Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science

Pengukuran Risiko Kerja menggunakan Manual Handling Assessment Chart (MAC Tool) pada Proses Pemindahan Barecore Di PT. KBN Indonesia 10070219009, Faiz Mubarok; Eri Achiraeniwati; Anis Septiani
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i1.11709

Abstract

Abstract. Work facilities are things that must be considered in a job. Operator performance can increase if supported by work facilities. PT KBN (Korean Business Network) Indonesia is a wood industry that produces Barecore. The company did not succeed in achieving the packing target of 27 packs / day, but only managed to reach 18 packs / day. The main cause of the non-achievement is due to manual work at the packing workstation in the process of moving barecore. This happened because the company did not provide work facilities, resulting in the operator's posture in the process of lifting and storing hunched over. The purpose of this research is to design a barecore transfer tool. The research method used is the Manual Handling Assessment Chart (MAC Tool) to measure the work risk of 6 operators consisting of 3 groups / 2 people for each work element. The work elements consisted of lifting barecore, carrying barecore, and storing barecore. The results of the measurement of the three work elements using the MAC Tool method obtained action class 2, meaning that action needs to be taken in the future and action class 3, meaning that action needs to be taken. Abstrak. Fasilitas kerja merupakan hal yang harus diperhatikan dalam suatu pekerjaan. Kinerja operator dapat meningkat apabila didukung dengan adanya fasilitas kerja. PT. KBN (Korean Bussiness Network) Indonesia merupakan industri kayu yang memproduksi Barecore. Perusahaan tidak berhasil mencapai target pengepakan sebanyak 27 pack/hari, melainkan hanya berhasil mencapai 18 pack/hari. Penyebab utama dari ketidaktercapaian tersebut disebabkan adanya pekerjaan manual di stasiun kerja packing dalam proses pemindahan barecore. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tidak memberikan fasilitas kerja, sehingga mengakibatkan postur tubuh operator pada proses pengangkatan dan penyimpanan membungkuk. Tujuan penelitian ini yaitu merancang alat bantu pemindahan barecore. Metode penelitian yang digunakan yaitu Manual Handling Assessment Chart (MAC Tool) untuk mengukur risiko kerja pada 6 operator yang terdiri dari 3 grup/2 orang untuk setiap elemen kerja. Elemen kerja tersebut terdiri dari mengangkat barecore, membawa barecore, dan menyimpan barecore. Hasil dari pengukuran ketiga elemen kerja tersebut menggunakan metode MAC Tool didapatkan action class 2 artinya perlu tindakan dikemudian hari dan action class 3 artinya tindakan perlu dilakukan.
Rancangan Perbaikan Lingkungan Kerja yang Ergonomis menggunakan Software Dialux dan Computational Fluid Dynamic 10070219063, Shofa Putri Reida; Yanti Sri Rejeki; Anis Septiani
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i1.12154

Abstract

Abstract. A good work environment is if the work environment is healthy, comfortable, safe and enjoyable for employees so that it can improve performance. CV. Tasifa Jaya is an MSME that operates in the production of processed meat foods, namely meatballs. The current physical working environment is hot with the highest air temperature reaching 34 ℃, the sound is noisy with the highest noise being 89.18 dB, the working environment is dirty and not neatly arranged. The impact of the work environment results in workers feeling uncomfortable, a decrease in the amount of production, and there are stale products due to excessive heat. Therefore, this research aims to measure and classify the risk level of physical work environment factors and design improvements to a safe and comfortable work environment. This study uses a quantitative method with an interval measurement scale. Based on these objectives, identification was carried out using ergonomic checkpoints and measurements of the physical work environment using a 4 in 1 environment meter. Improved natural lighting design based on SNI 03-2396-2001, artificial lighting design using Lumen Method, temperature improvement design using computational fluid dynamic method, noise improvement design using Noise Exposure Limit method. The results of problem identification using ergonomic checkpoints and the calculation of the average physical work environment shows that lighting, temperature and noise are at risky and uncomfortable levels. The design was carried out by adding rooflights, lights, turbine ventilators, providing earplugs and good use of the work area. Creating a warm and comfortable work environment by reducing lighting intensity, temperature and noise, as well as improving the layout of the place. Abstrak. ingkungan kerja yang baik apabila lingkungan kerja tersebut sehat, nyaman, aman dan menyenangkan bagi karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja. CV. Tasifa Jaya merupakan UMKM yang bergerak dibidang produksi makanan olahan daging, yaitu bakso. Kondisi lingkungan fisik kerja saat ini panas dengan suhu udara tertinggi mencapai 34 , suara yang bising dengan kebisingan tertinggi sebesar 89,18 dB, lingkungan kerja yang kotor dan tidak tertata rapi. Dampak lingkungan kerja tersebut mengakibatkan pekerja merasa tidak nyaman, terjadinya penurunan jumlah produksi, dan terdapat produk basi akibat panas berlebih tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengklasifikasikan tingkat risiko faktor-faktor lingkungan fisik kerja dan melakukan rancangan perbaikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan skala pengukuran interval. Berdasarkan tujuan tersebut dilakukan identifikasi evaluasi eronomi menggunakan ergonomic checkpoints dan pengukuran lingkungan kerja fisik menggunakan alat 4 in 1 environment meter. Perbaikan perancangan pencahayaan alami berdasarkan SNI 03-2396-2001, perancangan pencahayaan buatan menggunakan Metode Lumen, perancangan perbaikan temperatur menggunakan metode computational fluid dynamic, perancangan perbaikan kebisingan menggunakan metode Noise Exposure Limit. Hasil identifikasi permasalahan menggunakan ergonomic checkpoints dan perhitungan rata-rata lingkungan kerja fisik, menunjukkan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan berada di tingkat beresiko dan tidak nyaman. Rancangan yang dilakukan dengan penambahan rooflight, lampu, turbin ventilator, pemberian earplug dan pemanfaatan area kerja yang baik. Menghasilkan lingkungan kerja yang hangat dan nyaman dengan menurunkan intensitas pencahayaan, temperatur dan kebisingan, juga perbaikan tata letak tempat tersebut.
Usulan Perancangan Fasilitas Kerja untuk Mengurangi Risiko Kerja pada Stasiun Kerja Gerinda Tangan Di PT. Sanjaya Tekhnik Winardi; Nur Rahman As'ad; Anis Septiani
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i2.14465

Abstract

Abstract. Work facilities are physical supporting means in a company's activities used in production activities. PT. Sanjaya Tekhnik is a company engaged in the manufacturing industry of industrial machine spare parts. The company is experiencing losses due to monthly delays. This is caused by operators not coming to work because they are sick due to their work. Operators complain of several parts of their bodies such as back and spine pain due to constant bending, neck pain due to looking down, pain in the upper arm because operators need force to use tools, and pain in the thighs and calves due to sitting with bent legs. The research method employed involved measuring pain complaints using the Nordic Body Map (NBM) questionnaire and assessing work risks using Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA). Pain complaints experienced by operators included neck, shoulder, upper back, lower back, buttocks/thighs, and knees. The assessment of work risks falling into the medium risk level means it requires further investigation and suggests changes in the operator's working posture. The proposed design of work facilities includes a table for hand grinder workstation 1, equipped with drawers, clamping vise, racks/hooks, dividers, storage tubes, and wheels. Meanwhile, for hand grinder workstation 2, the table includes drawers, cushioned pads, racks/hooks, dividers, storage boxes, and wheels. This design was simulated using CATIA software, and the results of the work risk assessment after design and simulation show that they fall into the Low action level, indicating that the work is safe with no resulting work risks. Abstrak. Fasilitas kerja merupakan sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik yang digunakan dalam kegiatan produksi perusahaan. PT. Sanjaya Tekhnik merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur pembuatan sparepart mesin industri. Perusahaan mengalami kerugian karena setiap bulannya terjadi keterlambatan pengiriman. Hal ini disebabkan oleh adanya operator yang tidak masuk kerja karena operator mengalami sakit akibat pekerjaannya. Operator mengalami keluhan dibeberapa bagian tubuh seperti sakit pinggang dan punggung karena selalu membungkuk, nyeri pada tengkuk leher karena menunduk, nyeri pada bagian lengan atas karena operator memerlukan tenaga untuk menggunakan alat bantu, dan nyeri pada paha dan betis karena sikap kerja duduk dengan kaki menekuk. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan pengukuran keluhan rasa sakit menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM), penilaian risiko kerja menggunakan Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) dan perancangan fasilitias kerja menggunakan pendekatan antropometri. Keluhan rasa sakit yang di alami operator pada bagian leher, bahu, punggung atas, punggung bawah, bokong/paha dan lutut. Hasil penilaian risiko kerja masuk kedalam risk level medium artinya membutuhkan investigasi lebih lanjut dan disarankan adanya perubahan pada postur kerja operator. Perancangan fasilitas kerja yang di usulkan yaitu berupa meja untuk stasiun kerja gerinda tangan 1 yang dilengkapi laci, ragum penjepit, rak/gantungan, pembatas, tabung penyimpanan dan roda. Sedangkan meja untuk stasiun kerja gerinda tangan 2 yang dilengkapi laci, alas bantalan, rak/gantungan, pembatas, kotak penyimpanan dan roda. Perancangan tersebut dilakukan simulasi menggunakan software CATIA, hasil penilaian risiko kerja setelah dilakukan perancangan ketika disimulasikan berada pada action level Low, menunjukan bahwa pekerjaan aman dan tidak adanya risiko kerja yang ditimbulkan.
Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Kerja Pembuatan Dop Tiang Listrik (PT. Bakrie Pipe Industries) Krisnawati; Nur Rahman As’ad; Anis Septiani
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i2.14861

Abstract

Abstract. PT. Bakrie Pipe Industries is one of the manufacturing companies in Indonesia that produces steel pipes. Production activities in this company do not fully use machines in all production processes. Production activities carried out by human power certainly have the risk of Musculoskeletal Disorders when the work posture is not ergonomic. Operators at the electric pole cap manufacturing work station experienced complaints of pain in several parts of the body due to unergonomic work postures when doing their jobs. Therefore, this study aims to identify the level of complaints and measure work risks and design ergonomic facilities to reduce the work risks experienced by operators. The type of research method used is a quantitative method. The research methods used are the Nordic Body Map (NBM) questionnaire, Novel Ergonomic Postural Assessment (NERPA) and Anthropometry. The results of the Nordic Body Map (NBM) questionnaire on 8 dop-making operators showed complaints in the neck, buttocks or thighs, shoulders, upper back, lower back, knees, wrists and ankles with a value range of 3 to 8. Based on the risk assessment using the NERPA method, there are several high-risk work elements that require immediate improvement, namely the plate cutting element with a final score of 7. Improvements made to reduce work risks are by designing facilities in the form of a plate cutting table. The designed plate cutting table has several facilities including shelves for storing work tools, wheels so that the plate cutting table can be moved, handling to make it easier to push the table, and plate clamps so that it does not shake easily when cut. Abstrak. PT. Bakrie Pipe Industries merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia yang memproduksi pipa baja. Kegiatan produksi di perusahaan ini tidak sepenuhnya menggunakan mesin pada seluruh proses produksinya. Kegiatan produksi yang dilakukan dengan tenaga manusia tentunya memiliki risiko Musculoskeletal Disorders saat postur kerja yang dilakukan tidak ergonomis. Operator di stasiun kerja pembuatan dop tiang listrik mengalami keluhan rasa sakit pada beberapa bagian tubuh akibat postur kerja yang tidak ergonomis saat melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat keluhan dan mengukur risiko kerja serta melakukan perancangan fasilitas yang ergonomis untuk mengurangi risiko kerja yang dialami operator. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu kuesioner Nordic Body Map (NBM), Novel Ergonomic Postural Assessment (NERPA) dan Antropometri. Hasil kuesioner Nordic Body Map (NBM) terhadap 8 operator pembuatan dop menunjukan keluhan pada bagian leher, bokong atau paha, bahu, punggung atas, punggung bawah, lutut, pergelangan tangan dan pergelangan kaki dengan rentang nilai 3 sampai 8. Berdasarkan penilaian risiko menggunakan metode NERPA, terdapat beberapa elemen kerja yang berisiko tinggi dan memerlukan perbaikan dengan segera yaitu elemen pemotongan plat dengan skor akhir 7. Perbaikan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kerja yaitu dengan merancang fasilitas berupa meja pemotongan plat. Meja pemotongan plat yang dirancang memiliki beberapa fasilitas di antaranya rak untuk menyimpan alat-alat kerja, roda agar meja pemotongan plat bisa berpindah tempat, Handling untuk memudahkan saat mendorong meja, serta penjepit plat agar tidak mudah bergoyang saat dipotong.