Masudi, Maulana
Universitas Muhammadiyah Surabaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Urgensi Penciptaan Manusia dalam Perspektif Islam dan Protestan Sumarno .; Maulana Masudi
Al Hikmah Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.168 KB) | DOI: 10.30651/ah.v2i2.1108

Abstract

Proses penciptaan manusia merupakan rangkaian yang menjelaskan peristiwa penciptaan manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan makhluk lain yang diciptakan oleh Allah, serta memiliki berbagai keistimewaan – keistimewaan di bandingkan makhluk yang ada di bumi. Penciptaan manusia meliputi sejarah munculnya kelahiran manusia pertama yaitu Adam, proses kelahiran Isa dan manusia pada umumnya yang memiliki ciri khas tersendiri dalam hal proses penciptaannya. Di samping mengetahui proses penciptaaan manusia yang telah diciptakan oleh Allah, tentu Allah memiliki maksud dan tujuan terhadap eksistensi keberadaannya yang ada di bumi. Oleh sebab itu dalam pembuatan skripsi ini, penulis mencari literature dan informasi dari agama Islam dan Protestan, sebab kedua agama tersebut terdapat informasi mengenai sejarah penciptaan Adam, Isa dan manusia pada umumnya. Dengan penelitian dari kedua agama tersebut, maka akan terungkap sejarah penciptaan manusia dan urgensi penciptaan manusia di bumi. Kata kunci : Penciptaan manusia Islam dan Protestan.
Studi Tentang Pemikiran Hassan Hanafi Nurul Chotimah; Maulana Masudi
Al Hikmah Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.628 KB) | DOI: 10.30651/ah.v1i2.1057

Abstract

Fokus penelitian pada pemikiran Hassan Hanafi ini adalah: pertama, kiri Islam yang memperjuangkan pemusnahan penindasan bagi orang-orang miskin dan tertindas, ia juga memperjuangkan persamaan hak dan kewajiban diantara seluruh masyarakat. Kedua, Oksidentalisme adalah sebuah kajian ilmu yang mempelajari aspek sosial secara menyeluruh yang berkaitan dengan barat dan peradabannya, termasuk kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Ketiga, Revolusi tauhid adalah pemaknaan keesaan Tuhan menjadi “Pandangan Dunia Tauhid” bahwa seluruh aspek kehidupan sosial Islam harus diintegrasikan ke dalam “jaringan relasional Islam”. Keempat, Revitalisasi Khasanah Intelektual Klasik adalah pentingnya mempelajari berbagai ilmu pengetahuan klasik, terutama rasionalisme yang ditekankan oleh Ibnu Rusyd dan Al-Kindi. Kelima, Metode Hermeneutika yaitu metode tafsir kontemporer dan Keenam adalah Antroposentrisme yang menyatakan bahwa pusat alam semesta adalah manusia. Pemikiran Hassan Hanafi tersebut menurut pandangan pemikir-pemikir Islam lainnya ada beberapa yang mendukung dan adapula yang mengkritik pemikirannya. Dari beberapa pemikir Islam lainnya seperti Fazlurrahman, Mohammad Arkoen, Nurcholish Madjid dan pemikir Islam yang mengkritik adalah Kuntowijoyo. Dari perbedaan tersebut, bukan berarti pemikiran Hassan Hanafi tidak relevan, ada beberapa pemikirannya yang cukup relevan untuk dimiliki oleh umat Islam untuk dijadikan motivasi dan pemikirannya untuk merekonstruksi umat Islam. Dan juga relevan tidaknya dapat dilihat bagaimana menurut sudut pandang dari al-Qur‟an. Kata Kunci: Perbandingan Agama, Pemikiran Hassan Hanafi
Poligami dalam Perspektif Islam dan Kristen Winarto Winarto; Maulana Masudi
Al Hikmah Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.468 KB) | DOI: 10.30651/ah.v2i1.1102

Abstract

kripsi ini mengulas tentang poligami menurut Islam dan Kristen. Poligami dalam pandangan Islam dan Kristen adalah suatu perbuatan yang diperbolehkan. Akan tetapi bagi seseorang yang akan melakukan poligami harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan oleh ajaran agama Islam. Ayat yang menerangkan tentang poligami diakhiri dengan ayat yang menjelaskan tentang persyaratan dalam berpoligami yaitu mampu berlaku adil dan juga menjelaskan tentang batasan wanita yang boleh dinikahi yaitu empat orang dalam waktu yang sama. Agama Islam juga menilai bahwa poligami yang dilakukan tanpa pelaku poligami maupun keluarga serta lingkungannya. Seperti : Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), terlantarnya anak-anak dan akan menganggu perkembangan anak untuk dapat menjadi generasi yang lebih baik dikemudian hari. Islam dan Kristen mempunyai pandangan yang sama bahwa Poligami juga dapat memberikan andil yang besar dalam mewujudkan kesejahteraan sebuah keluarga atau masyarakat, karena dilakukan sesuai dengan ajaran syari’at agama. Praktik poligami adalah bagian adari penegakkan ajaran agama bagi orang-orang yang mampu memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam ajaran agama. Sehingga menghindarkan pelaku poligami dari perbuatan zina dan dosa. Ajaran agama Islam memberikan batasan jumlah wanita yang boleh dinikahi yaitu empat orang dalam waktu yang sama dan terdapat persyaratan dalam berpoligami yaitu berlaku adil. Sedangkan ajaran agama Kristen tidak ada batasan jumlah wanita yang boleh dinikahi dan tidak terdapat persyaratan dalam berpoligami. Mengapa poligami ini menjadi bahasan kita? Karena banyak pelaku poligami yang tidak memahami dengan betul terhadap syarat-syarat poligami dan dampak yang ditimbulkannya. Ada juga beranggapan bahwa ajaran Islam seolah-olah memerintahkan atau memberi kemudahan kepada umatnya untuk bercerai atau berganti-ganti istri. Ini tentu sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Kesimpulan secara umum adalah bagi umat Islam atau Kristen yang secara kondisi ekonomi dan fisik tidak memenuhi syarat untuk berpoligami hendaknya tidak melakukannya. Kata kunci : Poligami Persepektif Islam dan Kristen