Remy E.P. Mangindaan
Universitas Sam Ratulangi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISTIK DAN KEPADATAN MIKROPLASTIK PADA SEDIMEN PANTAI LIANG PULAU BUNAKEN Gabriel Suripatty; Natalie D.C. Rumampuk; Inneke F.M. Rumengan; Remy E.P. Mangindaan; Nickson J. Kawung; Kurniati Kemer
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.3.2023.53377

Abstract

Mikroplastik merupakan partikel berukuran <5 mm yang berasal dari hasil degradasi limbah plastik. Berdasarkan sumbernya, mikroplastik dibagi menjadi 2 yaitu mikroplastik primer yang sudah berbentuk mikro dari awal pembuatanannya dan mikroplastik sekunder yang merupakan hasil degradasi sampah plastik yang lebih besar. Menurut bentuknya, karakteristik mikroplastik dibedakan menjadi 6 kategori yang meliputi fiber, fragmen, film, busa, granula dan pellet. Keberadaan mikroplastik di suatu lingkungan memiliki dampak yang negatif bagi organisme maupun ekosistem dimana mikroplastik itu berada. Pulau Bunaken merupakan salah satu pulau yang berada di Sulawesi Utara dan termasuk ke-dalam salah satu gugus pulau Taman Nasional Bunaken. Pulau Bunaken dikenal dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi serta potensi wisata bahari yang besar. Tingginya tingkat aktivitas manusia yang terjadi di Pulau Bunaken diduga memberikan kontribusi terhadap buangan limbah plastik di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik mikroplastik yang diambil dari sampel sedimen di daerah intertidal Pantai Liang Pulau Bunaken serta mengkuantifikasi kepadatannya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa Pantai Liang Pulau Bunaken telah terkontaminasi oleh mikroplastik dengan karakterstik mikroplastik berdasarkan bentuknya meliputi fiber, fragmen, film dan busa. Karakteristik warna mikroplastik yang ditemukan meliputi warna biru, merah, putih dan hijau serta kepadatan mikroplastik di pantai tersebut berjumlah 30 Partikel/kg sedimen kering.
UJI AKTIVITAS ANTI ULTRAVIOLET EKSTRAK TERIPANG Holothuria atra, Holothuria scabra SERTA Synapta maculata DARI PANTAI TONGKAINA KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO Rian S. Lalawi; Esther D. Angkouw; Remy E.P. Mangindaan; Robert Bara; Inneke F. Rumengan; Frans Lumuindong
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.3.2023.53659

Abstract

Anti-UV compounds are compounds used for making sunscreen or sunscreen/sunblock that can absorb sunlight. Several classes of antioxidant active compounds such as cinnamates, flavonoids, tannins, quinones, and others have been studied to have the ability to protect the skin from UV rays. The purpose of this study was to determine the anti-UV substance of extracts of three types of sea cucumbers H. atra, H. scabra and S. maculata. This test was conducted using spectrophotometric analysis method using UV-Vis spectrophotometer. Spectrophotometer is a tool used to measure energy relatively if the energy is transmitted, reflected or emitted as a function of wavelength. The results of the anti-UV activity test showed that the three sea cucumbers were able to absorb UV A at 320-400 nm. From this study it can be concluded that sea cucumbers have the potential as anti-UV. It is suggested that it can be further researched with the purification stage. Keywords: Sea cucumber, Holothuria atra, Holothuria scabra, Synapta maculata, anti-UV ABSTRAK Senyawa anti UV adalah senyawa yang dipakai untuk bahan pembuatan tabir surya atau sunscreen/sunblock yang memiliki kemampuan untuk menyerap sinar matahari. Adapun beberapa golongan senyawa aktif antioksidan seperti sinamat, flavonoid, tanin, kuinon, dan lain-lain telah diteliti memiliki kemampuan untuk melindungi kulit dari sinar UV.Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan substansi anti UV ekstrak ketiga jenis teripang H. atra, H. scabra dan S. maculata. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis spektrofotometri dengan memakai alat spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Hasil penelitian uji aktivitas anti UV menunjukan bahwa ketiga teripang mampu menyerap UV A pada 320-400 nm. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teripang laut berpotensi sebagai anti-UV. Disarankan agar dapat diteliti lebih lanjut dangan tahap pemurnian. Kata kunci : Teripang laut, Holothuria atra, Holothuria scabra, Synapta maculata, anti-UV
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI TERIPANG LAUT YANG DI PEROLEH DI PERAIRAN BUNAKEN Nia Nancy Kano; Fitje Losung; Remy E.P. Mangindaan; Rosita A.J. Lintang; Stenly Wullur; Reiny A. Tumbol
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.55005

Abstract

Sea cucumber or sea cucumber is one of the marine fauna that lives in shallow sea areas that are included in members of thorn-skinned animals (Echinoderms). Sea cucumbers produce secondary metabolites which are usually used as self-defense. Sea cucumbers are capable of producing bioactive compounds that are beneficial to humans, namely antibacterial. The purpose of this study was to test the antibacterial activity of the crude extracts of the three sea cucumbers, Holothuria (Halodeima) atra, Bohadschia marmorata, Pearsonothuria graeffei crude extracts. and partition fraction of sea cucumber Pearsonothuria graeffei against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. Extraction begins with maceration of the sample using 95% methanol for three times and then the filtrate obtained is evaporated using a rotary vacuum evaporator. The extract obtained was fractionated by the Liquid Partition method using n-hexane, ethyl acetate, and methanol as solvents. The antibacterial activity testing method used was agar diffusion (Kirby and Bauer disc diffusion) with a concentration of 100 mg/ml of the test material and the amount of test material in a 30 l disc. The positive control used was Amoxsan for S. aureus bacteria and Ceftriaxone for E. coli bacteria while the negative control used methanol. For each bacterial medium the test was carried out with three replications and then the results were averaged. From this study, it was found that the three extracts of the sea cucumber samples and the three fractions of the sea cucumber P. graeffei were able to inhibit the growth of E. coli and S. aureus bacteria with moderate strength. The crude extract of B. marmorata showed the best activity against E. coli bacteria with an inhibition zone of 10 mm. Furthermore, crude extract of H. (H.) atra showed the best activity against S. aureus bacteria with an inhibition zone of 9 mm. Keywords : Sea Cucumber, Bunaken Island Waters, Partition, Antibacterial, Extract. ABSTRAK Teripang atau timun laut merupakan salah satu fauna laut yang hidup di daerah laut dangkal yang masuk dalam anggota hewan berkulit duri (Echinodermata). Teripang menghasilkan metabolit sekunder yang biasanya dipakai sebagai pertahanan diri teripang mampu menghasilkan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi manusia, yaitu antibakteri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar teripang ketiga ekstrak kasar teripang Holothuria (Halodeima) atra, Bohadschia marmorata, Pearsonothuria graeffei dan fraksi partisi dari teripang Pearsonothuria graeffei terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstraksi diawali dengan Maserasi sampel menggunakan metanol 95% selama tiga kali dan kemudian filtrat yang didapatkan dievaporasi dengan Rotary vacuum evaporator. Ekstrak yang didapatkan difraksinasi dengan metode Partisi Cair menggunaka pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan adalah difusi agar (disc diffusion Kirby and Bauer) dengan konsentrasi bahan uji 100 mg/ml dan banyaknya bahan uji dalam cakram 30 μl. Kontrol positif yang digunakan yaitu Amoxsan untuk bakteri S. aureus dan Ceftriaxone untuk bakteri E. coli sedangkan kontrol negatif menggunakan metanol. Untuk setiap media bakteri pengujian dilakukan dengan tiga ulangan dan kemudian hasilnya dirata-ratakan. Dari penelitian ini didapatkan ketiga ekstrak sampel teripang dan ketiga fraksi teripang P. graeffei mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus dengan kekuatan tergolong sedang. Ekstrak kasar B. marmorata menunjukkan aktivitas terbaik terhadap bakteri E. coli dengan zona hambat 10 mm. Selanjutnya ekstrak kasar H. (H.) atra menunjukkan aktivitas terbaik terhadap bakteri S. aureus dengan zona hambat 9 mm. Kata Kunci : Teripang, Perairan Pulau Bunaken, Partisi, Antibakteri, Ekstrak.