Beragamnya masalah dan kebutuhan peserta didik SD perlu perhatian khusus, sementara guru kelas merangkap menjadi guru bimbingan dan konseling. Berdasarkan wawancara awal ditemukan bahwa di SDN Jatireja 04 tidak memiliki guru BK sedangkan idealnya sekolah dasar memiliki dua guru BK untuk menangani masalah kelas bawah (1-3) dan kelas atas (4-6). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk melihat pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru kelas memiliki teknik dan strategi untuk tetap melaksanakan layanan BK dengan cara mengintegrasikan materi BK dengan mata pelajaran umum, metode pembelajaran menyesuaikan kebutuhan perkembangan siswa, pengulangan atau remedial dalam proses belajar, melakukan komunikasi efektif dengan siswa, memberikan umpan balik atau respons setiap perilaku positif atau negatif siswa, melakukan kerjasama atau alih tangan kasus pada pihak lain. Hasil dari penelitian memperlihatkan permasalahan layanan BK di sekolah dasar adalah tidak adanya guru bimbingan dan konseling, tidak adanya pelatihan tentang layanan bimbingan dan konseling serta kurang memadainya fasilitas layanan bimbingan dan konseling di SDN Jatireja 04. Solusi yang diberikan peneliti adalah dengan pengadaan guru konseling di SD, memberikan pelatihan melalui konselor berbakat serta memfasilitasi kebutuhan bimbingan dan konseling.