Elysanti Dwi Martadiani
Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Penyengatan Meningeal Sisterna Basalis Meningitis TB pada Computed Tomography Scanning: Sebuah Ulasan Bergambar Tjan, Anastasia; Asih, Made Widhi; Martadiani, Elysanti Dwi
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol 8, No 2 (2019): EDISI SEPTEMBER 2019 (available online since Oktober 2019)
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1233.025 KB) | DOI: 10.30742/jikw.v8i2.623

Abstract

Tuberculosis (TB) is one of the major worldwide threat and global burden in Indonesia. CNS tuberculosis is the most severe form of TB infection. CT evaluation on diagnosing tuberculosis meningitis (TBM) with triad of hydrocephalus, basal meningeal enhancement and infarction was reported to be sensitive. PCR cerebrospinal fluid (CSF) is known to be specific, however negative results have been reported due to presence of PCR?s inhibitors, poor lysis of mycobacteria, and the uneven distribution in specimens. CT Scan plays the vital role in diagnosing TBM patient with the presence of TBM CT triad, especially basal cistern enhancement (BME) which is the specific enhancement pattern in MTB patient. There are 9 must know BME pattern, such as contrast filling the cistern, double and triple line, linear enhancement at MCA cistern, Y sign, posterior infundibular recess enhancement, ill defined border, join the dots sign, nodular enhancement, and asymmetry off all pattern. Familiarizing BME criteria is essential to provide confident diagnosis and reduce morbidity and mortality
HUBUNGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS PREDIALISIS DENGAN BEBERAPA PARAMETER PENYAKIT ATEROSKLEROSIS ARTERI KAROTIS Sutarka, Nyoma; Suwitra, Ketut; Loekman, Jodi S; Sudhana, Wayan; Kandarini, Yenny; Martadiani, Elysanti Dwi; Margian, Nyoman
journal of internal medicine Vol. 11, No. 3 September 2010
Publisher : journal of internal medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.625 KB)

Abstract

Carotid artery intima media thickness (cIMT) is valid marker of subclinical atherosclerosis because it gives sign of earlyatherosclerosis process. We conduct this study to know the relationship between predialysis chronic kidney disease (CKD) withseveral parameters of carotid arterial atherosclerosis.A cross sectional study was done in patients with predialysis CKD who came to outpatient Clinic of Nephrology inSanglah General Hospital from May 2009. CKD criteria is based on KDQQI 2003. Estimated Glomerular Filtration Rate (eGFR)was calculated with Cockroft-Gault formula. Measurement of cIMT is done by USG B-Mode with USG Logig-5.There were 30 patients (20 with eGFR < 60 ml/mnt and 10 with eGFR 60 ml/mnt). Mean of cIMT in eGFR < 60ml/mnt: right/left cIMT1 0.24445 ± 0.3096/0.3210 ± 0.4006 mm; IMT2 0.2405 ± 0.3138/0.2825 ± 0.3971 mm; IMT3 0.2315 ±0.3026/0.2820 ± 0.3672 mm; bifurkatio IMT 0.3115 ± 0.4069/0.3515 ± 0.4991 mm; total IMT 0.6350 ± 0.1738/0.6938 ± 0.1912mm. For eGFR > 60 ml/mnt: right/left IMT1 0.1120 ± 0.1722/0.1030 ± 0.1398 mm; IMT2 0.0880 ± 0.1103/0.1130 ± 0.1718mm; IMT3 0.1010 ± 0.1408/0.1170 ± 0.1700 mm; bifurcatio IMT 0.1920 ± 0.3545/0.1980 ± 0.3527 mm, total IMT 0.6250 ±0.1269/0.6750 ± 0.1124 mm. There was signiÞ cant difference in eGFR < 60 ml/mnt the left IMT1 (MD: 0.21 CI95% 0.01 ! 0.42;p = 0.038). Five out of 20 patients with eGFR < 60 ml/mnt and 6 among 10 patients of eGFR 60 ml/mnt were found plaques.There are no signiÞ cant difference of plaque location, plaque width, and lumen diameter between carotid arterial with andwithout plaque. As a conclusion we found there is no signiÞ cant difference between predialysis CKD with several parameters ofcarotid arterial atherosclerosis but cIMT tends to be thicker on predialysis CKD patients with eGFR < 60 ml/mnt.
RADIONUCLIDE SCANNING WITH I-123 IN GRAVES DISEASE Putu Diah Vedayanti; Lisna Astuti; Elisanti Dwi Martadiani
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 1 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.382 KB)

Abstract

Graves’ disease is the most common form of thyrotoxicosis which caused byautoimmune that attacks the thyroid gland. This disease will lead such followingsyndromes: thyrotoxicosis, goiter, ophthalmopathy, dermopathy. The sensitive TSHassay is the single best screening test for hyperthyroidism, and in most outpatientclinical situations. But when there is a doubt to distinguish diffuse toxic goiter (Graves’disease) from autonomous toxic nodule (Plummer’s disease), radioinuclide scanning canbe performed. I-123 is one of the preferable radiosisotope because it can produce clearimage and short enough half-life, although the price is expensive. 
Gambaran Ultrasonografi Ginjal Pada Penyakit Ginjal Kronis di RSUP Sanglah Denpasar Jessica Christy; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i7.P07

Abstract

ABSTRAKPenyakit ginjal kronis (PGK) memiliki laju insidensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.Penggunaan teknik pencitraan ultrasonografi (USG) dapat dimanfaatkan dalam mendiagnosis sekaligusmenentukan etiologi dari PGK. Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik gambaran USG padapasien PGK di RSUP Sanglah. Penelitian menggunakan desain deskriptif retrospektif denganpendekatan cross-sectional, dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Datadiambil berdasarkan rekam medis pasien periode Januari 2015-Desember 2015. Rekam medis yangtidak lengkap dan pasien dengan kelainan ginjal di ekslusi dari studi ini. Didapatkan total sebanyak 45pasien yang memenuhi syarat untuk mengikuti studi ini. Pasien sebagian besar adalah lelaki (64,4%),berusia 50-59 tahun (33,3%) dan tergolong dalam PGK derajat 5 (48,9%). Secara umum gambaranyang ditemukan berupa 73,3% ukuran ginjal normal, 85,6% peningkatan ekogenisitas, 81,1% adanyabatas korteks yang tidak jelas, 77,8% sistem pelviocalyceal normal, dan ditemukan adanya masa kistikpada 21,1% sampel, batu ginjal pasa 16,7% sampel dan massa lainnya pada 2,2% sampel. GambaranUSG pada pasien PGK di RSUP Sanglah sudah sesuai dengan literatur yang ada sebelumnya. Studianalitikal lebih lanjut dengan operator USG yang konsisten mungkin dapat dilakukan untukmendapatkan hasil yang lebih representatif. Kata kunci: Pencitraan, Penyakit Ginjal, RSUP Sanglah ABSTRACTChronic kidney disease (CKD) has an increasing incidence rate from year to year. The use ofultrasound imaging (USG) techniques can be utilized in diagnosing and determining the etiology ofCKD. This study aims to determine the characteristics of ultrasound images in CKD patients atSanglah General Hospital. The study used a retrospective descriptive design with a cross-sectionalapproach, and sampling was done by total sampling technique. Data was taken based on the patient'smedical record for the period of January 2015-December 2015. Incomplete medical records andpatients with kidney abnormalities were excluded from this study. A total of 45 patients were eligiblefor this study. Most of the patients were men (64.4%), aged 50-59 years (33.3%) and classified as fifthgrade CKD (48.9%). In general, the images found were 73.3% normal kidney size, 85.6% increasedechogenicity, 81.1% had unclear cortex limits, 77.8% normal pelviocalyceal systems, and cysticperiods were found at 21.1% samples, basic kidney stones 16.7% samples and other mass in 2.2%samples. The description of ultrasound in CKD patients at Sanglah Hospital is in accordance with theprevious literature. Further analytical studies with consistent ultrasound operators may be possible toobtain more representative results. Keywords: Imaging, Kidney Disease, Sanglah General Hospital
KARAKTERISTIK GAMBARAN RADIOGRAFI POLOS DAN CT SCAN PADA KASUS CEDERA SERVIKAL DI RSUP SANGLAH BALI PERIODE JANUARI - DESEMBER 2018 Vennesia Stephany; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang; Dewa Gede Mahiswara Suadiatmika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i7.P16

Abstract

ABSTRAK Cedera servikal adalah suatu keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan yang sesegera dan setepat mungkin. Identifikasi cedera diperlukan sesegera mungkin untuk menghindari prognosis lebih buruk, salah satu caranya adalah dengan pemeriksaan penunjang radiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik cedera dan persentase gambaran radiografi yang dapat ditemui pada radiografi polos dan CT-Scan di RSUP Sanglah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif melihat dari catatan rekam medis pasien cedera servikal dengan pemeriksaan penunjang radiografi polos atau CT Scan di RSUP Sanglah pada periode Januari – Desember 2018 dengan sampel sebanyak 34 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Radiografi polos lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan cedera servikal sebanyak 31 pasien (57,4%). Bagian anatomi dari servikal yang paling sering cedera adalah badan vertebra sejumlah 37 kasus (45,7%). Lokasi cedera terbanyak ada pada level C6 dan C5 pada radiografi polos (25,9%) dan CT Scan (29,4%), dan pada cedera multilevel paling banyak terdapat pada level C3-C4 pada radiografi polos (29,2%) dan CT Scan (28,6%). Pada radiografi polos ditemukan lebih banyak gambaran listesis sebanyak 13 kasus (31,8%) dan kompresi pada diskus sebanyak 20 kasus (48,8%), dan tidak ada temuan untuk gambaran stenosis dan pelebaran jarak atlantodental. Pada modalitas CT Scan lebih banyak ditemukan gambaran retropulsi sebanyak 5 kasus (12,5%), stenosis sebanyak 7 kasus (17,5%), dislokasi facet sebanyak 3 kasus (7,5%), dan pelebaran jarak atlantodental sebanyak 1 kasus (2,5%). Kata kunci : cedera servikal, radiografi polos, CT scan
KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015 Yosep Made Pius Cardia; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/.MU.2021.V10.i2.P04

Abstract

Gangguan yang cukup sering ditemukan pada kelenjar tiroid adalah munculnya nodul pada kelenjar tiroid. Nodul tiroid dapat berupa benign atau malignant. Nodul tiroid yang berupa malignant atau kanker kasusnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan nodul tiroid yang sifatnya benign. Walaupun lebih sedikit, kanker tiroid merupakan keganasan yang sering ditemukan pada kelenjar endokrin. Ultrasonografi atau USG merupakan modalitas imaging utama dalam mengevaluasi nodul tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik USG kanker tiroid di RSUP Sanglah, Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 lobus tiroid dari 37 pasien kanker tiroid. Data dikumpulkan berdasarkan data rekam medis pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik USG kanker tiroid bahwa 2 (3,7%) ukuran nodul kurang dari 1 cm, dan 35 (64,8%) ukuran nodul lebih dari 1 cm, 22 (40,7%) nodul solid, 11 (20,4%) nodul kistik, dan 9 (16,7%) nodul solid kistik, 8 (14,8%) nodul bertepi reguler, dan 12 (22,2%) nodul bertepi irregular, 16 (29,6%) nodul tidak tampak kalsifikasi, dan 26 (48,1%) nodul tampak mengalami kalsifikasi, 10 (18,5%) kelenjar tiroid terdapat single nodul, dan 12 (22,2%) kelenjar tiroid terdapat multiple nodul, 19 (35,2%) regio colli yang di USG tidak tampak adanya pembesaran pada kelenjar getah bening, dan 14 (25,9%) regio colli yang di USG tampak mengalami pembesaran pada kelenjar getah bening, 12 (22,2%) kelenjar tiroid tidak tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS, dan 22 (40,7%) kelenjar tiroid tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS. Kata Kunci: Kanker Tiroid, Karakteristik, USG.
18F-FLOURODEOXYGLUCOSE (18FDG) POSITRON-EMISSION TOMOGRAPHY (PET) AS IMAGING MODALITIES ON THYROID CANCER MANAGEMENT I Putu Ary Wismayana; Elysanti Dwi Martadiani; Lisna Astuti
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no 7 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.413 KB)

Abstract

Thyroid cancer prevalence tend to increase, by 2008 there are 37.340 cases with mortality rate reached 1.590. Traditionally USG and scintigraphy are major imaging modality to diagnose or predict the prognosis of thyroid cancer. On special case, ultrasonography or scintigraphy cannot be use due to anatomical change after surgical procedure or low iodine uptake. Positron-Emission Tomography (PET) is noninvasive, three-dimensional, nuclear imaging technique. PET can evaluate both anatomical and functional. 18F-Flourodeoxyglucose PET can evaluate function and abnormality of thyroid which cannot be evaluated using another imaging modalities. PET can detect papillary and follicular thyroid cancer relaps with negative increasing thyroglobuline and radioiodine scanning negative, instead of detects medularry thyroid cancer earlier. Benefits of PET limited due to cost and technology.
SPEKTRUM GAMBARAN RADIOLOGI OSTEOSARKOMA PRIMER PADA BERBAGAI MODALITAS DI RSUP SANGLAH DENPASAR Ency Eveline; Elysanti Dwi Martadiani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i10.P15

Abstract

ABSTRAK Osteosarkoma merupakan tumor tulang malignan primer tersering pada anak-anak dan dewasa muda dengan prevalensi 4,4 kasus per 1 juta penduduk per tahun. Osteosarkoma merupakan tumor mesenkimal malignan yang memproduksi matriks osteoid dan sebagian dapat juga memproduksi matriks kartilago dan fibrous. Insiden puncak osteosarkoma primer terjadi pada usia 10-14 tahun dikaitkan dengan pubertas akibat terjadinya percepatan pertumbuhan (growth spurt). Terdapat sebanyak 41 kasus osteosarkoma primer baik konvensional maupun non-konvensional yang terbukti secara histopatologi dalam periode tahun 2017 hingga Juli 2021 di RSUP Sanglah Denpasar, dimana mayoritas yaitu 87,8% merupakan subtipe konvensional. Usia rerata osteosarkoma primer pada tulang panjang didapatkan 14,7 tahun dan insiden pada lelaki didapatkan lebih tinggi dari perempuan dengan rasio 3:2. Predileksi osteosarkoma tersering didapatkan pada femur distal (42%) diikuti tibia proksimal (29%), humerus proksimal (16%), femur proksimal (5%), radius ulna (5%), dan tibia distal (3%). Osteosarkoma non-konvensional memiliki gambaran histologi dan makroskopis yang berbeda, sehingga dapat terlihat pada pemeriksaan radiologi. Terkadang, gambaran radiologi osteosarkoma non-konvensional dapat mimicking sejumlah diagnosis tumor jinak dan ganas lainnya. Masing-masing modalitas radiologi dapat memiliki peran dan keunggulan yang berbeda dalam membantu menegakkan diagnosis subtipe osteosarkoma. Pilihan modalitas terbaik untuk mendiagnosis suntipe osteosarkoma saat ini adalah foto radiografi dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Kata kunci: osteosarkoma konvensional, non-konvensional
KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015 Yosep Made Pius Cardia; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i7.P09

Abstract

Gangguan yang cukup sering ditemukan pada kelenjar tiroid adalah munculnya nodul pada kelenjar tiroid. Nodul tiroid dapat berupa benign atau malignant. Nodul tiroid yang berupa malignant atau kanker kasusnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan nodul tiroid yang sifatnya benign. Walaupun lebih sedikit, kanker tiroid merupakan keganasan yang sering ditemukan pada kelenjar endokrin. Ultrasonografi atau USG merupakan modalitas imaging utama dalam mengevaluasi nodul tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik USG kanker tiroid di RSUP Sanglah, Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 lobus tiroid dari 37 pasien kanker tiroid. Data dikumpulkan berdasarkan data rekam medis pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik USG kanker tiroid bahwa 2 (3,7%) ukuran nodul kurang dari 1 cm, dan 35 (64,8%) ukuran nodul lebih dari 1 cm, 22 (40,7%) nodul solid, 11 (20,4%) nodul kistik, dan 9 (16,7%) nodul solid kistik, 8 (14,8%) nodul bertepi reguler, dan 12 (22,2%) nodul bertepi irregular, 16 (29,6%) nodul tidak tampak kalsifikasi, dan 26 (48,1%) nodul tampak mengalami kalsifikasi, 10 (18,5%) kelenjar tiroid terdapat single nodul, dan 12 (22,2%) kelenjar tiroid terdapat multiple nodul, 19 (35,2%) regio colli yang di USG tidak tampak adanya pembesaran pada kelenjar getah bening, dan 14 (25,9%) regio colli yang di USG tampak mengalami pembesaran pada kelenjar getah bening, 12 (22,2%) kelenjar tiroid tidak tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS, dan 22 (40,7%) kelenjar tiroid tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS. Kata Kunci: Kanker Tiroid, Karakteristik, USG.
KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015 Yosep Made Pius Cardia; Elysanti Dwi Martadiani; Firman Parulian Sitanggang
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i9.P13

Abstract

ABSTRAK Gangguan yang cukup sering ditemukan pada kelenjar tiroid adalah munculnya nodul pada kelenjar tiroid. Nodul tiroid dapat berupa benign atau malignant. Nodul tiroid yang berupa malignant atau kanker kasusnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan nodul tiroid yang sifatnya benign. Walaupun lebih sedikit, kanker tiroid merupakan keganasan yang sering ditemukan pada kelenjar endokrin. Ultrasonografi atau USG merupakan modalitas imaging utama dalam mengevaluasi nodul tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik USG kanker tiroid di RSUP Sanglah, Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif potong lintang (cross-sectional). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 lobus tiroid dari 37 pasien kanker tiroid. Data dikumpulkan berdasarkan data rekam medis pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik USG kanker tiroid bahwa 2 (3,7%) ukuran nodul kurang dari 1 cm, dan 35 (64,8%) ukuran nodul lebih dari 1 cm, 22 (40,7%) nodul solid, 11 (20,4%) nodul kistik, dan 9 (16,7%) nodul solid kistik, 8 (14,8%) nodul bertepi reguler, dan 12 (22,2%) nodul bertepi irregular, 16 (29,6%) nodul tidak tampak kalsifikasi, dan 26 (48,1%) nodul tampak mengalami kalsifikasi, 10 (18,5%) kelenjar tiroid terdapat single nodul, dan 12 (22,2%) kelenjar tiroid terdapat multiple nodul, 19 (35,2%) regio colli yang di USG tidak tampak adanya pembesaran pada kelenjar getah bening, dan 14 (25,9%) regio colli yang di USG tampak mengalami pembesaran pada kelenjar getah bening, 12 (22,2%) kelenjar tiroid tidak tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS, dan 22 (40,7%) kelenjar tiroid tampak adanya hipervaskularisasi pada CDUS. Kata Kunci: Kanker Tiroid, Karakteristik, USG.