Ridawati, Ridawati
Jurnal Guru Kita PGSD

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DAYA TERIMA MINUMAN FUNGSIONAL BERBASIS KLOROFIL DARI RUMPUT PAHIT (ANOXOPUS COMPRESSUS [SCWARTZ] BEAUV) DAN ANTOSIANIN DARI UBI JALAR UNGU (IPOMOEA BATATAS L.) Alsuhendra, Alsuhendra; Ridawati, Ridawati
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 17 No 2 (2016)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A functional beverage made of chlorophyll extract from bitter grass and anthocyanin from purple sweet potato was formulated and evaluated. Chlorophyll was extracted using of NaHCO3solution with a concentrations of 0.1% (w / v) and then was stabilized with Cu2+ ions through the addition of CuSO4 as much as 100 mg Cu2+/L chlorophyll extract. Meanwhile, anthocyanin was extracted using a mixture of water and 25% acetic acid at a ratio of 30:0.5. Functional beverage was prepared by blending different ratios of chlorophyll and anthocyanin extracts(1: 1, 1: 2 and 1: 3). To increase the acceptance of the panelists, honey, banana flavorand menthol flavorwas added into the beverages. Sensory characteristic was evaluated by 28 panelists using hedonic test. Hedonic test found that the three types of functional beverages has a acceptance score between 3.4-3.8 or in the range rather like to like, both for the aspect of color, flavor, and aroma (p > 0.05). It can beconcluded that the bitter grass and purple sweet potato can be used as raw material in making of functional beverages. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya terima minuman fungsional kaya antioksidan dari ekstrak klorofil rumput pahit dan antosianin ubi jalar ungu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2016 di Laboratorium Rekayasa dan Analisis Boga, Fakultas Teknik UNJ. Ekstraksi klorofil dari rumput pahit dilakukan dengan menggunakan larutan NaHCO3 pada konsentrasi 0.1% (b/v). Ekstrak klorofil tersebut selanjutnya ditambah dengan ion Cu2+ dalam bentuk CuSO4 sebanyak 100 mg Cu2+/L ekstrak klorofil rumput pahit untuk mendapatkan ekstrak klorofil yang lebih stabil. Sementara itu, ekstraksi antosianin dari ubi jalar ungu dilakukan dengan menggunakan pelarut air dan asam asetat 25% pada perbandingan 30:0.5. Ekstrak klorofil dan antosianin kemudian dicampur dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 1:3 untuk mendapatkan tiga minuman fungsional. Agar dapat diterima panelis, ke dalam campuran tersebut ditambahkan pemanis madu serta flavor pisang dan menthol. Minuman yang dihasilkan selanjutnya dinilai oleh 28 orang panelis agak terlatih dengan menggunakan uji organoleptik (uji hedonik). Hasil uji organoleotik memperlihatkan bahwa ketiga jenis minuman fungsional memiliki tingkat penerimaan agak suka hingga suka (skor 3.4-3.8) untuk aspek warna, rasa, dan aroma. Tidak ada perbedaan nyata tingkat penerimaan panelis terhadap warna, rasa, dan aroma untuk ketiga jenis minuman tersebut. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa rumput pahit dan ubi jalar ungu dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan minuman fungsional.
FORMULASI PELAPIS TIPIS AKTIF DAPAT DIMAKAN DARI MALTODEKSTRIN DAN EKSTRAK ANGKAK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PELAPIS DAN PENGAWET BAKSO Ridawati, Ridawati; Alsuhendra, Alsuhendra
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 17 No 2 (2016)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims was to obtain the active edible coating of with the addition of red rice extract as meatballs coating. This research was conducted in four steps: extraction of antimicrobial compounds from red rice, preparation the red rice edible coating, formulation meatballs and application the red rice edible coating, and analysis of physical properties and organoleptic. The quality of meatballs was strongly influenced by the quality of materials that has been used and the process of production. The addition of red rice extract as much as 0,125%, 0,25% and 0,5% compared with the control and analysis by the sensory test. Statistically, the addition of red rice extract on making meatballs did not effect the level of panelists from the aspect of shape, flavor, color and aroma of the meatballs (α = of 0,05%). The use of red rice extracts in the production of edible film for coating the meatballs affect the texture of the meatballs that has been stored for 0, 6, 12 and 18 hours. Most of the panelists mentioned meatballs controls have somewhat glutinous, dry, elastic and compact. After 18 hours of storage meatball has a glutinous, wet, slimy, less elastic and less compact, especially meatballs controls (38,5%). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pelapis tipis aktif dapat di makan (active edible coating) dari maltodekstrin dengan penambahan ekstrak angkak sebagai pelapis bakso. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu ekstraksi senyawa antimikroba dari angkak, pembuatan larutan active edible coating dengan penambahan ekstrak angkak, pembuatan bakso dan pelapisannya dengan larutan active edible coating, dan analisis sifat fisik, organoleptik produk bakso yang telah dilapis dengan active edible coating. Dari penelitian ini diperoleh informasi tentang teknologi proses pembuatan active edible coating dari maltodekstrin dengan penambahan senyawa antimikroba dari angkak, aktivitas antimikroba dari larutan active edible coating yang dikembangkan, serta produk bakso yang diberi active edible coating. Kualitas dari bakso daging sapi sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan serta proses pembentukan adonan. Penambahan ekstrak angkak sebanyak 0,125%, 0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan control tetap disukai oleh panelis. Secara +statistik, penambahan ekstrak angkak pada pembuatan bakso tidak berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis dari aspek bentuk, rasa, warna, dan aroma dari bakso (α=0,05%). Penggunaan ekstrak angkak dalam pembuatan edible film untuk pelapis bakso berpengaruh terhadap tekstur dari bakso selama penyimpanan 0, 6, 12 dan 18 jam. Sebagian besar panelis menyebutkan bakso kontrol memiliki tekstur agak lengket-lengket, kering, kenyal dan kompak. Setelah penyimpanan 18 jam bakso memiliki tekstur lengket, basah, berlendir, kurang kenyal dan kurang kompak, terutama bakso kontrol (38,5%).
PEMBUATAN MINUMAN DARI EKSTRAK DAUN PISANG BATU (Musa balbisiana Call) DENGAN PENAMBAHAN FERRO SULFAT Jr, Alsuhendra Hendra; Ridawati, Ridawati
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 20 No 2 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v20i2.818.2019

Abstract

Chlorophyll was extracted from ‘batu’ banana leaves and used as raw material for making beverage. The research was conducted at the Laboratory of Food Analysis and Engineering, Faculty of Engineering, State University of Jakarta from April to September 2018. The results of the research showed that chlorophyll of ‘batu’ banana leaf could be extracted using 0.1% NaHCO3 solution in a ratio of 1: 5. The beverage were made using chlorophyll extract with Fe2+ ion 15, 20, and 25 mg/L. By organoleptic test, the panel accepted the beverage between rather like to like for color, aroma, taste, and consistency. The general acceptance of panel on the beverage made by adding Fe2+ ions as much as 25 mg/L was higher than others. Klorofil diekstrak dari daun pisang batu untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan minuman. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Analisis dan Rekayasa Boga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta dari bulan April sampai September 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klorofil daun pisang batu dapat diekstrak menggunakan larutan NaHCO3 0,1% dengan perbandingan 1:5. Minuman dibuat dari ekstrak klorofil daun pisang batu dengan menambahkan ion Fe2+ sebanyak 15, 20, dan 25 mg/L. Berdasarkan hasil uji organoleptik diketahui bahwa minuman tersebut dapat diterima panelis dengan tingkat kesukaan antara agak suka hingga suka untuk aspek warna, aroma, rasa, dan konsistensi. Tingkat penerimaan umum panelis terhadap minuman yang dibuat dengan penambahan ion Fe2+ sebanyak 25 mg/L lebih tinggi dibandingkan dengan minuman lainnya.