Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Batu Ginjal Post Operasi Extended Pyelolitotomi Kiri Dan Ganti Dj Stent Dengan Intervensi Mobilisasi Dini Untuk Mengurangi Intensitas Nyeri Di Ruang Anggrek C Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang Cicirosnita J.Idu; Siti Mahdiah; Ahmad Hambali
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2024): Maret: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v4i1.3522

Abstract

Nephrolithiasis is the formation of hard material resembling stones originating from minerals and salts in the kidneys. Risk factors for kidney stones are frequent holding in urine, obesity, lack of drinking, urinary tract infections, and heredity. The prevalence of kidney stones in Indonesia is 6 per 1000 population or 1,499,400 people suffer from kidney stones. Various medical procedures can be performed to treat kidney stone cases, one of which is surgery. Post-operative kidney stone patients generally complain of pain and experience physical immobility problems related to the presence of surgical wounds. Nurses play a role in providing nursing care by carrying out pain management and carrying out early mobilization to train the muscle system and nervous system after surgery. The aim of writing this scientific paper is to be able to apply the theory and concept of applying early mobilization to reduce pain intensity in patients with Kidney Stones Post Surgery Extended Left Pyelolithotomy and Replace DJ Stent in Anggrek C Room, Tangerang General Hospital. The writing method used is a case study with a nursing care approach. Based on the results of the study and data analysis, 3 nursing diagnoses were found, namely: pain, physical immobility disorders, and risk of infection. After intervention and evaluation for 3 x 24 hours, data was obtained that the problem of pain and physical immobility disorders was partially resolved, this was indicated by a decrease in pain intensity and increased movement of the patient's extremities, while the problem of risk of infection had not been resolved so the intervention was continued. Nurses are expected to be able to carry out comprehensive assessments, make appropriate diagnoses, plan interventions, carry out evaluations and follow-up
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Combustio Dengan Intervensi Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri di Ruang Anggrek C RSUD Kabupaten Tangerang Mugiyanto Mugiyanto; Cicirosnita J.Idu; Ahmad Hambali
DIAGNOSA: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan Vol. 2 No. 2 (2024): Mei : Jurnal Ilmu Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/diagnosa-widyakarya.v2i2.3084

Abstract

Background: Combustio or burns are damage to the skin or tissue that can occur due to contact of body parts with objects such as fire, hot liquids, electricity, chemicals and radiation. Combustio is still a serious case in Indonesia causing millions of people to die, namely more than 265,000 people every year. A non-pharmacological treatment that can be done to reduce pain in post-debridement burn wounds is giving lavender aromatherapy. Lavender aromatherapy is an aromatherapy in which the content of linalyl acetate and linalool can stimulate the release of endorphin hormones so that it can have a relaxing effect and is thought to help overcome discomfort disorders such as anxiety, can lower blood pressure and also pain. Method: The method used in this research is a descriptive method with a case study approach. Results: After the intervention of giving lavender aromatherapy using a diffuser for 3 days, the result was a decrease in pain in combustio post debridement surgery patients which was carried out every Monday and Thursday in the operating room with complaints of decreased pain, pain scale: 1, the patient looked relaxed and in the Paired Sample t-Test with a significance level α: 0.05, the results of data processing obtained a sig. (2-tailed) of 0.02. Conclusion: Lavender aromatherapy can reduce the level of pain during post-operative debridement combustio.
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS LATIHAN FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA UNIVERSITAS YATSI MADANI THE RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL EXERCISE INTENSITY AND STRESS LEVELS IN YATSI MADANI UNIVERSITY STUDENTS Kurtusi, Ahmad; Eka Noviana Nasriyanto; Cicirosnita J.Idu
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 4 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v5i4.5077

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa sekitar 350 juta orang di dunia mengalami stres. Prevalensi kasus berat di seluruh dunia sebesar 38,91%, di Asia sebesar 61,3 % , dan di Indonesia stres berat sebesar 71,6 %. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas latihan fisik dengan tingkat stres pada mahasiswa semester 6 fakultas ilmu keperawatan Universitas Yatsi Madani. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan cara simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 6 fakultas ilmu keperawatan Universitas Yatsi Madani yang berjumlah 154 responden. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square, dengan nomor Ethical Clearance 146 yang telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Universitas Yatsi Madani. Hasil Penelitian: Hasil dari distribusi frekuensi intensitas latihan fisik didominasi oleh intensitas ringan yaitu sebanyak 100 (64,9%) sedangkan frekuensi intensitas sedang lebih kecil yaitu 82 (53,2%), untuk tingkat stres didominasi oleh kategori stres sedang dan berat yaitu sebanyak 110 (71,4%), sedangkan kategori baik-baik saja dan stres ringan lebih kecil yaitu 44 (28,6%). Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p=0,336 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas latihan fisik dengan tingkat stres. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,703. Kesimpulan: Dari hasil analisa bivariat menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara intensitas latihan fisik dengan tingkat stres pada mahasiswa semester 6 fakultas kesehatan S1 Keperawatan Universitas Yatsi Madani. Kata Kunci: Intensitas Latihan Fisik, Tingkat Stres, Mahasiswa ABSTRACK Background: According to the World Health Organization (WHO), around 350 million people in the world experience stress. The prevalence of severe cases throughout the world is 38.91%, in Asia it is 61.3%, and in Indonesia severe stress is 71.6%. Research Objectives: This study aims to determine the relationship between the intensity of physical exercise and stress levels in 6th semester students at the Faculty of Nursing, Yatsi Madani University. Research Method: This research uses quantitative methods with a cross-sectional research design. The sampling technique for this research uses a probability sampling technique using simple random sampling. The sample in this study was 6th semester students of the Faculty of Nursing at Yatsi Madani University, totaling 154 respondents. Data analysis was carried out using the chi-square test with an Ethical Clearance number of 146 which was approved by the Research Ethics Committee of Yatsi Madani University. Research Results: The results of the frequency distribution of physical exercise intensity are dominated by light intensity, namely 100 (64.9%) while the frequency of moderate intensity is smaller, namely 82 (53.2%), for stress levels it is dominated by the moderate and heavy stress categories, namely as many as 110 (71.4%), while the fine and mild stress categories were smaller, namely 44 (28.6%). The Chi Square test results obtained a value of p=0.336, so it can be concluded that there is no significant relationship between the intensity of physical exercise and stress levels. The results of the analysis also obtained a value of OR = 0.703. Conclusion: The results of the bivariate analysis show that there is no relationship between the intensity of physical exercise and stress levels in 6th semester students of the Bachelor of Health Faculty of Nursing, Yatsi Madani University. Keywords: Physical Exercise Intensity, Stress Level, Students
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) STAGE 5 YANG MENJALANI HEMODIALISA DENGAN PEMBERIAN INTERVENSI MENGUNYAH PERMEN KARET BEBAS GULA (XYLITOL) TERHADAP PENURUNAN RASA HAUS DI RUANG HCU RS AN-NISA TANGERANG Dewi Wulandari; Cicirosnita J.Idu; Samrotul Fuadah
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 5 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v6i5.5274

Abstract

Latar Belakang : Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankankestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal. Tujuan: Mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien CKD yang Menjalani Hemodialisis dengan Pemberian Intervensi Mengunyah Permen Karet Bebas Gula (Xylitol) Terhadap Penurunan Rasa Haus Di Ruang HCU RS An-Nisa. Metode: penelitian ini menggunakan metode berupa studi kasus pada satu pasien. Pertama kali dilakukan pengukuran rasa haus dengan menggunakan skala Visual Analogue Scale (VAS) for Assessment of Thirts Intensity. Kemudian diberikan permen karet sebelum dan saat melakukan hemodialisa (HD), lalu dilakukan pengukuran kembali setelah diberikan permen karet untuk menilai keefektifan intervemsi. Hasil: hasil menunjukkan dengan dilakukannya intervensi mengunyah permen karet, tingkat haus pasien menurun dari skala 8 menjadi skala 3 selama 3 hari pemberian intervensi. Kesimpulan: Hasil dari intervensi yang sudah dilakukan terjadi penurunan kurva VAS rasa haus yang dievaluasi per hari dengan rentang skor dari 8 s/d 3 yang artinya mengalami haus dengan kategori berat. Namun setelah pasien mengunyah permen karet rasa haus berada padakategori haus ringan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIDRONEFROSIS DENGAN TERAPI BENSON TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI UTERESCOPY (URS) DI RUANG PERAWATAN BEDAH RS AN-NISA TANGERANG Utari Nursafitri; Cicirosnita J.idu; Samrotul Fuadah
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v7i2.5427

Abstract

Latar belakang : Hidronefrosis merupakan penyakit pembesaran ginjal akibat adanya timbunan urine, yang disebabkan oleh sumbatan pada saluran kemih sehingga urine mengalir kembali ke ginjal. Tujuan : Studi kasus ini bertujuan untuk mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Hidronefrosis dengan pemberian intervensi Terapi benson terhadap Intensitas nyeri pre operasi dan post operasi di ruang perawatan bedah RS An-Nisa Tangerang. Metode : Metode yang digunakan adalah pengkajian intensitas nyeri dengan menggunakan numerical rating scale dengan 0 : tidak nyeri. 1-3 : nyeri ringan. 4-6 : nyeri sedang. 7 - 9 : nyeri berat. 10 : nyeri sangat berat. Dan pemberian terapi benson terhadap intensitas nyeri. Hasil : Berdasarkan hasil didapatkan uji yang digunakan adalah Uji Paired Sample T-test dengan taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatkan nilai sig. sebesar 0,000 sehingga bisa disimpulkan adanya nilai signifikan dengan intervensi diberikannya terapi benson terhadap intensitas nyeri post operasi Uterescopy (URS).Kesimpulan : Implementasi dan evaluasi terapi benson menjadi salah satu tindakan manajemen nyeri secara non farmakologi.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS SUKAWALI Muhammad Aditia; Jaenudin Saputra; Cicirosnita J.Idu
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 3 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v7i3.5529

Abstract

Latar belakang : Tuberkolosis paru adalah jenis penyakit menular yang cenderung meningkat jumlah kasusnyadi seluruh dunia setiap tahun. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan kebiasaan merokokdengan kejadian tuberkulosis paru. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif denganpengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara total sampling. jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh dari populasi yang diambil, sebanyak 95 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling Hasil :Berdasarkan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square bahwa p-value 0,001 ≤ 0,05. Kesimpulan : Hasil menunjukan nilai signifikasi dari Hubungan Pengetahuan Dan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sukawali dengan nilai p-value=0,001 (≤0,05) maka H1 diterima yang artinyaterdapat Hubungan Pengetahuan Dan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sukawali. Saran : Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi pengetahuan dan pengembangan ilmukeperawatan terutama dalam Pengetahuan Dan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru.
HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII SMPN 1 MAUK Navalia, Navalia; Nuryani, Nuryani; Cicirosnita J.Idu
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v8i1.5675

Abstract

Latar Belakang: Keputihan (flour albus, leucorrhea, white discharge) adalah keluarnya secret atau cairan berlebihan dari saluran reproduksi perempuan (vagina). Keputihan dapat berupa fisiologis atau patologis, tergantung dari variasi, warna, bau, dan konstitensi. Penyebab keputihan pada remaja umumnya adalah pengetahuan dan perilaku personal hygiene yang kurang baik, diantaranya kebiasaan setelah buang air kecil yang kurang baik, rendahnya kesadaran untuk mencuci tangan, penggunaan sabun vagina, penggunaan celana dalam yang ketat dan frekuensi penggantian pembalut saat menstruasi yang merupakan faktor pencetus kejadian keputihan pada remaja. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian keputihan pada remaja putri kelas VIII SMPN 1 Mauk. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif analitik menggunakan rancangan cross sectional. Menggunakan teknik random sampling dengan sampel berjumlah 149 responden dengan menggunakan analisis uji chi-square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan bahwa 71 reponden (47.7%) memiliki perilaku personal hygiene kurang dan 84 responden (56.4%) mengalami keputihan kurang. Hasil uji chi-square hubungan perilaku personal hygiene dengan kejadian keputihan pada remaja putri kelas VIII SMPN 1 Mauk didapatkan nilai p-value 0.000 < 0.05. Kesimpulan: terdapat hubungan antara perilaku personal hygiene dengan kejadian keputihan pada remaja putri kelas VIII SMPN 1 Mauk.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA KELAS IX SMPN 1 MAUK KABUPATEN TANGERANG Nunu Soleha; Nuryani, Nuryani; Cicirosnita J.Idu
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v8i2.5834

Abstract

Latar Belakang: Remaja putri yang mendapat menstruasi pertama lebih awal mempunyai paparan hormon estrogen lebih lama dalam hidupnya sehingga potensi terjadinya kelainan pada payudara cukup besar. Deteksi dini merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk mengurangi tingkat kematian karena kanker payudara yang dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan payudara sendiri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang sadari sebagai deteksi dini kanker payudara kelas IX SMPN 1 Mauk Kabupaten Tangerang. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 112 responden dengan teknik pengambilan sampel teknik Purposive sampling, Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data dianalisa dengan uji chi-Square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan sebagian besar yaitu 53 orang (52,0%) dalam kategori kurang, Sikap remaja sebagian besar yaitu 73 orang (71,6%) dalam kategori negatif. Hasil uji Chi-Square hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara didapatkan nilai p value sebesar 0.000 (p < 0.05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara dan Sikap remaja di SMPN 1 Mauk Kabupaten Tangerang.