : Jurnal Produksi Tanaman

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) Alexander Nainggolan; Bambang Guritno; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 6 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung. Data BPS (2014) menyebutkan bahwa produktivitas kedelai nasional pada tahun 2013 hanya sebesar 1,45 ton ha-1. Produktivitas kedelai yang rendah tersebut dapat ditingkatkan karena melihat potensi hasil dari tanaman kedelai yang masih cukup tinggi. Pada kedelai varietas Anjasmoro memiliki rata-rata hasil sebesar 2-2,3 ton ha-1 sehingga upaya yang dilakukan yaitu dengan aplikasi sistem olah tanah dan penambahan bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai varietas Anjasmoro serta untuk menentukan sistem olah tanah yang tepat dan jenis pupuk yang sesuai pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai varietas Anjasmoro. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai Februari 2015 di Balai Benih Induk Palawija, Jln. Raya Randuagung, Kec. Singosari, Kab. Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi dengan faktor pertama sistem olah tanah dan faktor kedua pupuk anorganik dan organik. Hasil analisis ragam dari perlakuan sistem olah tanah dan pemberian pupuk anorganik dan organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai terlihat menunjukkan adanya interaksi nyata pada jumlah daun (56 HST), jumlah polong pertanaman, dan jumlah biji pertanaman. Sementara hasil analisis ragam menunjukkan bahwa sistem olah tanah dan pemberian pupuk anorganik dan organik menunjukkan pengaruh yang nyata pada parameter tinggi tanaman (56HST) dan bobot kering total (28 HST).
KAJIAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD DAN AMPAS TEBU DALAM BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.) Muhamad Azhim El Fitroh; Agung Nugroho; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 6 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt L.) ialah tanaman yang dapat dipanen lebih cepat dari umur jagung biasa (+70 hari setelah tanam). Tujuan penelitian mendapatkan komposisi media tanam yakni antara tanah, abu vulkanik gunung Kelud, dan ampas tebu terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian dilakukan di Ds Bendosari, Kec Kras, bulan April-Juni 2015. Alat dan bahan meliputi cangkul, timbangan analitik, meteran, polybag ukuran 10 kg. Bahan penelitian: benih varietas Bonansa, Pupuk Urea TSP KCl, ampas tebu dan abu vulkanik gunung Kelud. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 taraf perlakuan. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan diuji analisis ragam (uji F) taraf  5 %. Jika terdapat pengaruh pada setiap perlakuan dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 %. Hasil penelitian membuktikan komposisi media tanam terbaik ialah perlakuan P7 dengan komposisi tanah (20%), abu vulkanik gunung Kelud (20%), ampas tebu (60%) meningkatkan pertumbuhan antara lain panjang tanaman, luas daun. Perlakuan P7 meningkatkan hasil panen antara lain berat segar dan kering total tanaman, panjang tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot, diameter tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot, bobot tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot dan kadar gula.
KAJIAN UMUR TRANSPLANTING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) Aris Nikmatul Widiana; Setyono Yudo Tyasmoro; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 6 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Padi merupakan sumber tanaman pokok sebagian besar penduduk Asia di dunia. Para petani sebagian besar melakukan persemaian yang memakan waktu lama dan diikuti dengan memindahkan tanaman padi ke lahan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendapat umur transplanting terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil pada tiga varietas tanaman padi. Penelitian dilaksanakan  pada bulan Maret sampai bulan Juni 2015 di Desa Sidorejo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok pola faktorial yaitu dengan dua faktor. Faktor pertama umur transplanting (7, 14 dan 21 hari) dan faktor kedua varietas dengan 3 macam varietas (Bundha Srimadrim, Intani-2 dan Ciherang). Faktor pertama dan faktor kedua tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga didapat 27 petak percobaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak terdapat interaksi antara umur transplanting dan varietas, namun secara terpisah terdapat berbeda nyata. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa perlakuan varietas Bundha Srimadrim, Intani-2 dan Ciherang pada umur transplanting 14 hari menunjukan hasil tertinggi yaitu 7,60 ton   ha-1 dibanding dengan umur transplanting 7 dan 21 hari yaitu 4,82 dan 4,04 ton ha-1.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata) DALAM SISTEM TUMPANGSARI DENGAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Pipit Wahyuni; Nunun Barunawati; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 8 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan jagung manis di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun produksinya belum dapat mencukupi permintaan pasar. Upaya dalam mengembangkan jagung manis untuk meningkatkan hasil perlu dilakukan. Tujuan ini adalah untuk mengetahui pola tanam yang tepat pada tanaman jagung manis yang ditumpangsarikan dengan kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah di Desa Pehwetan Kecamatan Papar Kabupaten Kediri pada Juni  sampai dengan bulan September 2015. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Ortogonal Kontras terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan : J : Jagung manis monokultur, K : Kacang hijau monokultur, P1 : Jagung manis baris tunggal tumpangsari, P2 : Jagung manis baris ganda, P3 : jagung manis baris tiga tumpangsari, P4 : jagung manis baris empat tumpangsari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jagung manis barisan tunggal dalam tumpangsari dengan kacang hijau (P1) mampu menghasilkan luas daun jagung manis, tinggi tanaman kacang hijau, jumlah cabang produktif, dan luas daun tanaman kacang hijau lebih tinggi dari perlakuan lain dan dapat meningkatkan hasil tongkol jagung manis mencapai 19,24 ton ha-1 serta hasil kacang hijau mencapai 1,92 ton ha-1. Berdasarkan Nilai NKL semua perlakuan pada sistem tumpangsari menghasilkan nilai lebih dari 1, yang artinya secara umum memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas lahan.
PENGARUH PEMOTONGAN BUNGA JANTAN (TOPPING) DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays var. saccharata) Ajeng Devi Nindita; Koesriharti Koesriharti; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 9 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung manis adalah salah satu komoditas pangan yang diminati masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemotongan bunga jantan dan pupuk kandang sapi pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang pada bulan April-Juni 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial yang diulang tiga kali. Faktor pertama, pemotongan bunga jantanterdiri dari tanpa pemotongan bunga jnatan (P1) dan pemotongan bunga jantan (P2). Faktor kedua, dosis pupuk kandang sapi terdiri dari 0 ton ha-1(D0), 5 ton ha-1(D1), 10 ton ha-1(D2), 15 ton ha-1(D3) dan 20 ton ha-1(D4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pemotongan bunga jantan dan dosis pupuk kandang sapi terhadap index panen. Perlakuan pemotongan bunga jantan (topping) tidak memberikan pengaruh terhadap peubah pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Perlakuan dosis pupuk kandang sapi hanya berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 28, 42 dan 56 hari setelah tanam, diameter batang tanaman jagung pada umur 56 hari setelah tanam dan jumlah daun tanaman jagung pada 28 hari setelah tanam.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMBERIAN BIOCHAR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) Riko Tri Sandiwantoro; Wisnu Eko Murdiono; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 10 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki permintaan yang tinggi. Rendahnya produktivitas jagung manis dapat diakibatkan karena kondisi tanah yang kurang baik. Perbaikan kondisi tanah dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan tanah dan aplikasi biochar. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh sistem olah tanah dan aplikasi biochar bagi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor, terdapat  9 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Penelitian dilakukan di UPT Pengembangan Benih Palawija pada bulan Juni-Agustus 2015. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan sistem olah tanah dan aplikasi biochar tidak terjadi interaksi. Perlakuan biochar 12 t ha-1 dan sistem olah tanah maksimal dapat meningkatkan tinggi tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun dan laju pertumbuhan relatif. Pada perlakuan biochar 12 t ha-1 dan sistem olah tanah maksimal dapat meningkatkan diameter tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot, bobot segar tongkol berkelobot, bobot segar tongkol tanpa kelobot, hasil panen dan kadar gula. Perlakuan biochar 12 t ha-1 tidakmemberikan pengaruh nyata pada panjang tongkol tanpa kelobot dan kadar gula.
PENGARUH PEMBERIAN Crotalaria juncea L. TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI MERAH (Oryza nivara) PADA TIGA SISTEM PERTANIAN YANG BERBEDA Jiana Budi Siswati; Uma Khumairoh; Titiek Islami; Mochammad Dawam Maghfoer
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 11 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beras merah dapat menjadi sumber antioksidan yang baik bagi kesehatan. Pemeliharaan itik dan ikan pada tanaman budidaya di sawah dianjurkan karena terdapat jasad renik hewani dan nabati yang meningkatkan kesuburan tanah serta sisa-sisa makanan tambahan yang diberikan berfungsi sebagai pupuk tanaman. Tujuan penelitian untuk membandingkan pertumbuhan dan hasil dari tiga sistem pertanian padi merah (konvensional, organik dan komplek ramah lingkungan) yang berbeda serta faktor apa saja yang mempengaruhi dengan adanya pemberian  Crotalaria juncea L. Penelitian dilaksanakan bulan April sampai Agustus 2015 di Dusun Bonagung, Desa Sukolilo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) dengan 3 ulangan, 2 petak utama (Crotalaria dan Non Crotalaria), 3 anak petak (Sistem Pertanian Konvensional, Organik dan Komplek Ramah Lingkungan). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat adanya interaksi antara perlakuan crotalaria dengan sistem pertanian terhadap per-tumbuhan dan hasil tanaman padi merah. Perlakuan pemberian crotalaria tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi merah pada tiga sistem pertanian yang berbeda. Perlakuan sistem pertanian komplek ramah lingkungan berpengaruh nyata dan memiliki hasil yang lebih tinggi pada total bobot gabah kering panen tanaman padi merah sebesar 8,76 ton/ha, apabila dibandingkan dengan perlakuan sistem pertanian konvensional sebesar 6,99 ton/ha dan sistem pertanian organik sebesar 7,05 ton/ha. Faktor yang mempengaruhi perlakuan sistem pertanian komplek ramah lingkungan yaitu adanya hubungan sumberdaya (azolla, itik dan ikan nila) yang dapat mengantikan input anorganik khususnya pada sistem pertanian konvensional.
PENGARUH PENAMBAHAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PEMBENAH TANAH TERHADAP PETUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI ( Glicyne max L. Merrill) Ika Kartika Meganada; Titin Sumarni; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 11 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Dalam kurun waktu 2010-2014, produksi kedelai nasional cenderung tidak stabil. Untuk meningkatkan produksi kedelai di Indonesia, perlu adanya perbaikan lahan, yaitu salah satunya dengan pembenah tanah. Lumpur lapindo dengan tekstur liat dapat membantu menambah kelembaban tanah pada tanah yang cenderung bertestur pasir. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh lumpur lapindo sebagai pembenah tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai serta mendapatkan dosis lumpur lapindo yang baik untuk pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September 2015 di desa Sumberjo, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 2 faktor yaitu faktor pertama adalah varietas terdiri dari varietas Grobogan dan Anjasmoro, sedangkan faktor kedua adalah dosis lumpur terdiri dari lumpur 0 t ha-1, lumpur 10 t ha-1, lumpur 15 t ha-1,dan 20 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Varietas Grobogan lebih respon terhadap lumpur lapindo dibandingkan dengan varietas Anjasmoro, hal ini didapatkan lumpur lapindo 15 t ha-1 pada varietas Grobogan mengalami peningkatan jumlah buku subur sebesar 9,61%. Sedangkan lumpur lapindo 15 t ha-1 pada varietas Anjasmoro hanya mengalami peningkatan jumlah buku subur sebesar 8,51%. Hasil tanaman kedelai dipengaruhi oleh dosis lumpur lapindo 15 t ha-1 yang mampu meningkatkan tinggi tanaman sebesar 9,10%, jumlah daun sebesar 2,68%, jumlah cabang sebesar 3,90%, luas daun sebesar 9,88%, jumlah polong sebesar 9,07%, jumlah biji sebesar 16,57%, dan berat kering sebesar 7,82% serta hasil biji sebesar 15,88%.
PENGARUH PUPUK HAYATI PELARUT P PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Meril) Nurul Muthoharoh; Sunaryo Sunaryo; Titiek Islami
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 11 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai ( Glycine Max L. Meril) adalah salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung. Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati utama bagi masyarakat sehingga kebutuhannya terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi dosis pupuk hayati pelarut P terhadap berbagai varietas tanaman kedelai. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di lahan jemur UPT Pengembangan Benih Palawija Jl. Raya Randuagung No. 120 A, Desa Randuagung, Kecamatan Singosari. Pada penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor. Faktor 1 yaitu jenis varietas kedelai yang menggunakan varietas Argomulyo, Wilis, dan Gepak Kuning.  Faktor 2 yaitu pemberian dosis pupuk hayati pelarut P 15 g, 10 g, 5 g dan tanpa pupuk hayati pelarut P. Dari hasil yang didapatkan perlakuan macam-macam varietas tanaman kedelai dan pemberian dosis pupuk hayati pelarut P memberikan pengaruh yang nyata diantaranya pada parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah bintil akar. Varietas Gepak Kuning lebih toleran terhadap pupuk hayati pelarut  P dengan dosis 15 g. Hal ini ditunjukan dari hasil  parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah bintil akar.
PENGARUH KONSENTRASI NAA (Naphthaleneacetic Acid) DAN BAP (6-Benzyl Amino Purine) PADA PEMBENTUKAN PLANLET ANTHURIUM GELOMBANG CINTA (Anthurium plowmanii) SECARA IN VITRO Aryani Trie Lestari; Titiek Islami; Ellis Nihayati
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 12 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anthurium gelombang cinta (Anthurium plowmanii) merupakan salah satu tanaman yang pernah menjadi primadona dan bernilai tinggi pada masanya dalam dunia tanaman hias. Ekspor tanaman Anthurium di Indonesia mengalami peningkatan mencapai 1.112.724 ton pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 2.615.999 ton pada tahun 2005, sedangkan perbanyakan anthurium gelombang cinta masih secara konvensional dengan menggunakan biji dan pemisahan anakan. Perbanyakan secara in vitro menggunakan eksplan tunas hasil induksi dari biji Anthurium gelombang cinta diharapkan dapat mempersingkat waktu perbanyakan tanaman. Zat Pengatur Tumbuh yang diberikan diharapkan dapat menumbuhkan eksplan tunas Anthurium gelombang cinta menjadi planlet. Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari dan mendapatkan  konsentrasi NAA dan BAP secara tunggal atau kombinasi pada pembentukan plantlet Anthurium gelombang cinta secara in vitro. Penelitian dilaksanakaan di UPT Kultur Jaringan Gedung Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Agustus-Desember 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 16 perlakuan NAA dan BAP. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 48 satuan percobaan. Setiap perlakuan/ulangan terdiri dari dua botol kultur sehingga totalnya ialah 96 botol. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis of variance (Anova). Apabila hasil pengujian diperoleh hasil yang perbedaan nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa perlakuan dengan pemberian 0,5 ppm NAA (naphtalene acetic acid) menunjukkan hasil terbaik untuk pembentukan planlet Anthurium gelombang cinta yang ditunjukkan dengan adanya 2,00 daun; 2,00 tunas; 2,17 cm panjang akar; 20,17 jumlah akar dan 5,03 cm panjang planlet pada akhir pengamatan.