Br Tarigan, Ayu Permata Sari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Upaya Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 dan Obesitas I pada Pasien Perempuan Usia 54 Tahun dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara Br Tarigan, Ayu Permata Sari; Zara, Noviana; Fardian, Nur; Mardiati, Mardiati; Fitriani, Julia; Maulina, Meutia; Husna, Cut Asmaul; Debbyosha, Maulina; Syafridah, Anita; Saputra, Andi
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 3, No 3 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Juni 2024
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i3.10027

Abstract

Pasien perempuan berusia 54 tahun mengeluhkan lemas dan kebas-kebas pada ujung jari kaki dan tangan, keluhan dirasakan terus menerus sehingga pasien merasa terganggu. Pasien memiliki pola hidup yang tidak sehat yaitu seringkali mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis dan juga jarang berolahraga. Pasien di diagnosis dengan diabetes mellitus tipe 2 dan obesitas grade I. Terapi obat hiperglikemia oral yang digunakan pada pasien yaitu penggunaan glimepiride 1 mg per hari. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melakukan kunjungan rumah, mengisi family folder, dan mengisi berkas pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir kunjungan secara kuantitatif dan kualitatif. Berbagai pendekatan diperlukan untuk melakukan tatalaksana komprehensif terhadap masalah kesehatan, baik secara medikamentosa dan non medikamentosa serta edukasi untuk memperbaiki kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut pada pasien.
Studi Kasus Gizi Buruk Dengan Tuberkulosis Paru Pada Anak Usia 10 Bulan Di Desa Teumpok Tungku Puskesmas Meurah Mulia Tahun 2023 Br Tarigan, Ayu Permata Sari; Ami, Ghisca Chairiyah; Zara, Noviana
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 3, No 2 (2024): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2024
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i2.10037

Abstract

Gizi buruk adalah kondisi kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menderita sakit yang begitu lama. Gizi buruk umumnya terjadi pada anak usia di bawah lima tahun (Balita) yang disebabkan oleh banyak faktor. Balita gizi buruk sangat rentan terkena penyakit infeksi, dimana lebih besar risiko untuk berkembangnya penyakit TB yang lebih parah terutama usia dibawah 2 tahun. Seringkali gizi buruk disebabkan oleh penyakit infeksi, sehingga harus dilakukan penanganan secara cepat,tepat, dan terintegrasi antara rawat inap dan rawat jalan. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat 10,2% balita gizi kurang (wasting) dan 3,5% diantaranya gizi buruk (severe wasting). Kondisi ini menunjukkan masalah gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia menurut kriteria WHO masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan kategori ”tinggi”. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus terhadap seorang anak balita An. M berusia 10 bulan di Desa Teumpok Tungku tahun 2023. Studi kasus ini dilakukan dengan cara observasi pasien melalui pendekatan home visite. Diagnosis gizi buruk ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Setelah diagnosis ditegakkan pasien diberikan tatalaksana secara komprehensif. Dilakukan edukasi dan pemantauan pada anak dan keluarga dengan hasil perbaikan di akhir kunjungan. Pada kunjungan pertama didapatkan BB pasien 5,8 kg, kunjungan kedua 5,9 kg, kunjungan ketiga 6,1 kg. Kesimpulan studi kasus ini didapatkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk pada anak tersebut, diantaranya adalah tingkat pengetahuan orangtua, ekonomi keluarga, lingkungan rumah, penyakit infeksi dan terkait pelayanan kesehatan seperti kurangnya promosi kesehatan.