Anna Satyana Karyawati
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH PENGENDALIAN GULMA PADA TUMPANG SARI UBI KAYU (Manihot esculenta) DENGAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Dhimas Prakoso Setiawan; Anna Satyana Karyawati; Husni Thamrin Sebayang
Produksi Tanaman Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi kayu ialah tanaman yang berperan penting dalam sektor tanaman pangan dan industri. Produksi ubi kayu Indonesia mengalami kenaikan 5 tahun belakangan ini  dari 21,7 juta ton menjadi 25,5 juta ton. Jarak tanam lebar pada ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk tumpang sari dengan kacang tanah. Kacang tanah yang ditanam diantara ubi kayu dapat menekan tumbuhnya gulma. Penelitian ini di-laksanakan di Kebun Percobaan Jatikerto, Kec. Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2012 sampai dengan Juli 2013. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali, yaitu (P0) : tanpa pengendalian gulma, (P1) : penyiangan 21 hst, (P2) : penyiangan 42 hst, (P3) : herbisida pra-tumbuh (Oksifluorfen 1 l ha-1), (P4) : herbisida pasca-tumbuh (2,4-D 1 l ha-1), (P5) : herbisida pra-tumbuh dan pasca-tumbuh 1 l ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma yang dominan di semua umur pengamatan kacang tanah ialah Cyperus rotundus dan Cynodon dactylon. Penyiangan 21 hst (P1), 42 hst (P2), dan aplikasi herbisida pasca-tumbuh 1 l ha-1 (P4) memberikan hasil kacang tanah yang nyata lebih baik pada jumlah polong isi, bobot biji per tanaman, hasil (ton ha-1), dan pada bobot segar umbi dan hasil ton ha-1 ubi kayu. Kata kunci : Tumpang sari, pengendalian gulma, ubi kayu, kacang tanah
KERAGAMAN HASIL, HERITABILITAS DAN KORELASI F3 HASIL PERSILANGAN KEDELAI (Glycine max L. Merril) VARIETAS ANJASMORO DENGAN VARIETAS TANGGAMUS, GROBOGAN, GALUR AP DAN UB Candra Kusuma Wardana; Anna Satyana Karyawati; Syukur Makmur Sitompul
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 3 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai (Glycine max L. Merril) merupakan tanaman pangan penting di Indonesi. Usaha untuk memperoleh varietas unggul kedelai ialah dengan melakukan kegiatan pemuliaan tanaman yang dilanjutkan dengan seleksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari keragaman hasil, pewarisan sifat dan korelasi antara hasil dan komponen hasil tanaman kedelai generasi F3 tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2013, di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Kabupaten Malang. Rancangan percobaan  yang digunakan  adalah single plant. Data yang diperoleh dilakukan pengujian menggunakan analisis sidik ragam (uji F) dengan taraf nyata 5%, dilanjutkan dengan uji BNT 5% bila ada pengaruh nyata, uji Chi-Square, Heritabilitas arti luas dan koefisien korelasi untuk setiap variabel pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan berat kering biji dan bobot 100 biji per tanaman pada F3 persilangan Anjasmoro x Grobogan lebih tinggi secara nyata dibandingkan dengan ketiga persilangan lainnya. Semua variabel pada seluruh persilangan F3 tidak berdistribusi normal, kecuali pada variabel jumlah polong persilangan Anjasmoro x AP. Nilai heritabilitas seluruh variabel pengamatan pada semua persilangan memiliki kriteria tinggi, kecuali pada variabel jumlah buku subur per tanaman persilangan Anjasmoro x AP. Hubungan antar sifat antara jumlah buku subur, jumlah polong isi dan berat kering per tanaman pada semua persilangan tergolong kuat, kecuali pada persilangan Anjasmoro x Grobogan. Kata kunci : Kedelai, Generasi F3, Keragaman, Heritabilitas, Koefisien Korelasi.
STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS AP DENGAN ARGOPURO, UB DAN TANGGAMUS Ahadin Sholeh; Anna Satyana Karyawati; Syukur Makmur Sitompul
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 7 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan data BPS (2013) dilaporkan bahwa produksi kedelai sebanyak 843,15 ribu ton, produksi tersebut hanya mampu untuk mencukupi sekitar 43 % dari kebutuhan nasional. Berdasarkan pada kenyataan tersebut, maka upaya yang bertujuan meningkatan produksi tanaman kedelai perlu dilakukan. Salah satunya yaitu melalui persilangan antar varietas dengan masing-masing keunggulan yang dimiliki untuk dijadikan tetua. Penelitian ini bertujuan untuk  mempelajari keragaman jumlah cabang, jumlah buku subur, jumlah polong isi dan bobot kering biji; mempelajari pewarisan sifat; mempelajari sifat utama yang dominan mendukung hasil (bobot biji per tanaman). Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014 – Mei 2014 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Metode rancangan menggunakan single plant pengamatan parameter secara destruktif (1) jumlah cabang, (2) jumlah buku subur, (3) jumlah polong isi, (4) bobot biji. Analisa data menggunakan perhitungan ragam fenotip, analisis korelasi, pendugaan nilai heritabilitas dalam arti luas dan kemajuan genetik. Bahan yang digunakan adalah benih galur F4 kombinasi AP × Argopuro, AP × UB dan AP × Tanggamus. Hasil penelitian menunjukkan korelasi antar karakter memiliki hubungan erat - sangat Hasil perhitungan regresi menunjukkan jika jumlah buku subur dan jumlah polong isi yang memiliki pengaruh yang besar pada hasil  (> 50%). Heritabilitas pada galur F4 lebih dipengaruhi oleh faktor genetik. Nilai kemajuan genetik yang tinggi pada semua kombinasi. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah pewarisan sifat lebih dipengaruhi oleh faktor genetik dan korelasi antara jumlah cabang, jumlah buku subur dan jumlah polong isi terhadap daya hasil (bobot biji) berkorelasi erat hingga sangat erat.
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN DAN KONSENTRASI RHIZOBAKTERI PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI SAYUR (Glycine max L. Merrill) Farid Mufti Ardiyanto; Anna Satyana Karyawati; Syukur Makmur Sitompul
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 11 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar edamame, diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan produksi edamame. Rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman  adalah kelompok bakteri menguntungkan yang berperan penting dalam memacu pertumbuhan tanaman, hasil panen dan kesuburan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi pemberian dan konsentrasi rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman optimal dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil edamame. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2015 di lahan milik PT. Mitratani Dua Tujuh, Desa Klompangan, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur dengan ketinggian tempat 64-86 mdpl. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu frekuensi pemberian rhizobakteri dan faktor kedua yaitu konsentrasi rhizobakteri. Frekuensi pemberian dan konsentrasi rhizobakteri memberikan interaksi terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Frekuensi pemberian rhizobakteri sebanyak satu kali dengan konsentrasi 10% mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi (39.43 cm) dan jumlah daun daun lebih banyak (14.25 helai) dari perlakuan lain, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan frekuensi pemberian tiga kali dengan konsentrasi 5%. Perbandingan antara hasil penelitian dengan Standart Operating Procedure (SOP) PT. Mitratani Dua Tujuh diketahui bahwa jumlah polong per 500 gram, Standart Quality (SQ), dan bobot afkir, menunjukkan bahwa perlakuan rhizobakteri mempunyai jumlah polong lebih banyak tetapi mempunyai ukuran lebih kecil daripada SOP, selain itu perlakuan rhizobakteri mempunyai tingkat serangan hama dan penyakit lebih rendah daripada SOP.
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI [Glycine max (L.) Merr.] DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBERIAN AIR Veby Anggrainy; Anna Satyana Karyawati; Syukur Makmur Sitompul
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kedelai yang umumnya ditanam tanpa pengairan pada akhir musim penghujan setelah padi sering mengalami kekurangan air khususnya pada masa reproduktif. Suatu penelitian dilakukan untuk mempelajari pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai dengan tingkat penyediaan air yang berbeda pada masa vegetatif dan reproduktif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Januari 2016 di rumah kaca kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kabupaten Malang. Perlakuan terdiri dari Fase vegetatif - generatif 100% KL (K0), Fase vegetatif - generatif 75 % KL (K1), Fase vegetatif - generatif 50% KL (K2), Fase vegetatiftif 100 % - Fase generatif 75 % KL (K3), Fase vegetatif 100 % - Fase generatif 50 % KL (K4), Fase vegetatif 75 % - Fase generatif 100 % KL (K5), Fase vegetatif 50% - Fase generatif 100% KL (K6) yang ditempatkan dalam rumah kaca berdasarkan Rancangan Acak Kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan air pada fase generatif lebih mempengaruhi penurunan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai daripada kekurangan air pada fase vegetatif. Perlakuan pemberian air pada fase vegetatif 100% KL - generatif 50% KL (K4) menyebabkan penurunan pada hasil dengan presentase sebesar 56% untuk jumlah polong per tanaman, 63% untuk bobot polong per tanaman, 40% untuk jumlah biji per tanaman dan 58% untuk bobot 100 biji.
PENGARUH APLIKASI PUPUK KANDANG SAPI DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN EDAMAME [Glycine max (L.) Merr.] Didin Wahyudi; Anna Satyana Karyawati; Syukur Makmur Sitompul
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 2 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu sumber alami unsur hara yang diserap tanaman ialah bahan organik. Bahan organik mengalami proses dekomposisi, dimana hasil akhirnya berupa hara tersedia bagi tanaman. Tanaman edamame tumbuh dengan baik di tanah yang subur, yang dicirikan dengan tingkat bahan organik yang tinggi. Produksi edamame dapat ditingkatkan dengan pemberian bahan organik pada tanah melalui pemupukan organik. Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari jenis dan dosis pupuk organik yang dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang baik pada tanaman edamame. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2015, di lahan PT. Mitratani Dua Tujuh, Jl. Brawijaya No. 83, Mangli, Kaliwetas, Kabupaten Jember. Perlakuan terdiri dari kontrol (tanpa pemupukan organik), pupuk kandang sapi 8 ton ha-1, pupuk kandang sapi 16 ton ha-1, pupuk kandang sapi 24 ton ha-1, pupuk kompos 8 ton ha-1, pupuk kompos 16 ton ha-1, dan pupuk kompos 24 ton ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman edamame. Pupuk organik tidak mempengaruhi jumlah polong edamame, dan mempengaruhi bobot segar polong edamame hanya pada polong berisi 2 biji sempurna, polong berisi biji semuanya tidak sempurna (kisut), dan total. Berdasarkan hasil penelitian, aplikasi pupuk kandang sapi dan kompos memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman edamame, dimana perlakuan pupuk kandang sapi 24 ton ha-1 memberikan pengaruh tertinggi, dan tidak memberikan pengaruh terhadap hasil tanaman edamame.
POTENSI GENETIK GENERASIF3 HASIL PERSILANGAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)VARIETAS ARGOPURO SEBAGAI TETUA BETINA DENGAN VARIETASTANGGAMUS, GROBOGAN DAN GALUR UB SEBAGAI TETUA JANTAN Faris Husein Januar; Anna Satyana Karyawati; Syukur Makmur Sitompul
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 3 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai (Glycine max (L.) Merr) adalah salah satu sumber protein nabati yang penting di Indonesia. Salah satu usaha untuk memperoleh varietas unggul kedelai adalah dengan melakukan kegiatan pemuliaan tanaman melalui persilangan-persilangan yang dilanjutkan dengan seleksi.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman hasil, pewarisan sifat dan sifat utama yang mendukung berat biji pada tanaman kedelai generasi F3. Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni2013di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Kabupaten Malang. Rancangan percobaan yang digunakan ialah single plant. Data yang diperoleh dilakukan pengujian menggunakan sidik ragam dilanjutkan dengan uji BNT 5% bila ada pengaruh nyata, uji chi-square, heritabilitas dalam arti luas dan koefisien korelasi. Hasil pengamatan menunjukan bobot kering biji dan bobot 100 biji per tanaman pada persilangan Argopuro x Tanggamus lebih tinggi secara nyata dibandingkan persilangan lainnya. Variabel jumlah buku subur, polong isi, berat kering biji dan bobot 100 biji per tanaman tidak berdistribusi normal pada ketiga persilangan generasi F3, kecuali pada variabel jumlah buku subur dan polong isi per tanaman pada persilangan Argopuro x Tanggamus.Nilai heritabilitas seluruh variabel pengamatan pada semua persilangan tergolong dalam kriteria tinggi (H> 0,5).Variabel pengamatan jumlah buku subur dan polong isi per tanaman pada ketiga persilangan tanaman kedelai generasi F3 membentuk korelasi positif dengan variabel bobot kering biji per tanaman.
UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Widya Intan Noviyanita; Anna Satyana Karyawati; Mochammad Dawam Maghfour
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 4 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan peningkatan produksi budidaya bawang merah yang biasa dilakukan oleh petani yaitu dengan penambahan dosis pupuk anorganik secara berlebihan. Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan mengakibatkan kandungan bahan organik di dalam tanah semakin berkurang dan kemampuan tanah menyimpan dan melepaskan hara juga menurun. Penggunaan pupuk organik bertujuan untuk mengatasi degradasi lahan. Pupuk organik mengandung unsur  hara yang rendah dan memiliki respon yang lambat, oleh karena itu penggunaan pupuk organik dapat dikombinasikan dengan pupuk anorganik dengan dosis yang lebih rendah. Penelitian bertujuan untuk memperoleh kombinasi dosis pupuk anorganik dan pupuk organik yang tepat pada bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2016 di Desa Junrejo, Kota Batu,. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri atas 9 perlakuan dan tiga ulangan. Efektivitas penggunaan pupuk dinilai berdasarkan parameter pertumbuhan meliputi panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan luas daun. Parameter panen meliputi bobot umbi dan bobot brangkasan per tanaman dan per hektar. Penilaian efektivitas penggunaan pupuk secara ekonomis dilakukan dengan perhitungan R/C rasio. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Perlakuan dosis pupuk NPK 188 kg.ha-1+ZA 150 kg.ha-1+ SP36 113kg.ha-1+ KCl 75 kg.ha-1 + pupuk organik 2000 kg.ha-1 mampu meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk dan mampu meningkatkan hasil bawang merah dengan nilai hasil yang lebih tinggi yakni 12,89 ton.ha-1 dan mampu meningkatkan umbi 56% dari perlakuan kontrol dengan nilai R/C ratio 1,77 dan keuntungan usaha tani Rp. 67.402.500.