Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Variasi Dialek dalam Budaya Jawa Di Kabupaten Tangerang (Sebuah Kajian Dialektologi) Purwaningrum, Prapti Wigati; Pangestu, Maulani
Jurnal Sastra Indonesia Vol 10 No 1 (2021): Maret
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v10i1.44383

Abstract

Penelitian ini membahas variasi dialek yang meliputi variasi fonologis dan variasi leksikal di kabupaten Tangerang berfokus di area Perumahan Serpong Garden 1, Blok F7-F8. Di lingkungan Perumahan ini khususnya Blok F7-F8 ada beberapa warga yang berasal dari suku Jawa, namun dengan dialek yang berbeda yaitu dialek ngapak dan bandek. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui variasi fonologis apa saja yang muncul pada saat warga dengan dialek bandek dan ngapak bercakap. Selain itu melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui variasi leksikal apa saja yang digunakan oleh warga Blok F7-F8 terutama yang berasal dari Suku Jawa. Meskipun berasal dari Suku yang sama tapi masing-masing memiliki dialek yang berbeda yaitu bandek yang meliputi daerah Kabupaten Sragen, Kota Semarang, dan Kabupaten Grobogan. Sedangkan untuk dialek ngapak berasal dari daerah Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen. Titik pengamatan dalam penelitian hanya seputar gang di Blok F7-F8 berinteraksi dengan warga yang berasal dari Suku Jawa. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan cakap. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode padan dengan teknik hubung banding membedakan dan teknik hubung banding menyamakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan variasi fonologis pada bunyi vokal yang meliputi [a]⁓[ɔ], [ʊ]⁓[ɔ], [a]⁓[i], [i]⁓[e] dan variasi bunyi konsonan bunyi [k] dan bunyi [ʔ]. Sedangkan variasi leksikal yang diperoleh meliputi onomasiologis pada medan makna bagian tubuh, kata ganti atau sapaan, peralatan, benda, tanaman, hewan, gerak tubuh, bagian rumah. Selain itu untuk semasiologis terdapat pada medan makna bagian rumah dan peralatan rumah tangga. Variasi dialek dalam budaya ditemukan adanya ungkapan-ungkapan dalam Bahasa Jawa yang bertujuan untuk memuji seseorang melalui medan makna angota tubuh. Hal ini sudah menjadi warisan budaya, namun sudah banyak terlupakan oleh generasi muda saat ini.
Variasi Dialek dalam Budaya Jawa Di Kabupaten Tangerang (Sebuah Kajian Dialektologi) Purwaningrum, Prapti Wigati; Pangestu, Maulani
Jurnal Sastra Indonesia Vol 10 No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v10i1.44383

Abstract

Penelitian ini membahas variasi dialek yang meliputi variasi fonologis dan variasi leksikal di kabupaten Tangerang berfokus di area Perumahan Serpong Garden 1, Blok F7-F8. Di lingkungan Perumahan ini khususnya Blok F7-F8 ada beberapa warga yang berasal dari suku Jawa, namun dengan dialek yang berbeda yaitu dialek ngapak dan bandek. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui variasi fonologis apa saja yang muncul pada saat warga dengan dialek bandek dan ngapak bercakap. Selain itu melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui variasi leksikal apa saja yang digunakan oleh warga Blok F7-F8 terutama yang berasal dari Suku Jawa. Meskipun berasal dari Suku yang sama tapi masing-masing memiliki dialek yang berbeda yaitu bandek yang meliputi daerah Kabupaten Sragen, Kota Semarang, dan Kabupaten Grobogan. Sedangkan untuk dialek ngapak berasal dari daerah Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen. Titik pengamatan dalam penelitian hanya seputar gang di Blok F7-F8 berinteraksi dengan warga yang berasal dari Suku Jawa. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan cakap. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode padan dengan teknik hubung banding membedakan dan teknik hubung banding menyamakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan variasi fonologis pada bunyi vokal yang meliputi [a]⁓[ɔ], [ʊ]⁓[ɔ], [a]⁓[i], [i]⁓[e] dan variasi bunyi konsonan bunyi [k] dan bunyi [ʔ]. Sedangkan variasi leksikal yang diperoleh meliputi onomasiologis pada medan makna bagian tubuh, kata ganti atau sapaan, peralatan, benda, tanaman, hewan, gerak tubuh, bagian rumah. Selain itu untuk semasiologis terdapat pada medan makna bagian rumah dan peralatan rumah tangga. Variasi dialek dalam budaya ditemukan adanya ungkapan-ungkapan dalam Bahasa Jawa yang bertujuan untuk memuji seseorang melalui medan makna angota tubuh. Hal ini sudah menjadi warisan budaya, namun sudah banyak terlupakan oleh generasi muda saat ini.
Demokratisasi di Ruang Virtual: Teks Tanggapan di Media Pemberitaan Daring Purwaningrum, Prapti Wigati; Nurmalia, Lia; Pangestu, Maulani
Jurnal Sastra Indonesia Vol 10 No 3 (2021): November
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v10i3.48842

Abstract

Masa pandemi covid 19 telah menjadi bencana global yang cukup menyita perhatian dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai kebijakan pemerintah dilakukan sebagai bentuk pennaganan wabah tersebut, termasuk adanya larangan mudik lebaran yang sudah kali kedua terjadi. Mudik lebaran merupakan tradisi umat Islam setelah selama satu bulan berpuasa. Dengan demikian adanya larangan mudik memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Kajian ini mencoba membedah tanda dan makna yang ada dalam pemberitaan daring tentang larangan mudik, dimana tanda tersebut menunjukan adanya perkembangan demokratisasi di ruang virtual. Kajian ini menggunakan semiotic-pragmatic Peirce yang telah dikembangkan melalui semiosis getok tular oleh Hoed. Selain itu untuk melihat perkembangan demokrasi, kajian ini menggunakan konsep demokratisasti dari Huntington. Hasil kajian ini menunjukan adanya interaksi antara media dan penanggap (dialog) namun tidak berlanjut, interaksi antar warganet dan sumber informasi (dialog) juga tidak berlanjut karena difasilitasi oleh media, dan interaksi antar penanggap yang dapat meluas dan tak terbatas, bahkan diskusi ini dapat memicu perdebatan antar penanggap dan topikpun dapat meluas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media berita siber dan tanggapan warganet dapat dijadikan salah satu indikator perkembangan demokrasi di ruang virtual yang memiliki karakteristik ramah, siapapun dapat terlibat dan bebas berkomentar.
THE WOMAN’S POSITION IN THREE ONLINE NEWS OF CHILDREN SEXUAL HARASSMENT IN LUWU TIMUR Pangestu, Maulani; Buansari, Istihayyu
Journal of Language and Literature Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jll.2023.v11i2.9265

Abstract

The objective of this study is to investigate and to find a crystal-clear picture of a woman’s position in three online news which discussed children’s sexual harassment in Luwu Timur, Indonesia. This is a qualitative study which use critical discourse analysis techniques. The objects of study are three online news which distributed by www.liputan6.com, www.nasional.okezone.com, and www.pikiran-rakyat.com. All online news was written by three different reporters and was released after the case is closed by Indonesian Police. All the source data were analysed by using the Sara Mills model i.e., the subject-object position and the writer-reader. There are found that two from three online news texts were pictured women as the subject rather than object while two online news texts considered the reader important while the remaining excluded the position of readers. The benefits of this study – it could be used as additional information and reference for anyone who wants to study critical discourse analyses especially Sara Mills model.