Dien, Zukhrufa Ken Satya
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pekan Wayang Indonesia dan Pengaruh Orde Baru Dalam Kesenian Wayang Kulit (1969-1993) Hadi, Kuncoro; Murdiyastomo, H.Y. Agus; Dien, Zukhrufa Ken Satya
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 15, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/mozaik.v15i1.75241

Abstract

Kajian budaya khususnya kesenian wayang di Jawa masa Orde Baru menarik untuk diteliti. Mengingat pada masa Orde Baru kesenian wayang dikembangkan tetapi juga dimanfaatkan untuk kepentingan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji  pengaruh kepentingan Orde Baru dalam kesenian wayang melalui berbagai kebijakan, termasuk diselenggarakannya Pekan Wayang Indonesia. Bagaimana keterlibatan Orde Baru dalam  struktur pelembagaan pewayangan. Bagaimana pengaruh kepentingan politik negara melalui penanaman gagasan pembangunan nasional serta Pancasila dalam pentas wayang selama masa Orde Baru. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode sejarah. Ada empat langkah metode sejarah. Pertama, pencarian sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian (heuristik). Kedua, kritik sumber yang meliputi kritik ekstern dan kritik intern (verifikasi). Ketiga, penafsiran fakta-fakta sejarah (interpretasi). Keempat, penulisan sejarah (historiografi). Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi perawatan seni tradisi, dan pengembangannya khususnya wayang, yang sekaligus dimanfaatkan untuk melanggengkan kekuasaan. Kata kunci: Pekan Wayang Indonesia, kesenian, wayang kulit, Orde Baru
Suara yang terlupakan: memori kolektif para pendukung Konferensi Asia Afrika tahun 1955 Dien, Zukhrufa Ken Satya; Sunarti, Linda
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 18, No 1 (2024): Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v18i12024p38-51

Abstract

The Asian-African Conference was an international conference held on April 18-24, 1955 in Bandung. The conference produced the Ten Principles of Bandung, the emergence of independent countries, and the implementation of other international activities. These results were a sign that the conference was successfully held. However, this success meant that only the elite were recognized and written about, unlike the local people who helped make the conference a success. This study found that local people helped make the Asian-African Conference a success. This study uses historical research methods and uses an oral history approach. The results of this study show that the success of the Asian-African Conference was inseparable from the undocumented role of the little people or local communities. The local people involved were selected in various ways, namely through the selection of private parties, or invited by the 2nd party. The involvement of local people in the success of the conference was based on their abilities and expertise. Konferensi Asia Afrika merupakan konferensi tingkat internasional yang diadakan pada 18-24 April 1955 di Bandung. Konferensi tersebut menghasilkan Dasasila Bandung, kemunculan negara yang merdeka, dan terlaksananya kegiatan internasional lainnya. Hasil tersebut menjadi sebuah tanda bahwa konferensi tersebut berhasil terlaksana. Namun, keberhasilan tersebut menyebabkan hanya orang-orang kalangan elit saja yang dikenal dan dituliskan, tidak seperti masyarakat lokal yang membantu menyukseskan konferensi tersebut. Studi ini menemukan bahwa masyarakat local membantu menyukseskan Konferensi Asia Afrika. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dan menggunakan pendekatan sejarah lisan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan Konferensi Asia Afrika tidak terlepas dari peran orang kecil atau masyarakat lokal yang tidak terdokumentasikan. Masyarakat lokal yang terlibat dipilih dengan berbagai cara, yaitu melalui pemilihan pihak swasta, maupun diajak oleh pihak ke-2. Keterlibatan masyarakat lokal dalam keberhasilan konferensi berdasarkan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki.