Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

DAYA TERIMA MINUMAN FUNGSIONAL BERBASIS KLOROFIL DARI RUMPUT PAHIT (ANOXOPUS COMPRESSUS [SCWARTZ] BEAUV) DAN ANTOSIANIN DARI UBI JALAR UNGU (IPOMOEA BATATAS L.) Alsuhendra, Alsuhendra; Ridawati, Ridawati
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 17 No 2 (2016)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A functional beverage made of chlorophyll extract from bitter grass and anthocyanin from purple sweet potato was formulated and evaluated. Chlorophyll was extracted using of NaHCO3solution with a concentrations of 0.1% (w / v) and then was stabilized with Cu2+ ions through the addition of CuSO4 as much as 100 mg Cu2+/L chlorophyll extract. Meanwhile, anthocyanin was extracted using a mixture of water and 25% acetic acid at a ratio of 30:0.5. Functional beverage was prepared by blending different ratios of chlorophyll and anthocyanin extracts(1: 1, 1: 2 and 1: 3). To increase the acceptance of the panelists, honey, banana flavorand menthol flavorwas added into the beverages. Sensory characteristic was evaluated by 28 panelists using hedonic test. Hedonic test found that the three types of functional beverages has a acceptance score between 3.4-3.8 or in the range rather like to like, both for the aspect of color, flavor, and aroma (p > 0.05). It can beconcluded that the bitter grass and purple sweet potato can be used as raw material in making of functional beverages. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya terima minuman fungsional kaya antioksidan dari ekstrak klorofil rumput pahit dan antosianin ubi jalar ungu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2016 di Laboratorium Rekayasa dan Analisis Boga, Fakultas Teknik UNJ. Ekstraksi klorofil dari rumput pahit dilakukan dengan menggunakan larutan NaHCO3 pada konsentrasi 0.1% (b/v). Ekstrak klorofil tersebut selanjutnya ditambah dengan ion Cu2+ dalam bentuk CuSO4 sebanyak 100 mg Cu2+/L ekstrak klorofil rumput pahit untuk mendapatkan ekstrak klorofil yang lebih stabil. Sementara itu, ekstraksi antosianin dari ubi jalar ungu dilakukan dengan menggunakan pelarut air dan asam asetat 25% pada perbandingan 30:0.5. Ekstrak klorofil dan antosianin kemudian dicampur dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 1:3 untuk mendapatkan tiga minuman fungsional. Agar dapat diterima panelis, ke dalam campuran tersebut ditambahkan pemanis madu serta flavor pisang dan menthol. Minuman yang dihasilkan selanjutnya dinilai oleh 28 orang panelis agak terlatih dengan menggunakan uji organoleptik (uji hedonik). Hasil uji organoleotik memperlihatkan bahwa ketiga jenis minuman fungsional memiliki tingkat penerimaan agak suka hingga suka (skor 3.4-3.8) untuk aspek warna, rasa, dan aroma. Tidak ada perbedaan nyata tingkat penerimaan panelis terhadap warna, rasa, dan aroma untuk ketiga jenis minuman tersebut. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa rumput pahit dan ubi jalar ungu dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan minuman fungsional.
FORMULASI PELAPIS TIPIS AKTIF DAPAT DIMAKAN DARI MALTODEKSTRIN DAN EKSTRAK ANGKAK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PELAPIS DAN PENGAWET BAKSO Ridawati, Ridawati; Alsuhendra, Alsuhendra
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 17 No 2 (2016)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims was to obtain the active edible coating of with the addition of red rice extract as meatballs coating. This research was conducted in four steps: extraction of antimicrobial compounds from red rice, preparation the red rice edible coating, formulation meatballs and application the red rice edible coating, and analysis of physical properties and organoleptic. The quality of meatballs was strongly influenced by the quality of materials that has been used and the process of production. The addition of red rice extract as much as 0,125%, 0,25% and 0,5% compared with the control and analysis by the sensory test. Statistically, the addition of red rice extract on making meatballs did not effect the level of panelists from the aspect of shape, flavor, color and aroma of the meatballs (α = of 0,05%). The use of red rice extracts in the production of edible film for coating the meatballs affect the texture of the meatballs that has been stored for 0, 6, 12 and 18 hours. Most of the panelists mentioned meatballs controls have somewhat glutinous, dry, elastic and compact. After 18 hours of storage meatball has a glutinous, wet, slimy, less elastic and less compact, especially meatballs controls (38,5%). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pelapis tipis aktif dapat di makan (active edible coating) dari maltodekstrin dengan penambahan ekstrak angkak sebagai pelapis bakso. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu ekstraksi senyawa antimikroba dari angkak, pembuatan larutan active edible coating dengan penambahan ekstrak angkak, pembuatan bakso dan pelapisannya dengan larutan active edible coating, dan analisis sifat fisik, organoleptik produk bakso yang telah dilapis dengan active edible coating. Dari penelitian ini diperoleh informasi tentang teknologi proses pembuatan active edible coating dari maltodekstrin dengan penambahan senyawa antimikroba dari angkak, aktivitas antimikroba dari larutan active edible coating yang dikembangkan, serta produk bakso yang diberi active edible coating. Kualitas dari bakso daging sapi sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan serta proses pembentukan adonan. Penambahan ekstrak angkak sebanyak 0,125%, 0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan control tetap disukai oleh panelis. Secara +statistik, penambahan ekstrak angkak pada pembuatan bakso tidak berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis dari aspek bentuk, rasa, warna, dan aroma dari bakso (α=0,05%). Penggunaan ekstrak angkak dalam pembuatan edible film untuk pelapis bakso berpengaruh terhadap tekstur dari bakso selama penyimpanan 0, 6, 12 dan 18 jam. Sebagian besar panelis menyebutkan bakso kontrol memiliki tekstur agak lengket-lengket, kering, kenyal dan kompak. Setelah penyimpanan 18 jam bakso memiliki tekstur lengket, basah, berlendir, kurang kenyal dan kurang kompak, terutama bakso kontrol (38,5%).
PEMBUATAN MINUMAN DARI EKSTRAK DAUN PISANG BATU (Musa balbisiana Call) DENGAN PENAMBAHAN FERRO SULFAT Jr, Alsuhendra Hendra; Ridawati, Ridawati
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 20 No 2 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v20i2.818.2019

Abstract

Chlorophyll was extracted from ‘batu’ banana leaves and used as raw material for making beverage. The research was conducted at the Laboratory of Food Analysis and Engineering, Faculty of Engineering, State University of Jakarta from April to September 2018. The results of the research showed that chlorophyll of ‘batu’ banana leaf could be extracted using 0.1% NaHCO3 solution in a ratio of 1: 5. The beverage were made using chlorophyll extract with Fe2+ ion 15, 20, and 25 mg/L. By organoleptic test, the panel accepted the beverage between rather like to like for color, aroma, taste, and consistency. The general acceptance of panel on the beverage made by adding Fe2+ ions as much as 25 mg/L was higher than others. Klorofil diekstrak dari daun pisang batu untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan minuman. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Analisis dan Rekayasa Boga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta dari bulan April sampai September 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klorofil daun pisang batu dapat diekstrak menggunakan larutan NaHCO3 0,1% dengan perbandingan 1:5. Minuman dibuat dari ekstrak klorofil daun pisang batu dengan menambahkan ion Fe2+ sebanyak 15, 20, dan 25 mg/L. Berdasarkan hasil uji organoleptik diketahui bahwa minuman tersebut dapat diterima panelis dengan tingkat kesukaan antara agak suka hingga suka untuk aspek warna, aroma, rasa, dan konsistensi. Tingkat penerimaan umum panelis terhadap minuman yang dibuat dengan penambahan ion Fe2+ sebanyak 25 mg/L lebih tinggi dibandingkan dengan minuman lainnya.
PENAMBAHAN PUREE BIJI KLUWIH (ACTINOCARPUS COMMUNIS) PADA PEMBUATAN ES KRIM TERHADAP KUALITAS FISIK DAN DAYA TERIMA KONSUMEN amalia, dina; Setiati, Yati; Alsuhendra, Alsuhendra
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.231 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i2.16380

Abstract

Penelitian bertujuan mempelajari adanya pengaruh terhadap penambahan puree biji kluwih pada pembuatan es krim dalam kualitas fisik dan daya terima konsumen. Puree biji kluwih ini kemudian ditambahkan sebanyak 10%(P1), 20%(P2) dan 30%(P3) kedalam es krim. Adapun penilaian kualitas fisik dilakukan dengan pengukuran overrun dan resistensi pelelehan, sedangkan penilaian daya terima konsumen diuji secara organoleptik kepada 3 panelis ahli dan 30 panelis tidak terlatih. Berdasarkan hasil uji Anova, terdapat pengaruh penambahan puree biji kluwih terhadap kualitas fisik es krim puree biji kluwih. Hasil uji Tuckey α=0,05 menunjukan semua perlakuan berpengaruh nyata, namun terdapat kencendrungan nilai yang tertinggi, P1 adalah produk yang terbaik pada aspek overrun dan P3 adalah produk yang terbaik pada aspek resistensi pelelehan. Pada hasil uji Friedman menunjukan perlakuan tidak berpengaruh terhadap warna, rasa biji kluwih, rasa gurih, aroma, dan tekstur, tetapi terdapat pengaruh pada aspek rasa manis. Hasil uji Tuckey α=0,05 menunjukan bahwa P2 merupakan produk yang direkomendasikan pada aspek rasa manis karena memiliki nilai yang tertinggi. Produk dengan perlakuan P3 direkomendasikan sebagai es krim puree biji kluwih terbaik berdasarkan pertimbangan dari kualitas fisik yang baik, disukai oleh konsumen, dan tujuan utama untuk mengoptimalkan penggunaan biji kluwih pada es krim.
Pengaruh Substitusi Tepung Sorgum Putih pada Fig Bar terhadap Daya Terima Konsumen Riyanto, Wisnu; Alsuhendra, Alsuhendra; Mahdiyah, Mahdiyah
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v8i2.23284

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung sorgum putih dengan persentase 50%, 60%, dan 70% pada pembuatan fig bar terhadap daya terima konsumen untuk aspek warna, aroma, rasa, dan tekstur. Penelitian ini dilakukan pada di Laboratorium Pastry & Bakery UNJ dengan menggunakan metode eksperimen untuk menguji pengaruh substitusi tepung sorgum pada aspek-aspek organoleptik. Populasi pada penelitian ini adalah produk fig bar yang merupakan kue kering berlapis dengan isian pasta buah tin, sedangkan sampel penelitiannya adalah fig bar dengan substitusi tepung sorgum putih sebesar 50%, 60%, dan 70%. Uji hedonik dilakukan kepada 30 panelis agak terlatih yang merupakan mahasiswa aktif Program Studi Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa fig bar dengan substitusi tepung sorgum putih sebesar 50% merupakan produk yang paling disukai pada semua aspek yang diuji dengan rentang nilai dari 3,77 hingga 4,10 yang tergolong dalam ketegori suka. Hasil uji Friedman menyatakan terdapat pengaruh substitusi tepung sorgum putih pada aspek warna, aroma, rasa manis, tekstur dimulut dan kekerasan. Hasil uji Tuckey menunjukkan bahwa substitusi tepung sorgum putih pada fig bar dengan persentase 50% adalah yang paling disukai sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai produk camilan sehat yang kekinian.
Pengaruh Substitusi Ceker Ayam Pada Pembuatan Sosis Ayam Terhadap Daya Terima Konsumen Rozana Muthi'ah; Yati Setiati; Alsuhendra
Jurnal Sains Boga Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Sains Boga, Volume 3 Nomor 1, Mei 2020
Publisher : Program Studi Tata Boga Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSB.003.1.03

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh substitusi ceker ayam pada pembuatan sosis ayamdengan presentase yang berbeda yaitu 30%, 40% dan 50% terhadap aspek warna, aroma, rasa dantekstur. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Makanan, Program Studi Pendidikan TataBoga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode ekperimendengan melakukan uji coba sehingga mendapatkan formula terbaik dan persentase perlakuan terbaik.Populasi pada penelitian ini adalah sosis ayam substitusi ceker ayam, sampel penelitiannya adalahpersentase substitusi ceker ayam sebanyak 30%, 40% dan 50%. Penilaian menggunakan uji hedonikkepada panelis agak terlatih sebanyak 30 orang di Program Studi Tata Boga, Fakultas Teknik,Universitas Negeri Jakarta. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa sosis ayam substitusi ceker ayamyang paling disukai untuk aspek warna, aroma dan tekstur adalah persentase 30% dengan nilai 4,30 ;4,17 dan 4,23 pada kategori suka, sedangkan pada aspek rasa memperoleh nilai 4,50 yang berada diantara kategori suka hingga sangat suka. Hasil uji friedman membuktikan terdapat pengaruh substitusiceker ayam pada pembuatan sosis ayam terhadap daya terima konsumen pada aspek warna dan tekstur.Hasil uji tuckey menunjukkan bahwa substitusi ceker ayam sebanyak 30% adalah yang paling disukaikonsumen, sehingga direkomendasikan untuk dikembangkan.
Pengaruh Penambahan Tepung Jengkol (Archidendron pauciflorum) Terhadap Daya Terima Kerupuk Jengkol Alsuhendra; Retno Agi Persada; Ari Fadiati
Jurnal Sains Boga Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Sains Boga, Volume 2 Nomor 2, November 2019
Publisher : Program Studi Tata Boga Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSB.002.2.01

Abstract

AbstractThis research aimed to portray the effect of jengkol flour addition with different concentrations on consumer acceptance. This research was conducted at the Food Processing Laboratory, Culinary Education, Faculty of Engineering, State University of Jakarta from February 2018 to January 2019. This research used an experimental method. The acceptance test was conducted by 30 semi-trained panelist including aspects of color, taste, aroma, crispness, linear expansion, and thickness. The results of hypothesis testing using the Friedman test with α = 0,05 showed that there is an effect of jengkol flour addition with different concentrations (30%, 50%, 70%) on consumers acceptance, color, taste, aroma, linear expansion and thickness aspects. While, there is no effect of jengkol flour addition in the manufacture of jengkol crackers on crispness aspect. In conclusion, Jengkol crackers with 50% of jengkol flour addition is recommended as the best formula. Keywords: jengkol flour, jengkol crackers, consumer acceptance AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung jengkol dengan konsentrasi yang berbeda terhadap daya terima kerupuk jengkol. Penelitian di lakukan di Laboratorium Pengolahan Makanan, Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta sejak Februari 2018 hingga Januari 2020. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Uji daya terima dilakukan kepada 30 orang panelis agak terlatih meliputi aspek warna, rasa, aroma, kerenyahan, daya kembang, dan ketebalan. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Friedman dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penambahan tepung jengkol dengan konsentrasi berbeda (30%, 50%, 70%) dalam pembuatan kerupuk jengkol terhadap daya terima kerupuk jengkol pada aspek warna, rasa, aroma, daya kembang, dan ketebalan, sedangkan pada aspek kerenyahan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh penambahan tepung jengkol terhadap daya terima kerupuk jengkol. Formula yang direkomendasikan adalah kerupuk jengkol dengan penambahan tepung jengkol 50%. Kata-kata kunci: tepung jengkol, kerupuk jengkol, daya terima konsumen
FORMULASI DAN EVALUASI INDERAWI MINUMAN SARI ANGKAK DARI BERAS ROJOLELE, IR 64, DAN IR 42 Alsuhendra, Alsuhendra; Ridawati, Ridawati
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 5 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.673 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i5.21368

Abstract

ABSTRACTThis study aimed to study the manufacture of Rojolele, IR 64, and IR 42 red fermented rice extract drink with the foam mat drying method and to characterize the sensory properties of the resulting beverage. The research was conducted at the Laboratory of Engineering and Catering Analysis, Faculty of Engineering, State University of Jakarta. The results show that red fermented rice could be made from Rojolele, IR 64, and IR 42 rice using the Monascus purpureus mold isolated from commercial red fermented rice. Red fermented rice and its extract powder made from IR 64 and IR 42 rice had higher bulk density and compaction density than red fermented rice extract powder made from Rojolele rice. Red fermented rice drink can be made by adding instant red ginger powder and water with a percentage of 2.5%, 25%, and 100%. Red fermented rice drink has light orange (IR 42), orange (IR 64), and reddish-orange (Rojolele) colors. All red fermented rice drinks have a moderate ginger aroma, a weak unpleasant aroma, a weak bitter taste, a medium sweet taste, a moderately spicy taste of ginger, a weak fishy taste, and a watery consistency.Keywords: Red fermented rice, foam mat drying, rice, sensory evaluation.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan minuman sari angkak beras Rojolele, IR 64, dan IR 42 dengan metode foam mat drying serta karakterisasi sifat inderawi minuman yang dihasilkan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa dan Analisis Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras angkak dapat dibuat dari beras Rojolele, IR 64, dan IR 42 menggunakan kapang Monascus purpureus yang diisolasi dari angkak komersial. Beras angkak dan bubuk sari angkak yang dibuat dari beras IR 64 dan IR 42 memiliki densitas kamba serta densitas pemadatan yang lebih tinggi daripada beras dan bubuk sari angkak yang dibuat dari beras Rojolele. Minuman sari angkak dapat dibuat dengan penambahan bubuk jahe merah instan dan air dengan persentase secara berturut-turut sebesar 2,5%, 25%, dan 100%. Minuman sari angkak memiliki warna oranye muda (IR 42), oranye (IR 64), dan oranye kemerahan (Rojolele). Semua minuman sari angkak memiliki aroma jahe sedang, aroma langu lemah, rasa pahit lemah, rasa manis sedang, rasa pedas khas jahe sedang, rasa amis lemah, dan konsistensi encer.Kata kunci: angkak, foam mat drying, beras, sifat inderawi.
The Relationship Between Knowledge And Attitudes Towards Fish-Consuming Behavior In Community Affected By Covid-19 In Cimanggis Depok Rubi Isfahani, Wita; Rusilanti, Rusilanti; Alsuhendra, Alsuhendra
Devotion : Journal of Community Service Vol. 3 No. 3 (2022): Devotion : Journal of Community Service
Publisher : Green Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/dev.v3i3.108

Abstract

Fish is a product of natural resources with high economic and biological value. One of the benefits of fish is  its nutrient that can increase immunity. However, fish to the public and have not been consumed evenly in Indonesia. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes about fish consumption on society’s fish consumption behavior. The type of research is quantitative with a survey approach. The sample in this study was the community affected by the covid-19 pandemic in the Cimanggis district, Depok city with a total sample of 25 respondents who were selected by random sampling technique. The research data were analyzed using descriptive analysis and inferential analysis. The results showed that the percentage of 25 respondents who had high fish knowledge was 64%, respondents who had high fish consumption attitudes were 72%, and 64% of respondents had low fish consumption behavior. Meanwhile, the results of the correlation test showed that there was no relationship between knowledge and fish-consuming behavior (r= 0,160) and there was no relationship between attitude and fish-consuming behavior (r = 0,395). Based on the research results, it is expected that the community, educators and the government can create and implement programs that can increase fish consumption, thus society would have excellent immunity.
Anthiypercholesterolaemic Activity of Zincophyllin . Alsuhendra; D Muchtadi; D Sastradipradja; T Wresdiyati
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 14 No. 2 (2003): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3283.348 KB)

Abstract

Pheophytin was obtained from chlorophyll that was extracted from fresh cassava leaves by use of ethanol. One hundred to 200 ppm of zinc was added to pheophytin to produce a complex of zinc-pheophytin (“zincophyllin”). The antihypercholesterolaemic effect of “zincophyllin” was studied in 20 male New Zealand White rabbits fed on a low-cholesterol (0.1%) diet for 12 weeks. Five animals were given 33.4 mg/d (doses I), 5 animals received 100.2 mg/d (doses II) of “zincophyllin”, 5 animals received standard diet as negative controls, and the remaining 5 animals served as cholesterol-fed controls (positive controls). Animal receiving dose Ii had significantly lower serum total and LDL-cholesterol concentrations. Positive control group and doses I group had significantly higher serum total cholesterol. Cholesterol concentration of group II slightly increased for 4 weeks, but decreased to normal until 12 weeks. Triglyceride concentration of all rabbits groups were in normal level, but LDL-cholesterol concentration of positive control group and doses I group were higher than others. It was suggested that the antihypercholesterolaemic effect of “zincophyllin” may benefit rabbits by inhibiting the increase of serum cholesterol concentration. Key words: Chlorophyll, pheophytin, “zincophyllin”, hypercholesterolaemic