Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KORELASI ASPECT SCORE DENGAN NIHSS, GCS, DAN LAMA DIRAWAT PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK AKUT DI RSUP SANGLAH Juniada, Putu Herry; Asih, Made Widhi; Margiani, Ni Nyoman; Eka Putra, I Wayan Gede Artawan; Mahendra Wijaya, I Gusti Agung Gede
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 12 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i12.P01

Abstract

Stroke adalah kondisi medis mengancam nyawa, akibat terputusnya pasokan darah ke bagian otak tertentu, bisa diakibatkan oleh pembuluh darah otak yang pecah (stroke hemoragik), maupun tersumbat (stroke non hemoragik). Stroke Non Hemoragik (SNH) membutuhkan penanganan segera dengan terapi trombolisis (IV-rtPA) dalam 3-4,5 jam pasca awitan SNH untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Salah satu metode penilaian kelayakan pasien SNH (melalui pencitraan otak) untuk menerima terapi trombolisis adalah dengan ASPECT Score. Namun IV-rtPA dan ASPECT Score masih sangat jarang diterapkan karena berbagai faktor, sehingga untuk saat ini kami memiliki gagasan untuk meneliti bagaimana korelasi ASPECT Score dengan NIHSS, GCS, dan lama dirawat pada pasien SNH akut. Harapannya dapat ikut mempromosikan ASPECT Score, agar semua stakeholder lebih akrab dengan ASPECT Score jika sudah siap dengan terapi IV-rtPA nantinya. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional prospektif. Pasien SNH yang masuk IGD RSUP Sanglah pada bulan Oktober 2021 – Januari 2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih secara consecutive sampling sebanyak 66 sampel. Hasil pemeriksaan CT scan kepala tanpa kontras diambil dari PACS dan dilakukan penilaian ASPECT Score oleh 2 orang radiolog secara terpisah. Terdapat Interobserver Agreement penilaian ASPECT Score yang tinggi dan bermakna antara observer 1 dan 2 (r = 0,905; p = 0,00; 95% Limits of Agreement = -1,161 – 0,889). Namun ternyata tidak terdapat korelasi yang bermakna antara ASPECT Score dengan NIHSS, GCS, dan lama dirawat, yaitu dengan nilai r dan p masing-masing adalah r = -0,144, p = 0,250; r = 0,069, p = 0,584; dan r = -0,111, p = 0,375. Perlu dilakukan perbaikan design penelitian, contohnya dengan pendekatan longitudinal untuk mengakomodasi progresivitas infark, dan dengan membandingkan antara penilaian ASPECT Score melalui pemeriksaan CT scan dengan MRI (DWI) yang dikenal lebih sensitif dalam mengidentifikasi perubahan iskemik tahap awal. Kata kunci : ASPECT Score., NIHSS., GCS
KORELASI ASPECT SCORE DENGAN NIHSS, GCS, DAN LAMA DIRAWAT PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK AKUT DI RSUP SANGLAH Juniada, Putu Herry; Asih, Made Widhi; Margiani, Ni Nyoman; Eka Putra, I Wayan Gede Artawan; Martadiani, Elysanti Dwi; Mahendra Wijaya, I Gusti Agung Gede
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i10.P02

Abstract

Stroke adalah kondisi medis mengancam nyawa, akibat terputusnya pasokan darah ke bagian otak tertentu, bisa diakibatkan oleh pembuluh darah otak yang pecah (stroke hemoragik), maupun tersumbat (stroke non hemoragik). Stroke Non Hemoragik (SNH) membutuhkan penanganan segera dengan terapi trombolisis (IV-rtPA) dalam 3-4,5 jam pasca awitan SNH untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Salah satu metode penilaian kelayakan pasien SNH (melalui pencitraan otak) untuk menerima terapi trombolisis adalah dengan ASPECT Score. Namun IV-rtPA dan ASPECT Score masih sangat jarang diterapkan karena berbagai faktor, sehingga untuk saat ini kami memiliki gagasan untuk meneliti bagaimana korelasi ASPECT Score dengan NIHSS, GCS, dan lama dirawat pada pasien SNH akut. Harapannya dapat ikut mempromosikan ASPECT Score, agar semua stakeholder lebih akrab dengan ASPECT Score jika sudah siap dengan terapi IV-rtPA nantinya. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional prospektif. Pasien SNH yang masuk IGD RSUP Sanglah pada bulan Oktober 2021 – Januari 2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih secara consecutive sampling sebanyak 66 sampel. Hasil pemeriksaan CT scan kepala tanpa kontras diambil dari PACS dan dilakukan penilaian ASPECT Score oleh 2 orang radiolog secara terpisah. Terdapat Interobserver Agreement penilaian ASPECT Score yang tinggi dan bermakna antara observer 1 dan 2 (r = 0,905; p = 0,00; 95% Limits of Agreement = -1,161 – 0,889). Namun ternyata tidak terdapat korelasi yang bermakna antara ASPECT Score dengan NIHSS, GCS, dan lama dirawat, yaitu dengan nilai r dan p masing-masing adalah r = -0,144, p = 0,250; r = 0,069, p = 0,584; dan r = -0,111, p = 0,375. Perlu dilakukan perbaikan design penelitian, contohnya dengan pendekatan longitudinal untuk mengakomodasi progresivitas infark, dan dengan membandingkan antara penilaian ASPECT Score melalui pemeriksaan CT scan dengan MRI (DWI) yang dikenal lebih sensitif dalam mengidentifikasi perubahan iskemik tahap awal. Kata kunci : ASPECT Score, NIHSS, GCS
Peran Skor Brixia sebagai Prediktor Kejadian Coronavirus Disease-19 (COVID-19)-associated Hemostatic Abnormalities (CAHA) Berdasarkan Kadar D-dimer Fiona, Fiona; Margiani, Ni Nyoman; Sitanggang, Firman Parulian; Eka Putra, I Wayan Gede Artawan; Anandasari, Pande Putu Yuli; Ayusta, I Made Dwijaputra
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 73 No 3 (2023): Journal of The Indonesian Medical Association - Majalah Kedokteran Indonesia, Vo
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47830/jinma-vol.73.3-2023-954

Abstract

Introduction: Coronavirus Disease-19 (COVID-19) is a systemic disease that causes complications in respiratory system and coagulopathy, which is called COVID-19-associated hemostatic abnormalities (CAHA). The Brixia chest X-ray scoring system may benefit in detecting CAHA. This study aims to investigate the role of the Brixia score as a predictor of CAHA based on D-dimer levels. Methods: This was a cross-sectional study that used medical records from Radiology Installation, Sanglah General Hospital, Bali, during August 2020 until August 2021. Subjects were confirmed and hospitalized COVID-19 patients with mild to critical degree and aged 18-59 years old. Any other pulmonary diseases than COVID-19 in X-ray was excluded. Brixia score was determined independently and blindly determined by two radiologists. The incidence of CAHA was defined as an elevation of D-dimer in pulmonary COVID-19. We conducted interobserver Bland-Altman, followed by correlation test, receiver operating characteristic (ROC) analysis, and multiple logistic regression test to control for confounding factors. Result: This study included 70 subjects selected through random sampling. We found a positive correlation between the Brixia score and D-dimer levels (r=0.329, p less than 0.05). The ROC analysis indicated that a Brixia score cut-off ≥10 is the best predictor of CAHA, with a positive predictive value of 95.8% and a negative predictive value of 40.9%. Subjects with a Brixia score ≥10 were found to have a higher risk of developing CAHA (aOR 14.78, p less than 0.05) after controlling for age, gender, nutritional status, and comorbidities. Conclusion: There was a statistically significant association between Brixia score and CAHA in COVID-19 patients based on D-dimer levels. The Brixia score could be used as a predictor of CAHA with the cut-off value ≥10.