Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia Daun Pepaya (Carica papaya L.) Khairunnisa, Alifa; Amelia, Andina Reza; Fikriyan, Fatikhah
PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science Vol 4 No 1 (2023): PharmaCine: Journal of Pharmacy, Medical and Health Science
Publisher : Bachelor of Pharmacy Study Program, Faculty of Health Sciences, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/pc.v4i1.8302

Abstract

Latar Belakang: Daun pepaya merupakan herbal alamiah yang efektif untuk mengatasi persoalan kesehatan dalam berbagai jenis penyakit. Daun pepaya memiliki banyak khasiat zat aktif yang bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, anti-inflamasi, antiplasmodial, antikanker, dan mengurangi katalisis reaksi dari lemak. Tujuan: Penelitian daun pepaya dilakukan untuk melihat dan mengkaji karakteristik parameter spesifik, non-spesifik dan skrining fitokimia spesifik pada komposisi senyawa simplisia daun pepaya. Metode: Simplisia daun pepaya melewati tujuh fase uji karakteristik parameter spesifik dan non-spesifik mulai dari uji ukuran partikel, pengukuran kadar susut pengeringan, pengukuran kadar air, pengukuran kadar abu total, pengukuran kadar sari larut air, pengukuran kadar sari larut etanol, dan pengukuran kadar ekstraksi rendemen. Skrining fitokimia spesifik yang terdiri dari alkaloid, tanin, dan triterpenoid digunakan sebagai uji untuk menelaah senyawa metabolit sekunder pada simplisia daun pepaya. Hasil: Analisis skrining fitokimia spesifik dibuktikan bahwa daun pepaya mengandung senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, tanin, dan triterpenoid. Analisis karakteristik spesifik dan non-spesifik meliputi susut pengeringan (17,15%), kadar air (9,95%), kadar abu total (10,6%), kadar sari larut air (86,6%), kadar sari larut etanol (3,6%), dan rendemen (4,04%) hasil analisis didukung oleh fakta. Kesimpulan: Hasil analisis skrining fitokimia dan parameter spesifik telah memenuhi standar kualifikasi yang sah, sedangkan uji karakteristik parameter non-spesifik mendapat hasil negatif pada analisis pengukuran kadar sari larut etanol. Sehingga, hasil belum bisa dikatakan maksimal dan perlu adanya uji pengulangan.
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus (Blume) Miq.) Sebagai Antibakteri Terhadap Propionibacterium Acnes Dengan Menggunakan Dua Pelarut Arianti, Varda; Fikriyan, Fatikhah; Lakoan, Milda Rianty; Krismayadi, Krismayadi
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 4 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i4.941

Abstract

Jerawat ialah masalah kesehatan kulit yang kerap dialami oleh masyarakat, dapat diakibatkan dari adanya infeksi Propionibacterium acnes. Penelitian pendukung terdahulu membuktikan bahwa ekstrak etanol daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) mengandung zat metabolit sekunder yang memiliki peran sebagai antibakteri seperti alkaloid, saponin, terpenoid, flavonoid, dan tanin. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan antibakteri ekstrak daun kumis kucing terhadap Propionibacterium acnes menggunakan etanol 96% dan n-heksana. Metode ekstraksi yang dipakai yaitu maserasi, serta menggunakan metode difusi cakram yang dilakukan 3 kali pengulangan untuk pengujian aktivitas antibakteri dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 20%, 40%, 60%, 80%, kontrol positif klindamisin 0,1%, dan kontrol negatif n-heksana dan etanol 96%. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun kumis kucing pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, 80% terhadap Propionibacterium acnes memperoleh rata-rata sebesar 3,76 mm, 5,88 mm, 10,71 mm, 12.08 mm, 17,36 mm dan ekstrak n-heksana dengan rata-rata sebesar 3,68 mm, 5,30 mm, 7,75 mm, 12.03 mm, 17,21 mm. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa ekstrak etanol 96% dan n-heksana daun kumis kucing memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dengan konsentrasi terbaik yaitu 80%.