Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Manifestation of Resistance between PTPN II Plantation Corporation and Persil IV Farmers in Tadukan Raga Village, Deli Serdang Regency. Malik, Rahman; Dewi, Citra Saputri; Saladin, Tengku Ilham; Parawansa, Khofifah Indar; Junita, Rina; Hidir, Achmad
Journal of Peasants’ Rights Vol. 3 No. 1 (2024): Peasants, livelihood, and Mobilization
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jpr.v3i1.16091

Abstract

Abstrak Meningkatnya pemberitaan mengenai konflik agraria dan protes petani di Indonesia menunjukkan Pulau Sumatera dan Kalimantan merupakan wilayah yang rawan konflik lahan antara petani dan perusahaan perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit . Petani Persil IV merupakan sebuah komunitas Petani yang ada di Tanjung Morawa tepatnya di Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir Kabupaten Deli Serdang. Petani Persil IV merupakan wujud persatuan petani yang mengalami konflik agraria dengan PTPN II yang ada di Deli Serdang. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan budaya rimbo dan buruh borong sebagai bentuk perlawanan Petani di perkebunan di Desa Tadukan Raga, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir terhadap perusahaan perkebunan PTPN II. Metode penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kasus konflik yang dialami Petani Persil IV dan Perusahaan PTPN ini dianalisis menggunakan teori konflik dahrendorf. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kasus petani Persil IV ini tidak terjadi konsensus antara petani persil IV dengan PTPN II karena masih adanya campur tangan pemerintah sebagai pemantik konflik tersebut. Dampak negatif yang diakibatkan dari konflik tersebut adalah masyarakat Persil IV menjadi lebih tertutup dari masyarakat luar. Hal ini terlihat dari salah satu bentuk budaya masyarakat perkebunan Petani Persil IV yakni memilih buruh borongan dari daerah mereka saja, dan seolah-olah ada ketakutan dari masyarakat tersebut terhadap masyarakat luar. Kata Kunci: Budaya Rimbo, Buruh Borong ,Konflik, Petani Persil IV, PTPN
Bertahan sampai kapan? Becak motor versus moda transportasi online di Medan Malik, Rahman; Daulay, Harmona; Saladin, Tengku Ilham
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 13, No 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.68392

Abstract

Penggunaan becak bermotor sangat penting bagi masyarakat perkotaan di Indonesia karena minimnya layanan transportasi umum. Namun, maraknya layanan transportasi digital telah meminggirkan keberadaan mereka tanpa dukungan dari pemerintah dan pihak terkait. Sebuah studi lapangan di Medan, Sumatera Utara, yang melibatkan pengemudi becak bermotor mengungkap pengalaman dan upaya mereka untuk terus menyediakan layanan transportasi alternatif. Studi ini menyoroti kurangnya pilihan pekerjaan lain bagi para pengemudi ini dan alasan sosial budaya untuk tetap bertahan pada profesi mereka meskipun semakin tersedianya layanan transportasi digital. Selain itu, mereka berupaya meningkatkan layanan mereka dengan mengorganisasi diri dan berinvestasi dalam bisnis mereka.The use of motorized pedicabs is vital in urban communities in Indonesia due to insufficient public transportation services. However, the rise of digital transportation services has marginalized their existence without support from the government and related parties. A field study in Medan, North Sumatra, involving motorized pedicab drivers revealed their experiences and efforts to continue providing alternative transportation services. This study highlighted the lack of other job options for these drivers and the socio-cultural reasons for sticking to their profession despite the increasing availability of digital transportation services. Additionally, they are making efforts to improve their services by organizing themselves and investing in their businesses.